HangTuah Mengakhiri Hayatnya Di Palembang. 27-11-2015 03:04 PM | Diterbitkan: CARI-LTS | Dilihat: 29484 | Komen: 315. penemuan kubur perlu dibuktikan melalui ujian asid deoksiribonukleik (DNA) keluarga Hang Tuah dengan tulang dari kubur berkenaan. Berita selanjutnya : 14. NAMA Laksamana Hang Tuah memang sudah sangat tersohor dan menjadi bagian dari cerita sejarah Nusantara. Tidak hanya di Indonesia tetapi juga Malaysia dan Singapura. Sejumlah sejarawan Indonesia menyebutnya sebagai Kesatria Melayu. Namun, sejarawan Malaka mengklaim dan menamainya sebagai Laksamana Malaka Hang Tuah. Dari beberapa literatur yang telah mengupas cerita tentang Laksamana Hang Tuah, memang terdapat beberapa versi cerita Laksamana Hang Tuah, termasuk dimana dia lahir dan dimana dia wafat. Keberadaan makamnya pun ada beberapa versi. Di Bintan, ada pula versi warna tempatan tentang makam Laksamana Hang Tuah dan keluarganya, yang ada di bawah kaki Gunung Bintan. Tempat bersejarah ini sudah menjadi satu di antara destinasi wisata Kabupaten Bintan. Saya berkesempatan menyusuri makam tersebut ditemani oleh Datun Asyim Sofyan yang mengaku sebagai keturunan ke-12 dari Laksamana Hang Tuah. Ia juga menjabat sebagai Sekretaris Lembaga Warisan Adat Melayu Bentan. Turut pula menemani kami Kepala Desa Kades Bintan Buyu Daeng Ibrahim. Makan tersebut berada di Kampung Duyung. Untuk mencapai makam, pengunjung harus naik kendaraan sendiri, mobil atau motor, melewati Kampoug Bintan Enau sampai ke ujung jalan dan menemui jalan setapak menuju makam. Di sinilah batas akhir kendaraan roga empat karena jalan selanjutnya menuju makam hanya setapak dan hanya bisa dilalui dengan jalan khaki. Begitu turun, pemandangan kanan-kiri hanyalah pepohonan seperti pohon durian, petai, jengkol, enau, gaharu, dan lainnya. Di pangkal jalan menuju jalan setapak itu, ada sebuah peringatan di papan yang berdiri agak miring. Isinya “Kendaraan Roda 4 Dilarang Masuk. Jika Dilanggar akan Ditindak Lanjuti!”. Kalimatnya memang terdengar janggal ditindak lanjuti tetapi itu sebagai pertanda batas roda empat. Jalan setapak itu, kondisinya bisa dikatakan baik. Jalannya sudah dilapisi dengan paving block dengan lebar kurang lebih satu meter. Hanya saja, kanan dan kirinya rimbun ditumbuhi rumput sehingga paving block yang tampak hanyalah di bagian tengahnya. Makam Anak Hang Tuah Tidak jauh dari pangkal jalan setapak ber-paving block, tepatnya sekitar 300 meter, kami menemukan satu komplek makam berpagar berwarna kuning di sisi kanan jalan. Di dalam komplek itu ada dua nisan. Menurut Asyim, salah satu makam itu adalah milik Tun Juan alias Raja Megat Kudu. Komplek makamnya sudah dipagar beton setinggi kurang lebih 50 cm dan dicat warna kuning tanpa atap. Tidak jauh dari makam pertama tadi, di sisi kiri jalan ada jejeran makam lama yang dipercaya sebagai makam para menteri dan hulubalang kerajaan Bentan. Makam Laksamana Hang Tuah Misteri] Keberadaan Makam Laksamana Hang Tuah di Palembang ? Posted on 9 Januari 2016 Penyelidikan dari Universiti Putra Malaysia (UPM), mengenai keberadaan Hang Tuah, menunjukkan jejak terakhir
MAKAM HANG TUAH DI PALEMBANGPenyelidikan dari Universiti Putra Malaysia UPM, mengenai keberadaan Hang Tuah, menunjukkan jejak terakhir Pahlawan Melayu itu berada di Temasik Singapura pada tahun 1511 ketika berusia 80 itu kemungkinan keluarga Hang Tuah berpindah ke Riau, dan menurut salah seorang zuriatnya, Hang Tuah mengakhiri hayatnya di Hang Tuah menurut kuncen setempat, letaknya di kompleks Pemakaman Kerajaan Palembang Darussalam, jln. Candi Welan, tepatnya berada disisi kanan makam raja dan keluarga Hang Tuah di Palembang, didukung pendapat dari Ismail Mohamed Yacob, yang mengaku sebagai generasi ke-12 keturunan Laksamana Hang yang menetap di Singapura, masih menyimpan bukti berupa dua gelang tangan peninggalan Hang Tuah serta manuskrip tulisan tangan Hikayat Hang Tuah yang ditulis oleh Tun Kulah sepupu Hang Tuah.Teori Kehadiran Hang Tuah di PalembangKehadiran Laksamana Hang Tuah di Palembang, diperkirakan terkait dengan persiapan Pasukan Palembang, untuk menyerang Portugis yang saat itu telah menguasai selat mencatat, setidaknya Armada Laut Palembang bersama-sama Kesultanan Demak, terlibat 2 dua kali pertempuran melawan Portugis, yakni pada tahun 1512 dan tahun Dari InternetOleh Mohd Aziz Shah
Merujukkepada fakta, kompilasi dokumen Rekidai Hōan adalah bukti bahawa Hang Tuah pernah menulis sepucuk surat bertarikh 11 April 1480 kepada Kerajaan Ryukyu (kini adalah Okinawa di Jepun) bagi pihak Sultan Alauddin Riayat Shah, pemimpin Kesultanan Melayu Islam Melaka pada waktu itu.Kewibawaan Hang Tuah sebagai seorang wira dan juga simbol pahlawan bagi bangsa Melayu memanglah tidak disangkal. MASIH ingat Hang Tuah? Laksamana gagah berani sebagai ikon pahlawan Melayu? Yang konon dengan keris Tamingsari yang diperoleh dari senopati Mataram berhasil menjadi panglima di kerajaan yang menarik, hingga kini masih menjadi misteri besar, dari manakah sebenarnya asal Hang Tuah dilahirkan. Nama Hang Tuah banyak digunakan sebagai nama Perguruan tinggi dan sejumlah sekolah di tanah air, bahkan digunakan nama kapal latih Indonesia. Karena semuanya berawal dari legenda, bahwa laksamana gagah perkasa tersebut dilahirkan di wilayah Goa, Sulawesi Selatan. Namun bukti yang lain, tokoh legendaris tersebut dilahirkan di wilayah Melaka, Malaysia.“Banyak bukti kalau Hang Tuah lahir dan mengabdi di Melaka” kata Wan Mariati Sohak, manajer komunikasi Tourism, Chief Minister Departmen di Melaka. Ia mengatakan hