DITINJAUDARI TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Pendidikan Anak Usia Dini Diajukan Oleh: VERA FATMAWATI NIM: A520090085 PROGRAM S-1 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 menyelesaikan skripsi ini dengan

p> Early childhood education for children of pre-school age 3-6 years is important, because at this age is a period of forming the foundations of the human personality, the ability to think, intelligence, skills and self-reliance and social skills in accordance with the mandate education law. Basically the child's world is a world of fundamental human progress toward a more perfect human adult. It has been realized that the generation is the next generation that needs to be nurtured from an early age, thus fostering early is the responsibility of families, neighborhoods and communities. Thus fostering pre-school age children, especially the role of the family is crucial development. Early childhood is the golden period golden age for the development of the child to the educational process. This period is the years of valuable for a child to recognize different kinds of facts on the environment as a stimulus to the development of personality, psychomotor, cognitive and it for early childhood education in the form of stimuli stimulation from the immediate environment is indispensable for optimizing the child's ability. tTabel 3,17. Sehingga, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan kompetensi kepribadian dan motivasi mengajar terhadap kinerja guru PAUD. Implikasi dari penelitian ini yaitu hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai refrensi terkait dengan hubungan antara kompetensi kepribadian dan motivasi mengajar guru PAUD terhadap kinerja RahmahRaihanah Raihanahem>This study aims to analyze how early childhood education is implemented at Ceria PAUD and Sekar Bangsa PAUD. The research method used is a qualitative method and data collection techniques using observation, interviews and documentation. The data that has been collected is then analyzed using the Miles and Hubberman model which consists of data reduction, data display and data verification. The results of the study showed that Sekar Bangsa PAUD in its learning activities was interspersed with Al-Qur'an reading and writing materials and circumcision dhuha prayers. PAUD Sekar Bangsa integrates reading and writing the Koran and circumcision prayers as additional material, while PAUD Ceria is more flexible in preparing material. These different approaches can affect the effectiveness of learning. From a sociological point of view, the differences between the two can also be seen from the cultural and religious background of the community where both are located. The use of the classical method is used by both of them when teaching students who are in the beginner class, namely children aged 2-4 years. Meanwhile, they use the center method to teach children who are already in small A class and large A class. Consideration of the center method used because of the level of child development. Other methods that are often used are singing, telling stories, interpersonal methods. This research contributes to studying the variety of learning in various PAUD so that it can provide new information to education activists at the PAUD level. Ttabel = 2,093 menunjukkan media Labaca Halfik efektif meningkatakan kemampuan membaca. Uji normalisasi peningkatan kemampuan membaca antara pretest dan posttest dengan nilai N-gain 0,81 menunjukkan adanya peningkatan tinggi. Media buku LaBaCa HalFik menjadikan pembelajaran membaca lebih sistematis dan terkontrol. Guru maupun orangtua di rumah dapat melakukan control dan mengetahui sejauh mana perkembangan kemampuan membaca. Pembelajaran dengan media buku LaBaCa Halfik menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan dan melatih anak untuk mengembangkan kedisiplinan, kepercayaan diri dan kemandirian belajarResearchGate has not been able to resolve any references for this publication.

Bima(Suara NTB) – Guru-guru sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah orang-orang terpilih dan dipercaya oleh sang pencipta sebagai tempat pendidikan pertama bagi anak-anak yang akan menjadi pemimpin di masa depan. “Ibu-ibu di sini (guru PAUD,red) yang diberi tugas yang sangat penting oleh tuhan, karena ibu-ibu memiliki anak-anak yang sekolah
Infeksi Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi yang menyebar ke seluruh belahan dunia. Infeksi coronavirus jenis baru yang misterius dan sangat infeksius. Penyebaran yang begitu cepat sehingga dibutuhka cara-cara terbaik yang efektif untuk mencegah pemularannya. Metode yang paling baik untuk memutus rantai penularan adalah dengan menjaga jarak fisik physical distancing dan menjaga jarak sosial social distancing selama vaksin belum ditemukan. Tulisan ini membahas tentang dampak pandemi terhadap dunia pendidikan khususnya Pendidikan Anak Usia Dunia PAUD dan mencoba menguraikan tentang proses pembelajaran baru dengan sistem belajar jarak jauh agar sistem pendidikan dan pembelajaran tetap berlangsung dengan baik. Abstract Covid-19 infection is stated as a pandemic that spreads to all parts of the world. A new, mysterious and highly infectious type of coronavirus infection. The spread is so fast that the best effective ways to prevent transmission are needed. The best methods for breaking the chain of transmission are by maintaining physical distancing and maintaining social distancing as long as the vaccine has not been found. This paper discusses the impact of a pandemic on the world of education, especially World Age Education PAUD and tries to describe the new learning process with distance learning systems so that the education and learning system continues to run well. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Indonesian Journal of Early Childhood Jurnal Dunia Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 Juli 2020 e-ISSN 2655-6561 Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini PAUD Dimasa Pandemi Covid-19 Cipta Pramana  Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Jakarta Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang, Indonesia DOI Riwayat Artikel Diterima 15/7/2020 Disetujui 10/8/2020 Dipublikasikan 31/7/2020 Infeksi Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi yang menyebar ke seluruh belahan dunia. Infeksi coronavirus jenis baru yang misterius dan sangat infeksius. Penyebaran yang begitu cepat sehingga dibutuhka cara-cara terbaik yang efektif untuk mencegah pemularannya. Metode yang paling baik untuk memutus rantai penularan adalah dengan menjaga jarak fisik physical distancing dan menjaga jarak sosial social distancing selama vaksin belum ditemukan. Tulisan ini membahas tentang dampak pandemi terhadap dunia pendidikan khususnya Pendidikan Anak Usia Dunia PAUD dan mencoba menguraikan tentang proses pembelajaran baru dengan sistem belajar jarak jauh agar sistem pendidikan dan pembelajaran tetap berlangsung dengan baik. Kata Kunci covid-19; pendidikan anak usia dini; belajar jarak jauh Keywords covid-19; early childhood education; long distance learning Covid-19 infection is stated as a pandemic that spreads to all parts of the world. A new, mysterious and highly infectious type of coronavirus infection. The spread is so fast that the best effective ways to prevent transmission are needed. The best methods for breaking the chain of transmission are by maintaining physical distancing and maintaining social distancing as long as the vaccine has not been found. This paper discusses the impact of a pandemic on the world of education, especially World Age Education PAUD and tries to describe the new learning process with distance learning systems so that the education and learning system continues to run well. Indonesian Journal of Early Childhood Jurnal Dunia Anak Usia Dini is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike International License. © 2020 Indonesian Journal of Early Childhood Jurnal Dunia Anak Usia Dini  Corresponding author Cipta Pramana Address Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang Email pramanacipta e-ISSN 2655-6561 p-ISSN 2655-657x Indonesian Journal of Early Childhood Jurnal Dunia Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 Juli 2020 e-ISSN 2655-6561 CIPTA PRAMANA. IJEC. VOL. 2 NO. 2. 2020 PENDAHULUAN Penyakit Coronavirus 2019 atau sering dikenal dengan COVID 19, merupakan penyakit baru yang misterius berawal dari Wuhan, Cina Zhang Y, Jiang B, Yuan J, Tao Y 2020. Awalnya penyakit ini hanya dianggap sebagai pneumonia yang etiologinya belum dengan perkembangan teknologi,penyebab penyakitini diumumkan oleh Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok CDC Cina pada 08 Januari 2020, sebagai virus corona baru dan belum pernah ada sebelumnya Li Q, Guan X, Wu P, Wang X 2020. Seiring bertambahnya hari, perkembangan virusinisemakin meluas,bahkan pada tanggal31Januari2020,Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengumumkan bahwa COVID-19 merupakan suatu keadaan darurat bagi kesehatan masyarakat dan menjadi suatu perhatian internasional yang memiliki risiko tinggi. Kemudian WHO pada tanggal 11 Maret 2020 mengumumkan bahwa COVID-19 sudah menjadi pandemik Li Q, Guan X, Wu P, Wang X 2020 dan World Health Organization 2005. Mengingat penyebaran virus ini begitu cepatnya, sedangkan vaksin belum juga ditemukan maka satu-satunya upaya agar virus tidak menyebar semakin luas dan penderita tidak semakin banyak adalah upaya preventif atau pencegahan. Salah satu car pencegahan yang efektf adalah menjaga jarak fisik physical distancing dan jaga jarak sosial social distancing Reluga 2010. Pandemi COVID-19 telah merubah tatanan dunia dan memberikan dampak dan perubahan yang luar biasa dari segala bidang, baik kesehatan, ekonomi, sosial-budaya, juga pendidikan. Dengan belum ditemukan vaksin pencegah infeksi COVID-19 maka diperlukan tindakan dan kebijaksanaan oleh pemerintah dan masyarakat untuk menyesuaikan dampak dari pandemi tersebut dengan langkah-langkah mengambil jarak fisik maupun jarak sosial Reluga 2010 dan Reimers 2020. Dampak pandemi juga berpengaruh ke dunia pendidikan di Indonesia. Untuk mencegah penularan COVID-19 maka Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim menerbitkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease Covid-19. Salah satu pokok penting adalah terkait belajar dari rumah. Adapun aktivitas dan tugas pembelajaran dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk dalam hal kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah SE Mendikbud NO 4 Tahun 2020 2020. Indonesian Journal of Early Childhood Jurnal Dunia Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 Juli 2020 e-ISSN 2655-6561 CIPTA PRAMANA. IJEC. VOL. 2 NO. 2. 2020 Pendidikan Anak Sekolah Usia Dini PAUD juga harus menyesuaikan dirinya dalam menghadapi perubahan tatanan dalam proses belajar mengajar. Yang sebelumnya anatar guru dan murid bisa kontak langsung dan berinteraksi, sekarang harus melakukan proses belajar jarak jauh dengan menggunakan fasilitas teknologi informasi yang tersedia. Ini merupakan tantangan baru baik bagi guru PAUD maupun bagi siswa dalam hal ini orang tua siswa agar proses pendidikan tetap berjalan sesuai dengan kurikulum dan tujuan dari pendidikan. PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Anak usia dini merupakan individu yang sedang mengalami proses tumbuh kembang yang sangat mendasar bagi kelanjutan kehidupan di kemudian hari. Pada tahapan usia dini, anak akan mengalami perkembangan dan pertumbuhan fisik serta mental yang cukup banyak. Pada usia ini pula anak akan merespons serta mengolah berbagai hal yang diterimanya dengan cepat. Pentingnya pendidikan di usia dini adalah untuk membekali sedini mungkin pendidikan berkarakter agar dalam perjalanan usianya akan dapat menjalani pendidikan selanjutnya dengan baik. Bukan hanya soal keilmuan tetapi tentang sopan-santun, latihan kedisiplinan, interaksi sosial, mengenal ilmu keagamaan, mengenal budaya hidup sehat dan lain-lain. Oleh karena itu berbagai hal yang diterima oleh anak pada usia dini akan menjadi fondasi dasar yang sangat bermanfaat bagi kehidupannya kelak. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada bagian ketujuh pasal 28 mengatur tentang Pendidikan anak usia dini Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 2003. 1. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. 2. Pendidikan anak usia dini dapat doeselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan/atau informal. 3. Pendidikan anak usia dini pada jalur formal berbentuk taman kanak-kanak TK, raudatul athfal RA atau bentuk lain yang sederajad. 4. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompokbermain KB, taman penitipan anak TPA, atau bentuk lain yang sederajat. 5. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikankeluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. 6. Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud pada Indonesian Journal of Early Childhood Jurnal Dunia Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 Juli 2020 e-ISSN 2655-6561 CIPTA PRAMANA. IJEC. VOL. 2 NO. 2. 2020 ayat 1, ayat 2, ayat 3, dan ayat 4 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. PERAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN USIA DINI Abdullah 2003 Pendidikan anak usia dini justru dimulai dari keluarga di rumah yang merupakan lembaga pendidikan utama. Kebutuhan baik biologis, psikologis, kesehatan dan kebahagiaan akan senantiasa disediakan dalam keluarga di rumah termasuk dalam perawatan dan pendidikan. Keluarga diharapkan mampu melahirkan generasi yang dapat tumbuh menjadi pribadi yang berkualitas, serta mampu menyesuikan diri di tengah kehidupan masyarakat yang majemuk dan penuh tantangan dalam hidup. Sekaligus dapat menerima dan mewarisi nilai-nilai budaya luhur warisan nenek moyang yang adi luhung. Menurut Selo Soemarjan, keluarga adalah sebagai kelompok inti, sebab keluarga adalah masyarakat pendidikan pertama dan bersifat alamiah. Dalam keluarga, anak dipersiapkan untuk menjalani tingkatan-tingkatan perkembangannya sebagai bekal ketika memasuki dunia orang dewasa, bahasa, adat istiadat dan seluruh isi kebudayaan, seharusnya menjadi tugas yang dikerjakan keluarga dan masyarakat di dalam mempertahankan kehidupan oleh keluarga. MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PADA PROSES BELAJAR DI RUMAH a. Masalah bagi anak dan orang tua Hendy 2020 Dengan kebijaksanaan untuk belajar di rumah menyebabkan para orang tua juga harus menyesuaikan engan metopde yang baru tersebut. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran di rumah dengan metode daring tidaklah mudah. Faktor kurangnya semangat anak dan kurangnya kemampuan orang tua dalam mendampingi anak menjadi tantangan dalam penerapan metode pembiasaan. Tidak semua orang tua bisa menggunakan aplikasi pembelajaran yang baru, dan juga tidak banyak orang tua yang menggantikan sebagai guru di rumah. Orang tua sering tidak sabar dan tidak telaten dalam menghadapi ankanya di rumah yang kadang malah sering dibentak- Indonesian Journal of Early Childhood Jurnal Dunia Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 Juli 2020 e-ISSN 2655-6561 CIPTA PRAMANA. IJEC. VOL. 2 NO. 2. 2020 bentak atau dimarahi yang dapat menimbulkan efek yang tidak baik bagi anak. Dengan situasi dan kondisi yang tidak kondusif tersebut membuat anak menjadi jenuh di rumah karena tidak bisa ketemu dengan teman-teman di sekolah seperti biasanya, dan kurangnya motivasi untuk belajar. Pembelajaran di rumah sering monoton, karena biasanya di sekolah guru menyampaikan pembelajaran diselingi nyanyi, tepuk tangan, cerita dan dongeng serta kreatifitas lainnya. Emosi anak yang belum stabil dan belum bisa mengontrol dirinya dengan baik serta kemampuan konunikasi yang terbatas sehingga sulit menyampaikan apa yang dia rasakan. Dengan adanya perubahan atmosfir dan lingkungan serta tatanan baru, yang biasanya melakukan pembelajaran bersama teman-teman di sekolah yang sangat menyenangkan dan penuh kreatifitas, sekarang dengan tiba-tiba harus dilakukan sendiri di rumah dirasakan sangat kurang menarik dan membosankan. Akan muncul masalah baru jika kedua orang tua sama-sama sibuk bekerja, sehingga akan lebih sulit melakukan pembelajaran di rumah. Meskipun ada asisten rumah tangga, tentu sangat tidak mudah seorang asisten rumah tangga bisa mengikuti metode pembelajaran melalui jaringan internet. Dan bahkan beberapa orang tua motivasi menyekolhkan ke PAUD adalah sekedar menitipkan anaknya ketika kedua orang tua bekerja di luar rumah. b. Pengaruh negatif dengan melakukan pembelajaran lewat jaringan internet Tantangan lain dalam proses pembelajaran di rumah adalah pengaruh dari penggunaan jaringan internet. Karena anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu online, mereka dapat terkena lebih banyak iklan yang dapat mempromosikan makanan tidak sehat, stereotip gender atau materi yang tidak sesuai usia. Dengan adanya konten-konten yang tidak sesuai atau adanya bullying yang justru akan menimbulkan masalah baru bagi anak. Maka peran orang tua sangatlah penting untuk mendampingi ketika menggunakan perangkat internet atau pembelajaran online. c. Peramasalahan yang dihadapi guru Dengan metode pmbelajaran yang baru dan terkesan mendadak menimbulkan masalah bagi guru untuk menyesuiakannya, baik dari segi kurikulum sehingga harus menyusun kurikulum yang sesuai dengan kondisi pandemi, juga penggunaan metode pembelajaran daring yang belum tentu dikuasai oleh para guru. Belum lagi mengenai biaya “kuota” internet yang harus dikeluarkan oleh guru, apakah atas biaya sendiri atau biaya oleh institusi tempat mengajar. Kalau biaya Indonesian Journal of Early Childhood Jurnal Dunia Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 Juli 2020 e-ISSN 2655-6561 CIPTA PRAMANA. IJEC. VOL. 2 NO. 2. 2020 dibebankan ke guru tentu akan memberatkan bagi yang bersangkutan. Proses pembelajaran melalui platform internet baik lewat whatsApp, zoom meeting atau dengan cara lainnya tentu tidak akan maksimal dalam memberi materi belajar jika dibanding tatap muka langsung di sekolah. Guru juga tidak bisa memantau langsung aktifitas anak seperti saat waktu di sekolah. Pembelajaran online kadang terkendala masalah sinyal yang kadang tidak stabil sehingga mengganggu proses pengajaran, dan hal ini kalau sering ditemukan maka akan menimbulkan kejengkelan dan gangguan kesehatan mental baik bagi gur, siswa dan orang tua. Sehingga dalam menghadapi metode baru pembelajaran di era pandemi COVID-19 dibutuhkan kesabaran dan kecermatan dari semua pihak terutama oleh guru agar dapat menemukan solusi dan innovasi baru untuk tercapainya proses belajar-mengajar dengan baik. d. Masalah kesehatan Lee J 2020 Dengan adanya pandemi COVID-19 sehinga ditutupnya sekolah di hampir seluruh negara di dunia termasuk Indonesia, telah menyebabkna gangguan pada rutinitas sehari-hari. Pada tanggal 8 April 2020, menurut UNESCO telah ditangguhkan sekolah secara nasional di 188 negara. Dengan penutupan sekolah tersebut secara langsung maupun tidak langsung telah mempengaruhi kesehatan mental bagi siswa karena kurangnya akses sumber daya yang basanya nereka miliki melalui sekolah. Rutinitas sekolah adalah mekanisme koping yang penting bagi anak-anak dan kaum muda dengan masalah kesehatan mental. Ketika sekolah ditutup, mereka seperti kehilangan arah dalam kehidupan. Berangkat ke sekolah merupakan kesenangan tersendiri yang bisa membahagiakan bagi anak. Menurut penelitian seorang psikolog klinis di Hongkong, Zanonia Chiu, dimana setelah sekolah ditutup sejak 3 Febrauari 2020 beberapa orang mengunci diri di dalam kamar mereka selama berminggu-minggu, menolak untuk mandi, makan, atau meninggalkan tempat tidur mereka. Untuk beberapa anak dengan depresi, dan akan menghadapi kesulitan yang cukup besar untuk menyesuaikan kembali ke kehidupan normal ketika sekolah dilanjutkan. Anak-anak dengan kebutuhan pendidikan khusus, seperti mereka yang memiliki gangguan spektrum autisme, juga berisiko. Mereka dapat menjadi frustrasi dan mudah marah ketika rutinitas harian mereka terganggu, kata psikiater Chi-Hung Au Universitas Hong Kong, Hong Kong, Cina. Dia menyarankan orang tua untuk membuat jadwal untuk anak-anak mereka untuk mengurangi kecemasan yang disebabkan oleh ketidakpastian. Dengan sesi terapi wicara dan Indonesian Journal of Early Childhood Jurnal Dunia Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 Juli 2020 e-ISSN 2655-6561 CIPTA PRAMANA. IJEC. VOL. 2 NO. 2. 2020 kelompok keterampilan sosial yang ditangguhkan, dapat menghambat kemajuan untukmengembangkan keterampilan yang sanagat penting dibutuhkan. LANGKAH-LANGKAH YANG DIAMBIL DALAM MENGHADAPI PROSES PEMBELAJARAN DI ERA PANDEMI COVID-19 1. Pemerintah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah meminta kepada guru-guru Pendidikan Anak Usia Dini PAUD agar selama pandemi Covid-19 ini, tidak memberikan tugas yang bermacam-macam kepada muridnya. Anak-anak diberikan keleluasan untuk bermain di rumah dengan bimbingan dan pengawasan orang tua. Demikian disampaikan Plt. Direktur Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan GTK Pendidikan Anak Usia Dini, Abdoellah dalam video konferensi pada Selasa 31/3/2020. Dinas Pendidikan setempat harus lebih berperan aktif memberikan support kepada guru dan orang tua murid. Mengambil langkah-langkah inovatif, memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi serta mempertimbangkan cara-cara yang lebih baik lagi, untuk memberikan pendidikan selama masa pandemi ini belum berakhir. 2. Institusi dan Guru Sebaiknya setiap institusi PAUD bisa memberikan fasilitas untuk membantu biaya kuota penggunaan internet dalam proses pembelajaran, agar tidak membebani para guru untuk biaya kuota. Institusi pendidikan juga mulai menyesuaikan diri untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar, memiliki aplikasi digital untuk proses pembelajaran yang bisa diakses oleh seluruh pendidik, anak didik maupun orang tua siswa. Kebijakan belajar di rumah, membuat para guru, termasuk di jenjang PAUD, diharapkana segera beradaptasi. Pembelajaran yang biasanya dilakukan tatap muka di sekolah, kini harus dilakukan belajar secara jarak jauh dengan mempergunakan teknologi komunikasi. Dengan platform pembelajaran yang baru para guru PAUD harus memiliki kemampuan dan keterampilan mengoperasikan teknologi tersebut, merencankan pembelajaran jarak jauh yang menyenangkan yang masih sesuai dengan kurikulum pendidikan. Materi-materi pembelajaran yang bisa dilakukan antara lain membiasakan hidup bersih dan sehat misalnya praktek cuci tangan, mandi, gosok gigi, membesihakn perlengakapan makan sendiri. Materi pendidikan karakter antara lain adalah Indonesian Journal of Early Childhood Jurnal Dunia Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 Juli 2020 e-ISSN 2655-6561 CIPTA PRAMANA. IJEC. VOL. 2 NO. 2. 2020 membantu orang tua, merapikan sendiri tempat tidur, merapikan meja setelah makan, berbicara sopan, mengucaokan terimakasih, mengucapkan minta maaf bila salah, dan lain-lain. Beberapa keterampilan yang harus dimiliki oleh duru PAUD dalam era digital adalah Hendy 2020 a. Guru harus mampu dan cepat beradaptasi denga teknologi informasi, karena belajar dari rumah harus menggunakan perangkat teknologi tersebut. Selain aplikasi daring menggunakan WhatssAp juga bisa menggunakan Zoom atau Google meeting. Pembelajaran daring untuk anak usia 5-6 tahun bisa untuk topik pembelajaran misalnya bercerita, bernyanyi dan lain-lain. Dengan durasi yang tidak terlalu lama mungkin maksimal 20 menit saja. b. Guru PAUD dituntut kreatif dan inovatif. Misalnya mengajak untuk membuat karya di rumah misalnya membuat pot dari botol plastik, menanam tanaman bunga atau sayuran di dalam pot, membuat bonek tangan menggunakan kaos kaki bekas bersama orang tua, dan lain-lain. c. Guru PAUD harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan orang tua murid, hal ini sangat penting dalam membantu kelancaran proses belajar di rumah. Komunikasi dilakukan bukan hanya saat berlangsungnya proses belajar-mengajar, tetapi bisa dilakukan kapan saja sesuai kebutuhan dalam rangka penilaian dan evaluasi pembelajaran. Komunikasi yang rutin juga dibutuhkan dalam upaya terlaksananya tumbuh kembang anak secara maksimal serta menjaga agar anak tetap sehat di tengah pandemi Covid-19 dengan selalu mengingatkan kepada orang tua tentang protokol kesehatan. 3. Orang tua Wahyu 2020 Peran orang tua sangat diharapkan dalam proses belajar di rumah. Diharapkan orang tua bisa mendampingi ketika anak belajar atau turut belajar bersama anak. Bisa membimbing, mengarahkan bahkan harus bisa mendidik bagi anaknya menggantikan peran guru yang biasanya mengajar di sekolah. Orang tua bisa membuat laporan perkembangan belajar siswa ke guru pembimbingnya dan dikomunikasikan hal-hal yang menghambat dalam proses penbelajaran, agar dapat ditemukan solusi pemecahannya. Dalam menghadapi pandemi Covid-19, orang tua juga dituntut untuk mengetahui tentang protokol kesehatan sesuai himbauan pemerintah. Dan hal Indonesian Journal of Early Childhood Jurnal Dunia Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 Juli 2020 e-ISSN 2655-6561 CIPTA PRAMANA. IJEC. VOL. 2 NO. 2. 2020 tersebut harus disampaikan keopada anak agar mendisiplinkan diri untuk menjaga kesehatan secara maksimal. Karena anak usia dini rentan terhadap paparan infeksi. Gambar berikut menunjukkan protokol kesehatan untuk anak yang perlu dipahami dan diterapkan oleh orang tua kepada anak di rumah. Ketika mengajak berkunjung ke rumah nenek atau kerabat yang lain harus tetap memakai masker wajah, posisi duduk juga harus tetap menjaga jarak sekitar 2 meter, dan bila bermain bersama teman atau saudara yang lain harus memakai masker wajah Unicef 2020. Gambar 1. Berkunjung ke rumah keluarga yang lain tetap menggunakan masker wajah Gambar 2. Jarak duduk dengan orang yang dikunjungi sekitar 2 meter Gambar 3. Bila harus bermain bersama, tetap meggunakan masker wajah SIMPULAN Dengan adanya wabah pandemi Covid-19 yang melanda ke seluruh dunia, telah merubah tatanan kehidupan di segala bidang dengan adanya kebijakan menjaga jarak fisisk physical distancing dan jaga jarak sosial social distancing. Dunia pendidikan dari semua jenjang pendidikan termasuk pendidikan anak usia dini PAUD juga merasakan dampaknya. Pembelajaran di rumah dengan sistem daring merupakan pilihan yang tidak bisa dihindari, sehingga menimbulkan masalah baru dalam bidang pendidikan. Banyak tantangan dan hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran di rumah, baik oleh institusi pendidikan, guru, siswa dan orang tua. Dengan belajar jarak jauh tentu dirasakan sangat beda bila dibandingkan dengan belajar di sekolah, baik dari segi proses pembelajaran, metode belajar, respon siswa terhadap materi pelajaran, dan kesehatan mental-sosial. Indonesian Journal of Early Childhood Jurnal Dunia Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 Juli 2020 e-ISSN 2655-6561 CIPTA PRAMANA. IJEC. VOL. 2 NO. 2. 2020 Masalah yang dihadapi dalam proses belajar jarak jauh dapat diatasi asalkan adanya motivasi yang tetap tinggi dari guru untuk menyesuaikan diri dengan pengajaran menggunakan teknologi informasi, siswa yang tetap semangat untuk belajar di rumah dan orang tua yang setia mendampingi belajar anaknya di rumah, menjaga kesehatan anak dengan gizi yang cukup, mengikuti protokol kesehatan serta dukungan kebijakan yang positif dari pemerintah. REFERENSI Abdullah, M. Imron, Pendidikan Keluarga Bagi Anak, Cirebon Lektur, 2003. Lee J. Mental health effects of school closures during COVID-19. The Lancet Child & Adolescent Health. 2020 Jun 1;46421. Li, Q., Guan, X., Wu, P., Wang, X., Zhou, L., Tong, Y., Ren, R., Leung, Lau, Wong, and Xing, X., 2020. Early transmission dynamics in Wuhan, China, of novel coronavirus–infected pneumonia. New England Journal of Medicine. Reimers FM, Schleicher A. A framework to guide an education response to the COVID-19 Pandemic of 2020. OECD. Retrieved April. 2020; 142020.. Reluga, 2010. Game theory of social distancing in response to an epidemic. PLoS computational biology, 65. World Health Organization, 2005. Statement on the second meeting of the International Health Regulations 2005 Emergency Committee regarding the outbreak of novel coronavirus 2019-nCoV. Zhang, Y., Jiang, B., Yuan, J. and Tao, Y., 2020. The impact of social distancing and epicenter lockdown on the COVID-19 epidemic in mainland China A data-driven SEIQR model study. medRxiv HealthyAtHome-HealthyParenting. Hendy Puspita Primasari. Tantangan dalam pembelajaran PAUD pada masa Pandemi. 14 Juni 2020 How to keep your child safe online while stuck at home during the COVID-19 outbreak. Surat Edaran Mendikbud NO 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease COVID-19 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wahyu Adityo Prodjo."Belajar dari Rumah, Begini Cara Belajar Siswa PAUD Rumah Main Cikal". ... Kemudian guru juga dapat melakukan evaluasi rutin dengan guru lain tanpa harus bertemu. Siswa merasa nyaman dan senang dengan model pembelajaran daring Ananda et al., 2021;Pramana, 2020. ... M. Ubaidillah RidwanullohAgus Miftakus SururSetiawan SetiawanIntan Putri RahayuCovid-19 berdampak signifikan pada bidang pendidikan di Indonesia di semua jenjang. Proses belajar mengajar seharusnya dilakukan secara tatap muka atau offline, namun dengan adanya Covid-19 ini pemerintah memberlakukan pembelajaran secara daring atau online yang menyebabkan anak-anak mengalami kesulitan belajar. Tujuan pengabdian ini untuk mengetahui dan membantu kesulitan belajar anak-anak Dusun Jegles di masa pandemi Covid-19 serta mengetahui strategi pembelajaran yang digunakan pendidik sehingga dapat memberikan referensi kepada para orang tua dalam membimbing anak-anak belajar secara online. PkM ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research PAR, strategi dengan berbaur kepada masyarakat dan membantu permasalahan yang dihadapinya melalui program bimbingan belajar “ceria”. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk membangun kesadaran masyarakat dan membawa perubahan sosial di masyarakat. Adapun kegiatan bimbingan belajar dilakukan pada empat puluh anak di Dusun Jegles, Desa Tarokan yang meliputi 8 anak TK/RA, 25 anak SD/MI, 8 anak SMP/MTS. Hasil kegiatan PkM adalah program bimbingan belajar “ceria” berhasil membantu kesulitan belajar yang dialami anak-anak di Dusun Jegles. Dengan adanya bimbingan belajar “ceria”, anak lebih semangat dan termotivasi dalam belajar. Kesulitan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dan pemahaman materi sekolah dapat teratasi dengan baik. Masyarakat Dusun Jegles merasa senang dengan adanya bimbingan belajar “ceria” pada pembelajaran online selama pandemi Covid-19.... Guru juga tidak bisa langsung memantau aktifitas anak seperti saat pembelajaran tatap muka waktu di sekolah. Pembelajaran online kadang terkendala masalah sinyal yang kadang tidak stabil sehingga mengganggu proses pengajaran, dan jika hal ini sering ditemukan maka akan menimbulkan kejengkelan dan gangguan kesehatan mental baik bagi guru, siswa dan orang tua Pramana, 2020. Sehingga dalam menghadapi metode baru pembelajaran di era pandemi COVID-19 dibutuhkan kesabaran dan kecermatan dari semua pihak terutama oleh guru agar dapat menemukan solusi dan inovasi baru untuk tercapainya proses belajar-mengajar dengan baik. ...Muhammad FahmiRahmah HasanahImam Setia PermanaNur Alim BahriThe current pandemic has an impact not only on the economic sector, but also on the education sector, which has led to online learning, so many negative rather than positive effects can be seen. This study aims to understand how to improve the reading and writing skills of SD Pareang Gunung Karamat students in grades 2-5. The method in this study used a qualitative descriptive method. The implementation of this research was carried out with the following steps; 1 Preparation of the research, the author asks the relevant parties for permission to conduct research at the locality, in this case the related party is a teacher at SDN Pareang; 2 data collection, the authors conducted interviews with teachers, vice principals, and made direct observations by becoming temporary teachers for students in grades 2-5 SD Pareang; 3 data analysis is done by reducing the data. The results of the study showed that many students of SDN Pareang Class 2-5 were unable to read and write due to the impact of covid-19 and resulted in several impacts on the indicators that occurred, namely; ; 1 The readiness of parents to become mentors during the SFH Study From Home period; 2 the level of student adaptation to learning; 3 Comfortable Learning during the pandemic; 4 Availability of devices and internet connection to support learning. Kata kunci Covid-19, Pandemic, Study From Home Abstrak Pandemi yang terjadi saat ini berdampak bukan hanya di sektor perekonomian saja melainkan sanagt berdampak pada sektor pendidikan, dimana hal tersebut mengakibatkan pembelajaran menjadi Daring sehingga banyak dampak negatif yang terlihat daripada dampak positifnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan kemampuan membaca dan menulis pada siswa kelas 2-5 di SD Pareang Gunung Karamat. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut; 1 Persiapan penelitian, penulis meminta izin kepada pihak terkait untuk melakukan penelitian pada lokasi tersebut adalah hal ini pihak terkait merupakan pengajar SDN Pareang; 2 pengumpulan data, penulis melakukan wawancara terhadap pengajar, wakil kepala sekolah, dan melakukan observasi secara langsung dengan menjadi pengajar sementara untuk siswa kelas 2-5 SD pareang; 3 analisis data dilakukan dengan cara mereduksi data. Hasil penelitian yang ditemukan bahwa siswa SDN Pareang Kelas2-5 banyak yang belum bisa membaca dan menulis akibat dampak covid-19 tersebut dan mengakibatkan beberapa dampak pada indikator yang terjadi yaitu; ; 1 Kesiapan orang tua menjadi pembimbing pada masa SFH Study From Home; 2 Tingkat Adaptasi Siswa terhadap Pembelajaran; 3 Kenyaman Pembelajaran masa pandemi; 4 Ketersediaan perangkat dan koneksi internet sebagai penunjang pembelajaran. Keywords Covid-19, Pandemi, Belajar dari rumah... Dengan adaanya pembelajaran gcr sangat membantu mahasiswa terlebih rumah mahasiswa yang pelosok atau pedesaan yang signal kurang kuat sebab mereka tidak akan diberatkan untuk mencari signal yang kuat namun kekurangan nya gcr tidak dapat bertatap muka secara langsung berbeda dengan zoom Fadlilah, 2020. Diskusi menggunakan gcr terdapat mahasiswa yang aktif dan banyak juga mahasiswa yang kurang aktif dalam diskusi materi yang sudah disiapkan oleh dosen, maka itulah tantangan sebagai dosen agar membuat kelas, dan mahasiswa aktif dalam forum presentasi, dan diskusi dalam materi Pramana, 2020. Dapat ditarik kesimpulan dari pendapat diatas bahwa menggunakan gcr mahasiswa dan dosen harus seling mefresh platfrom tersebut jika tidak tak akan muncul pemberitahuan yang baru untuk mengetahui hasil diskusi mahasiswa PIAUD semester 4 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. ...Khairunnisa UlfadhilahAdanya mengalami perubahan sangat signifikan yakni pembelajaran secara online dari jenjang anak usia dini hingga mahasiswa. Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga mengikuti aturan yang sudah ada yakni online menggunakan platfrom yang sudah ditentukan oleh dosen, dosen mata kuliah Perencanaan dan Evaluasi Anak Usia Dini menggunakan platfrom zoom dengan gcr. Adanya kegiatan Fieldy Study di jurusan Pendidikan Anak Usia Dini untuk melakukan mengajar pada mahasiswa semester 4, dan menemukan proses pembelajaran mahasiswa semester 4 melalui zoom dengan gcr. Penelitian ini menggunakan kualitatif untuk mendeskripsikan temuan yang telah diteliti kemudian dicatat. Teknik pengumpulan data ialah dengan wawancara, dokumentasi, dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pembelajaran online mata kuliah Perencanaan dan Evaluasi Anak Usia Dini melalui platfrom Zoom dengan GCR sudah efektif. Selain itu, pembelajaran menggunakan system online mendapat respon dari mahasiswa terdapat lebih fleksibel namun terdapat beberapa mahasiswa menemukan kendala dengan signal, dan pembelajaran kurang maksimal. Adanya aplikasi penghubung antara dosen dengan mahasiswa untuk proses belajar mengajar dilakukan selama adanya pandemi Covid-19, dan mahasiswa menerima pemahaman maupun penjelasan yang diutarakan oleh dosen.... Sari, dkk 2020 juga menyatakan hal yang sama yaitu adanya gangguan fisik yang disebabkan faktor kejiwaan dan tumpukan emosi yang dapat menimbulkan guncangan dalam diri seseorang di masyarakat, seperti kecemasan, stress, lingkungan sosial yang banyak memengaruhi pikiran negatif, seperti karena berita hoax dan lain sebagainnya. Perubahan pola belajar yang menggunakan internet sebagai media tatap muka juga menimbulkan permasalahan pada anak, yaitu dengan online anak-anak akan mudah terkena lebih banyak iklan yang dapat mempromosikan makanan tidak sehat, stereotip gender atau materi yang tidak sesuai usia Pramana, 2020. ...... Once a child feels able to create something new and unique, he will do it again in other situations. Playing is the beginning of the emergence of visual intelligence because in fun activities, children will be able to express their ideas freely in relation to their environment Pramana, 2020. Therefore, these activities can be used as one of the bases in developing children's visual intelligence. ...Choirun NisaParents are obliged to encourage and facilitate the growth of the child's ability, so that it becomes one of the provisions in wading through his adult life. So starting from an early age, many parents send their children to early childhood education, with the hope that the child can grow and develop well, especially in terms of intellectual and physical abilities. One of the curricula in kindergarten is learning to draw. This is done, as one of the relevant efforts for early childhood, to be able to optimize their visual and psychomotor intelligence. This research was conducted with the aim of looking at the effectiveness of learning to draw on the growth of visual intelligence in early childhood. So that it can be understood, that learning to draw is one of the subjects that needs to be included in the early childhood learning curriculum, because it has a positive impact on the development of children's intelligence. The research approach uses a quantitative approach with classroom action methods for early childhood students in the city of Tegal. The number of students observed was 100 people with a simple random sample technique. This research process was carried out for three months, with two actions, so that information about the effectiveness of an observation was obtained. The results of the study show that learning to draw is one of the media that is suitable for children's development, especially in terms of visuals. Because drawing itself is considered a game by the child, so without feeling like they are learning. In addition, essentially learning to draw encourages children to be able to improve their cognitive and psychomotor abilities, thereby stimulating children's creativity.... Tanggungjawab orangtua terhadap pendidikan menjadi dasar anak mendapatkan pendidikan terbaik. Pramana, 2020 ...... Pelatihan untuk guru PAUD sebagai contoh pelatihan memilih dan memanfaatkan media dan sumber belajar yang sesuai dengan perkembangan anak. Metode yang digunakan selama pembelajaran masa covid-19 adalah physical distancing menjaga jarak fisik dan social distancing menjaga jarak sosial untuk memutus rantai penularan Pramana, 2020. Salah satu pembelajaran untuk memutus rantai penularan yaitu pembelajaran daring melalui tutorial secara online menggunakan aplikasi youtube Ayuni et al., 2020. ...Wresni PujiyatiPembentukan kualitas dan pencapaian kesiapan belajar adalah salah satu dari peran kepemimpinan yaitu memberikan pengaruh arah dan arahan kepada anggotanya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisa kepemimpinan pada Pendidikan Anak Usia Dini PAUD. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Responden penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan stakeholder eksternal di wilayah Indramayu Jawa Barat. Temuan di lapangan menunjukkan bahwa masih ditemukan guru yang kurang termotivasi. Hal ini dikarenakan kurikulum yang belum sesuai, proses pembelajaran yang tidak maksimal, serta pembiayaan yang tidak memadai. Kepemimpinan pada PAUD sangat dibutuhkan kebijaksanaan dan kecendekiaan untuk mencapai kualitas pendidik, selain adanya pelatihan yang terus menerus dan berkesinambungan. Dapat diimplementasikan keefektifannya melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Faktor ini dikaitkan dengan hasil belajar siswa dan kurikulum, proses pembelajaran, dan metode pengajaran. Keefektifan tersebut dikaitkan dengan hasil belajar siswa dan kurikulum, proses pembelajaran, dan metode pengajaran dilaksanakan bersama guru dan wali murid serta unsur sekolah.... Anak usia dini masa yang tepat diberikan stimulasi oleh orang tua maupun guru, membiasakan hidup bersih dan sehat guna mencegah wabah serta dapat menjaga diri dari penyebaran penyakit, dan virus Wiresti, 2020. Orang tua dengan guru perlu menerapkan pada anak dalam hal cuci tangan guna menunjang aktivitas agar terjaga dari kuman, dan terlindungi dari penyakit yang menyerang kesehatan anak Pramana, 2020. Selama pandemi orang tua perlu melakukan protokol kesehatan pada anak secara kerat seperti sering mencuci tangan dengan air, menggunakan handsaniter, memakai masker jika keluar rumah, dan menjaga jarak Hewi & Asnawati, 2020. ...Khairunnisa Ulfadhilah Na'Imah Na'imahTujuan penelitian ini dapat mendeskrisikan tahapan biasakan anak untuk pola hidup bersih dan sehat pada anak usia dini di pandemi. Riset menggunakan metode kualitatif deskriptif. Subjek memakai teknik pemilihan sampel dengan pertimbangan tertentu. Penelitian menggunakan subjek guru, kepala sekolah, dan orang tua. Riset memakai wawancara guna mengumpukan data dengan proses analisis melalui 3 cara reduksi data, display data, dan kesimpulkan serta verifikasi data. Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek penelitian ialah penerapan pola hidup bersih dan sehat pada anak usia dini masa pandemi Covid-19 perlu ditingkatkan oleh orang tua, memberikan asupan nutrisi yang bergizi, membiasakan anak untuk hidup bersih dan sehat, olahraga yang teratur, cuci tangan dengan air mengalir menggunakan sabun, dan menjaga kebersihan guna mencegah terpapar wabah SuryaniNur HazizahDasar penelitian ini yaitu pentingnya pola asuh orangtua dalam mengembangkan kemampuan literasi digital anak. Orangtua peran yang sangat besar dalam mengembangkan kemampuan literasi digital anak. sebab setiap pola asuh yang diberikan kepada anak akan mempengaruhi untuk masa depan anak. penelitian ini guna mengetahui pola asuh orangtua dalam mengembangkan kemampuan literasi digital anak di era teknologi di Nagari Aia Manggih Kabupaten Pasaman. Penelitan bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian yakni seluruh orangtua anak di kelompok B berjumlah 85 orangtua. Teknik pengumpulan data berupa penyebaran angket, yang telah diuji validasi dan reabilitasnya. Berdasarkan hasil analisis data dari 3 taman kanak-kanak di nagari aia manggih dilihat dari rata-rata presentase tertinggi yaitu TK Raudhatul Jannah menggunakan pola asuh demokratis TK Bakti Ibu menggunakan pola asuh demokratis dan TK Negeri Pembina menggunakan pola asuh demokkratis Jadi pola asuh yang dominan digunakan di nagari aia manggih kabupaten pasaman untuk mengembangkan kemampuan literasi digital anak yaitu pola asuh demokratis dan kemampuan yang sudah berkembang berupa anak mampu dalam memahami, mengetahui, dan menggunakan perangkat yang NadiaDika Rosti Panama RahdjaIt has been almost a year since Covid-19 has become a world pandemic, since it was announced by the World Health Organization WHO on March 11, 2020. The Indonesian government even issued a Large-Scale Social Restriction PSBB regulation to minimize the spread of Covid-19 and its effects. PSBB is applied in all sectors of life, including the education sector. Large-scale social restrictions in the education sector are carried out by the government through the Ministry of Education and Culture by issuing Guidelines for the Implementation of Home Learning, known as BDR. The purpose of this study was to find out the various difficulties experienced by early childhood during the BDR period in the Covid-19 Era. So that effective solutions can be obtained or produced to minimize the difficulties of implementing Learning from Home so that the objectives of National Education can be achieved. English club activities are a solution to overcome the boredom experienced by children during BDR. The results showed that there were many difficulties in implementing Learning from Home. Even so, we can still find various solutions to overcome the difficulties that arise from holding BDR. In addition, the cooperation of all parties involved in educational activities, namely, teachers, parents and students as well as the Ministry of Education and Culture is the key in overcoming existing LiXuhua Guan Peng WuZijian FengBackground The initial cases of novel coronavirus 2019-nCoV-infected pneumonia NCIP occurred in Wuhan, Hubei Province, China, in December 2019 and January 2020. We analyzed data on the first 425 confirmed cases in Wuhan to determine the epidemiologic characteristics of NCIP. Methods We collected information on demographic characteristics, exposure history, and illness timelines of laboratory-confirmed cases of NCIP that had been reported by January 22, 2020. We described characteristics of the cases and estimated the key epidemiologic time-delay distributions. In the early period of exponential growth, we estimated the epidemic doubling time and the basic reproductive number. Results Among the first 425 patients with confirmed NCIP, the median age was 59 years and 56% were male. The majority of cases 55% with onset before January 1, 2020, were linked to the Huanan Seafood Wholesale Market, as compared with of the subsequent cases. The mean incubation period was days 95% confidence interval [CI], to with the 95th percentile of the distribution at days. In its early stages, the epidemic doubled in size every days. With a mean serial interval of days 95% CI, to 19, the basic reproductive number was estimated to be 95% CI, to Conclusions On the basis of this information, there is evidence that human-to-human transmission has occurred among close contacts since the middle of December 2019. Considerable efforts to reduce transmission will be required to control outbreaks if similar dynamics apply elsewhere. Measures to prevent or reduce transmission should be implemented in populations at risk. Funded by the Ministry of Science and Technology of China and others..Timothy C RelugaSocial distancing practices are changes in behavior that prevent disease transmission by reducing contact rates between susceptible individuals and infected individuals who may transmit the disease. Social distancing practices can reduce the severity of an epidemic, but the benefits of social distancing depend on the extent to which it is used by individuals. Individuals are sometimes reluctant to pay the costs inherent in social distancing, and this can limit its effectiveness as a control measure. This paper formulates a differential-game to identify how individuals would best use social distancing and related self-protective behaviors during an epidemic. The epidemic is described by a simple, well-mixed ordinary differential equation model. We use the differential game to study potential value of social distancing as a mitigation measure by calculating the equilibrium behaviors under a variety of cost-functions. Numerical methods are used to calculate the total costs of an epidemic under equilibrium behaviors as a function of the time to mass vaccination, following epidemic identification. The key parameters in the analysis are the basic reproduction number and the baseline efficiency of social distancing. The results show that social distancing is most beneficial to individuals for basic reproduction numbers around 2. In the absence of vaccination or other intervention measures, optimal social distancing never recovers more than 30% of the cost of infection. We also show how the window of opportunity for vaccine development lengthens as the efficiency of social distancing and detection framework to guide an education response to the COVID-19 Pandemic of 2020F M ReimersA SchleicherReimers FM, Schleicher A. A framework to guide an education response to the COVID-19 Pandemic of 2020. OECD. Retrieved April. 2020; 142020..The impact of social distancing and epicenter lockdown on the COVID-19 epidemic in mainland China A datadriven SEIQR model studyY ZhangB JiangJ YuanY TaoZhang, Y., Jiang, B., Yuan, J. and Tao, Y., 2020. The impact of social distancing and epicenter lockdown on the COVID-19 epidemic in mainland China A datadriven SEIQR model study. medRxivTantangan dalam pembelajaran PAUD pada masa PandemiPrimasari Hendy PuspitaHendy Puspita Primasari. Tantangan dalam pembelajaran PAUD pada masa dari Rumah, Begini Cara Belajar Siswa PAUD Rumah Main CikalProdjo Wahyu AdityoWahyu Adityo Prodjo."Belajar dari Rumah, Begini Cara Belajar Siswa PAUD Rumah Main Cikal". ead/2020/04/01/145223271/belajardari-rumah-begini-cara-belajar-siswapaud-rumah-main-cikal?page=all.
Karenaitu, perlu pengajaran teknologi sejak dini agar generasi muda siap menyongsong masa depan. Nah, agar bisa menyiapkan generasi yang melek teknologi, mau tak mau guru juga dituntut untuk memahami teknologi. Termasuk guru PAUD (pendidikan anak usia dini). Maka dari itu, ke depan, guru PAUD akan lebih banyak menggunakan IT. ilustrasi Oleh Waode Eti Hardiyanti, dan mahasiswa Kelas 3B Jurusan PGPAUD UNG Sejak muncul kepermukaan, Rancangan Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional atau RUU Sisdiknas amat mencuri perhatian publik. RUU Sisdiknas dibentuk oleh pemerintah, yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam rangka mengintegrasikan, memperbaiki dan menyempurnakan beberapa aturan yang saat ini berlaku. RUU Sisdiknas yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat agar dapat memberikan saran, masukan atau suatu pertanyaan yang dapat diakses melalui laman Sisdiknas Kemendikbudristek. Selain itu, RUU Sisdiknas memiliki prinsip-prinsip merdeka belajar yang akan menekankan kualitas belajar mengajar serta memperluas ruang inovasi dalam sistem pendidikan serta RUU Sisdiknas ini menjadi hadiah para guru diseluruh Indonesia. Pro dan kontra terus bermunculan dengan ragamnya masing-masing. Banyak pasal yang menuai kontroversi yang pada akhirnya menuai banyak kritikan dari berbagai kalangan terkhusus pada tenaga pendidik guru yang pada dasarnya menjadi garda terdepan di bidang kependidikan. Pada bulan September 2022, draf RUU Sisdiknas yang diajukan ke DPR ditolak. Untuk itu, perlu dilakukan telaah draf RUU Sisdiknas dan bagaimana ini berdampak kepada guru khususnya guru Pendidikan Anak Usia Dini PAUD. Dimulai pada kondisi peraturan mengenai PAUD, dimana ada beberapa pihak yang memilih setuju dan kurang setuju terhadap perubahan yang diusulkan yang mana pada usulan tersebut dijelaskan bahwa sebaiknya PAUD dapat berdiri sendiri dengan kurikulum dan penyelenggaraan yang tertata rapi, baik, dan jelas. Pada jenjang PAUD sendiri sudah harus ditentukan dengan sebaik-baiknya jalur, jenis dan jenjang pendidikan pendidikan sehingga dapat membantu guru dalam mendidik karakter anak. Kemudian membantu anak mengembangkan potensi untuk menambah ilmu. Kewajiban yang harus dilakukan guru PAUD tentu perlu ditunjang dengan pemenuhan hak. Dalam RUU SISDIKNAS yang mengatur hak, kesejahteraan, serta status profesi, yang dalam beberapa poin membawa angin segar bagi pendidik PAUD. Pertama, jenjang pendidikan dasar memasukkan kelas prasekolah sehingga guru PAUD akan mendapat perhatian lebih baik hak dan kewajibannya. Kedua, cakupan tunjangan profesi guru dapat lebih meluas sehingga dapat diberikan kepada banyak guru termasuk guru PAUD, yang berada di wilayah terpencil dengan gaji yang minim. Ketiga, guru swasta dan negeri akan memperoleh pendapatan yang tidak jauh berbeda, sehingga mereka dapat menjunjung profesionalitas dalam bekerja. Namun, dalam draf RUU Sisdiknak juga tidak terlepas dari kontroversi, misalnya kata-kata SD, SMP, SMA dan Madrasah dihilangkan menjadi istilah pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan keagamaan. Kemudian, calon guru diwajibkan untuk lulus pendidikan profesi guru atau PPG. Akan tetapi, bagi guru yang sudah mengajar saat Undang-Undang ini terbit tetapi belum mengikuti atau lulus PPG, tetap bisa mengajar. Terlepas dari pro dan kontra yang terdapat dalam draf RUU SISDIKNAS, pemerintah harus terus meningkatkan Sistem Pendidikan di Indonesia, salah satunya menyempurnakan RUU ini agar dapat disahkan. Sebagai calon guru PAUD, kami berharap semoga dengan adanya RUU SISDIKNAS dapat memperkuat peran guru PAUD dalam mewujudkan pendidikan yang maju dan menyeluruh bagi seluruh anak Indonesia. Selain itu, pendidikan pra-sekolah harus mendapatkan pengakuan yang tegas dan menjadi prioritas dengan dimasukkan sebagai bagian dari pendidikan dasar yang juga wajib belajar. Sehingga, peran dari Guru PAUD dapat maksimal dalam membentuk karakter masa depan bangsa.* Di usia dinilah masa-masa keemasan perkembangan anak. Saya percaya ibu-ibu guru PAUD mampu menjalankan amanat ini, karena guru PAUD adalah ibu bagi anak-anak masa depan Indonesia," tuturnya. Kepala Dinas Pendidikan Lamongan Mustofa Nur menambahkan, suatu bangsa hanya bisa maju jika didukung sumber daya manusia (SDM)
Jakarta, 14 Juni, 2012 - Sekitar 20-an anak usia 4-5 tahun bernyanyi dengan antusias di depan sebuah bangunan kecil berwarna-warni. Keriangan ini tertangkap pula di wajah para orangtua yang mengantar mereka. Demikian suasana di pendidikan anak usia dini PAUD Mekar Melati, Sukabumi. Anak-anak PAUD Mekar Melati beruntung karena telah mendapatkan layanan penting yang amenentukan masa depan mereka kelak. Lewat stimulasi yang tepat, seperti bermain dan bernyanyi, kemampuan berpikir, motorik, dan sosialisasi anak menjadi lebih berkembang. Menurut pengamatan Henhen, seorang fasilitator, guru-guru SD mulai menyadari perbedaan yang dibawa oleh PAUD. PAUD sekarang juga mulai berkoordinasi dengan Posyandu, agar anak dan orangtuanya dilayani oleh kader, petugas kesehatan dan bidan. “Dengan adanya layanan PAUD yang terintegrasi dengan posyandu, kasus gizi buruk telah menurun, “ ujar Ujam, Kepala Dinas Kesehatan Sukabumi. Di Indonesia, ragam layanan PAUD meliputi Tempat Penitipan Anak, Kelompok Belajar, Pos PAUD yang terintegrasi dengan Posyandu, Bina Keluarga Balita, Taman Pendidikan Quran, hingga Taman Kanak-Kanak/Raudhatul Athfal dan dirancang sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak. Saat ini sebagian besar layanan PAUD masih berdiri sendiri-sendiri. Misalnya, TK atau Kelompok Bermain belum terintegrasi dengan program BKB dan Posyandu. Pada acara Dialog PAUD Nasional bulan Januari 2012 lalu, pemerintah sepakat mengembangkan sebuah sistem layanan PAUD nasional yang terpadu. Menurut pakar dan praktisi nasional PAUD, Professor Anna Alisjahbana yang merintis Taman Posyandu sejak tahun 2000, “Konsep Posyandu bertujuan untuk mengurangi kesenjangan perkembangan anak dalam hal kesehatan dan psikososial. Ke depannya diharapkan pemenuhan kebutuhan tumbuh kembang anak 0-6 tahun akan diperoleh di satu tempat, atau di beberapa lokasi namun terintegrasi.” Dengan pola integratif ini, Direktorat Pembinaan PAUD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk sejak tahun 2001, menargetkan 75 persen anak usia dini akan terlayani pada tahun 2015. Persoalan Akses, Kualitas dan Persepsi Masyarakat Pemerintah terus mengupayakan layanan PAUD yang terjangkau dan berkualitas terutama bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu. Saat ini, dari 32,4 juta anak Indonesia usia 0-6 tahun, masih kurang dari setengahnya terlayani. Sedangkan dari yang belum terlayani, sebagian besar berasal dari kelompok usia di bawah 3 tahun dan tersebar di daerah pedesaan. Tantangan pemerintah ke depan adalah bagaimana memastikan kelompok ini pun terlayani. Blue Print Rancangan Besar Program PAUD hingga 2025 yang di rilis oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2011, menyebutkan rendahnya kualitas dan kompetensi tenaga pendidik PAUD. Lebih dari 60% tenaga pendidik PAUD di Indonesia masih berijasah SMA atau dibawah D2. Untuk mengatasi hal ini pemerintah secara bertahap merencanakan peningkatan mutu pendidik PAUD melalui berbagai program beasiswa pendidikan, pelatihan dan pemagangan – yang membutuhkan dana tidak sedikit. Selain itu, banyak yang belum memahami pentingnya PAUD. Sebagian menganggap PAUD sebagai tempat bermain dan bernyanyi saja, sementara orangtua biasanya ingin anaknya pintar dengan cara cepat, misalnya mampu menghitung, membaca dan menulis sehingga lulus ujian masuk SD. Orangtua baru mendaftarkan anaknya ke TK saat anak menjelang umur 5 tahun. Padahal dalam rentang usia 3-6 tahun, bermain adalah cara belajar yang paling efektif untuk menstimulasi perkembangan bahasa, motorik, sosio-emosional, kognitif serta keterampilan komunikasi anak. Program Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini PPAUD Salah satu inisiatif pemerintah bagi perkembangan anak usia dini adalah Program Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini. Melalui kerjasama dengan Bank Dunia dan Pemerintah Kerajaan Belanda, program ini membantu memberikan layanan PAUD bagi masyarakat miskin sejak tahun 2006. Ditargetkan pada tahun 2013, PPAUD mampu menjangkau anak di desa, di 50 kabupaten. Program ini mengadopsi konsep pembangunan berbasis masyarakat agar sepenuhnya menjadi milik masyarakat dan berkesinambungan. Sebagai contoh, masyarakat memilih sendiri warganya untuk dilatih menjadi tenaga pendidik. Saat ini, tenaga pendidik telah menerima pelatihan dan pembinaan untuk menjaga mutu layanan. Sebuah Standar Nasional PAUD juga telah diterbitkan sebagai acuan bagi para penyedia dan pengelola dalam meningkatkan mutu layanan PAUD mereka. Program ini juga memberikan layanan pemeriksaan kesehatan, pemberian makanan tambahan, vitamin, pembiasaan hidup bersih sehat, serta pendidikan berbasis keluarga. Program selalu berupaya meningkatkan pemahaman dan peran serta orangtua, masyarakat, dan pemerintah daerah serta mengembangkan layanan bagi anak di bawah 3 tahun beserta orangtuanya. Sejak awal, program ini juga mensyaratkan komitmen dari Pemerintah Daerah untuk menjaga keberlangsungan layanan setelah program berakhir.
2 Pembentukan Karakter Anak. Tak hanya mempelajari pelajaran sesuai kurikulum, pendidikan juga berperan dalam pembentukan karakter anak. Anak akan memiliki karakter yang baik jika dididik dengan baik pula. Mereka akan dilatih untuk memiliki kepribadian yang baik sesuai yang diharapkan oleh orangtua dan masyarakat. 3. Memaksimalkan Potensi Anak.

Jakarta - Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan LPDP Kemenkeu tengah membuka beasiswa microcredential bidang literasi untuk para guru PAUD, SD, dan pendidikan non gelar ini akan dilaksanakan secara daring di Teacher's College, Columbia University, Amerika Serikat. Pelaksanaan program tersebut adalah selama 4 hari pada bulan Agustus yang berminat bisa mendaftarkan diri dari 6 Juni sampai 6 Juli 2023. Cek persyaratannya secara lengkap!Syarat Beasiswa Microcredential Literasi1. Syarat UmumWNIGuru ASN atau guru tetap yayasanMempunyai Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan NUPTKTelah mengajar minimal dua tahun berturut-turut di satuan pendidikan PAUD, SD, SMP dan dibuktikan melalui surat tugas mengajarMinimal S1/D4Tidak tengah menerima/akan menerima beasiswa dari sumber lain selama menjadi penerima beasiswaMampu menggunakan TIKMemiliki jaringan internet memadaiMelampirkan surat rekomendasi dari atasan yang formatnya bisa dilihat di Portal Beasiswa LPDP GTK Kemdikbud, dan surat keterangan sehatMengisi profil diri di formulir pendaftaran Syarat KhususMemenuhi ketentuan batas usia pendaftar yakni 50 tahun per 31 Desember 2023IPK minimal 3,0 dari skala 4 atau setara dan dibuktikan dengan transkrip nilai asli atau dilegalisir dan diunggah di aplikasi pendaftaranUnggah dokumen sertifikat kemampuan bahasa Inggris yang masih berlaku dengan skor minimal TEOFL ITP 450/Duolinggo 80/TOEFL IBT 45/IELTS Dokumen sertifikat kemampuan bahasa Inggris akan dikecualikan jika kandidat merupakan lulusan kampus luar negeri dan dibuktikan dengan ijazah dengan masa lulus tidak lebih dari 2 tahun, terhitung dari tanggal bukti telah diterima sebagai peserta diklat sesuai prodi dan perguruan tinggi tujuan di aplikasi pendaftaran, dan dibuktikan dengan letter of acceptance setelah lulus SK penetapan ASN atau SK pegawai tetap dari ketua yayasanUnggah surat izin mendaftar beasiswa dan mengikuti pendidikan dan pelatihan dari dinas pendidikan kabupaten/kotaMelampirkan esai dengan tema "Praktik Pembelajaran Literasi yang Telah Saya Lakukan" dengan format yang bisa dilihat di Portal Beasiswa LPDP GTK KemdikbudMenandatangani surat pernyataan kesanggupan informasi yang dihimpun dari media sosial Guru Dikdas Kemdikbudristek. Informasi lainnya juga bisa dilihat melalui situs detikers, tertarik mendaftar beasiswa di atas? Simak Video "Menparekraf Beri Beasiswa Kepemimpinan ke Milenial Aceh" [GambasVideo 20detik] nah/nwy

PURUKCAHU, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Murung Raya (Mura) Ferdinan Wijaya menyampaikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan yang di tujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun. Di lakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan usia 6 tahun. Oleh karena itu kualitas guru PAUD
Masa depan guru PAUD tentu sangat cerah. Banyak yang mengira masa depan guru PAUD tidak terlihat atau suram. Padahal kenyataanya banyak guru PAUD yang sukses. Pertama kita harus ubah mindset bahwa guru PAUD itu di bawah TK. Salah besar. Guru PAUD adalah guru di semua kelompok usia anak didik sebelum memasuki jenjang sekolah dasar. Setelah kita tahu guru PAUD itu siapa, maka selanjutnya adalah ubah mindsetbahwa menjadi guru PAUD itu mudah. Siapa bilang? Menjadi guru PAUD itu penuh tantangan. Tidak hanya anak usia dini yang diberikan pendidikan, namun jua meliputi orangtua dan masyarakat sekitar. Mengapa? Karena trilogi pendidikan tidak hanya dimiliki oleh sekolah. Maka guru PAUD harus pandai-pandai bekerjasama dengan ketiga pihak ini. Selanjutnya adalah bagaimana masa depan guru PAUD? Ditinjau dari segi karir tentu guru PAUD memiliki jenjang karir sekalipun bekerja di lembaga swasta. Seorang guru RA bahkan ada yang sudah impassing atau setara dengan PNS digaji oleh pemerintah meskipun statusnya bukan PNS. Mereka juga bisa sertifikasi seperti PNS guru lainnya. Asalkan sudah pernah mengikuti PPG maka guru PAUD juga bisa memperoleh sertifikasi. baca jua Pengumpulan Data Penelitian Grounded di PAUD Bagi guru PAUD yang belum sertifikasi karena latar belakang pendidikan bukan S1 PAUD maka bisa juga memperoleh insentif jika sudah masuk ke dapodik. Oleh karena itu penting bagi guru PAUD yang baru saja meniti karir di lembaga PAUD maka pastikan lembaga mau mendaftarkan guru ke dapodik. Kenapa? karena ada beberapa lembaga yang tidak ingin masuk dapodik. Masa depan sering identik dengan gaji. Tak heran masih ada beberapa mahasiswa yang kuliah di jurusan PAUD tidak yakin dengan masa depannya nanti. Setelah lulus kuliah banting stir mencari pekerjaan lain yang mungkin tidak ada sangkut pautnya dengan kuliahnya selama ini. Biasanya mereka akan mencari pekerjaan dengan latarbelakang background pendidikan semua jurusan. Nah disinilah peran dosen PAUD. Selain mengajar, mereka juga sebaiknya memberikan wejangan, informasi, semangat untuk mahasiswanya agar tidak menyepelekan jurusan ini. Berikan berbagai berita kesuksesan orang-orang yang berkecimpung di dunia PAUD, beasiswa dalam dan luar negeri, dan pilihan karir setelah lulus S1 PAUD nanti. Telah dibaca sebanyak 4,693 Berdasarkanatas penemuan di atas, bahwa penting bagi kita sebagai calon guru untuk memperkenalkan anak-anak kepada komputer ketika mereka masih dini. Sesuai fakta bahwa masa AUD merupakan masa yang tepat untuk mendapatkan banyak masukan dan stimulus positif yang dapat membangkitkan kemampuan dan keahlian yang pada akhirnya – Chair of Board Direct Asia-Pacific Regional Network for Early Childhood Arnec Sheldon Shaffaer mengatakan, anak usia dini merupakan kelompok yang paling menderita terdampak krisis iklim. Menurutnya, dari perspektif pengembangan anak usia dini, anak-anak yang lahir pada 2021 akan menghadapi ancaman yang berhubungan dengan kesehatan dan iklim pada saat mereka berusia 30 tahun pada 2050. Hal tersebut sesuai laporan Intergovernmental Panel on Climate Change IPCC berjudul Climate Change 2021 The Physical Science Basis yang menyebutkan, perubahan iklim telah menyebar luas dan menyebabkan terjadinya bencana besar di dunia. “Jadi, menurut laporan ini, anak-anak yang lahir sekarang akan mengalami dampak krisis iklim yang mengerikan, lebih buruk dari orangtua, atau kakek-nenek mereka,” ujarnya dalam acara Annual Early Childhood Care Education and Parenting Regional Forum, Kamis 30/9/2021. Sheldon menjelaskan dampak perubahan iklim terhadap anak-anak dan keluarga, yakni berpengaruh kepada tumbuh kembang anak. Menurutnya, meningkatnya masalah iklim bisa meningkatkan stres pada anak sehingga membahayakan perkembangan otak. Baca juga Greta Thunberg Kecam Orang Dewasa karena Krisis Iklim Kemudian, kerusakan lingkungan juga berakibat pada meningkatnya kekerasan fisik pada anak. Bencana yang berhubungan dengan iklim, seperti banjir, badai, termasuk migrasi dan konflik karena isu ini bisa membahayakan anak. Sheldon menambahkan, dampak krisis iklim juga berakibat pada kesenjangan pelayanan pendidikan anak usia dini PAUD. Dengan berbagai bencana yang akan terjadi, gedung layanan akan rusak atau hancur, sehingga tidak beroperasi. “Akibatnya, akses ke PAUD jadi bisa lebih sulit. Ini akan mengurangi kesempatan anak-anak usia dini belajar,” ujarnya dalam acara yang digelar secara virtual oleh Southeast Asean Ministers of Education Organization Centre for Early Childhood Care Education and Parenting SEAMEO CECCEP tersebut. Pelajaran dari pandemi Pada kesempatan ini, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini PAUD Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Dikdasmen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kemendikbud Ristek Muhammad Hasbi turut menjelaskan tantangan dan capaian pemerintah Indonesia dalam mengakomodasi layanan PAUD di masa pandemi Covid-19. Baca juga Kapan Waktu Ideal Anak Masuk PAUD? Berikut Penjelasannya Menurutnya, tingkat partisipasi anak usia dini selama pandemi mengalami penurunan sedikit dari 41,8 persen pada 2020 menjadi 40,17 persen pada 2021. Ia juga membeberkan beberapa tantangan lainnya, yakni layanan PAUD on site masih rendah, minimnya permintaan atas layanan PAUD, dan persaingan prioritas kebijakan. "Untuk mengatasi rendahnya layanan di tempat atau on site, diperlukan adanya upaya membangun kemitraan yang terbuka dan sistematis,” jelasnya. Hasbi mengungkapkan, pemerintah menetapkan beberapa prinsip dalam menyelenggarakan pendidikan di masa pandemi. Pertama, memprioritaskan kesehatan dan keselamatan ekosistem pendidikan dalam pelaksanaan atau pengambilan keputusan terkait dengan pembelajaran. Baca juga Siswa PAUD-SMA Jadi Yatim/Piatu karena Orangtua Kena Covid Kedua, pemerintah tetap memperhatikan tumbuh kembang anak dan kondisi psikososialnya selama pandemi Covid-19. Ketiga, pemerintah pusat memberikan wewenang terdesentralisasi kepada pemerintah daerah untuk membuat keputusan di bidang pendidikan, misalnya kapan anak masuk sekolah. “Dalam konteks pandemi, kemitraan antara PAUD dan keluarga merupakan hal yang sangat penting agar kita bisa memastikan anak-anak kita tidak kehilangan masa belajar dan stimulasi untuk berkembang,” katanya. Kemudian, untuk mengatasi masalah persaingan prioritas atau berkurangnya anggaran untuk PAUD, Hasbi mengatakan, pemerintah mencari peluang untuk menyinergikan pendekatan di tingkat lokal dan desa yang memiliki target umum sama. “Ada potensi yang tinggi untuk menggunakan sumber daya dari berbagai program untuk mencapai target umum secara efektif dan yang paling penting dapat mensinergikan target itu,” terangnya. Baca juga Cara Memilih Mainan Anak PAUD untuk Dorong Perkembangan Motorik Terkait rendahnya permintaan PAUD, Hasbi mengatakan, pihaknya terus mengkampanyekan pentingnya PAUD dan dukungan pembelajaran. Ini penting untuk mendorong orangtua mendaftarkan anaknya mengikuti PAUD. Head of Early Childhood Education and Development ECED Tanoto Foundation Eddy Henry mengatakan, pendidikan anak usia dini sangatlah penting karena bermanfaat untuk jangka panjang. Laporan dari Early Learning Matters OECD pada 2018 menunjukkan, banyak studi membuktikan dampak positif dari PAUD untuk anak yang kurang beruntung. Salah satunya, studi dari Perry Preschool Study. Studi ini menunjukkan bahwa anak yang mengikuti PAUD selama dua tahun mengungguli mereka yang tidak mengikuti. “Kombinasi dari stimulasi sejak dini dan nutrisi akan membuat anak yang mengikuti jenjang lebih tinggi lebih mudah menangkap pelajaran dan melanjutkan perkembangannya,” ujarnya. Adapun salah satu program PAUD dari ECED adalah SIGAP. Program ini berfokus pada penurunan angka stunting, peningkatan kualitas pengasuhan anak usia dini, dan meningkatkan akses ke layanan anak usia dini yang berkualitas. Baca juga Generasi Emas 2045 Terwujud jika Anak Dapat Layanan PAUD Berkualitas Melalui SIGAP, Tanoto Foundation mendukung target pemerintah untuk menurunkan prevalensi stunting balita di Indonesia menjadi 14 persen pada 2024. Hal ini sesuai dengan Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting. Target tersebut juga sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals SDGs yang menargetkan untuk mengakhiri semua bentuk kekurangan gizi pada 2030, termasuk penurunan prevalensi stunting pada balita yang tertuang dalam indikator Untuk meningkatkan kualitas pengasuhan PAUD, Tanoto Foundation mendirikan Rumah Anak SIGAP, yakni pusat layanan pengasuhan dan pembelajaran dini untuk anak usia 0-3 tahun. Rumah Anak SIGAP menyasar orangtua dan pengasuh utama sebagai penerima manfaat. Tim pengurus Rumah Anak SIGAP terdiri dari koordinator dan fasilitator, yang merupakan anggota masyarakat yang dipilih pemerintah desa atau kelurahan dan Tanoto Foundation. Sementara itu, untuk peningkatan akses dan kualitas pelayanan PAUD, Tanoto Foundation melalui SIGAP merancang program PAUD untuk anak usia 3-6 tahun. Baca juga Hadirkan Rumah Anak Sigap, Tanoto Foundation Pastikan Anak Indonesia Berkembang Sesuai Tahapan Untuk menyukseskan program ini, SIGAP menetapkan tiga target, yakni meningkatkan partisipasi anak usia dini di jenjang pendidikan TK atau setingkat, meningkatkan pencapaian perkembangan anak sesuai usianya, dan meningkatkan akreditasi lembaga pendamping PAUD. .
  • 91llzj7yr4.pages.dev/358
  • 91llzj7yr4.pages.dev/377
  • 91llzj7yr4.pages.dev/171
  • 91llzj7yr4.pages.dev/34
  • 91llzj7yr4.pages.dev/388
  • 91llzj7yr4.pages.dev/244
  • 91llzj7yr4.pages.dev/173
  • 91llzj7yr4.pages.dev/173
  • 91llzj7yr4.pages.dev/49
  • masa depan guru paud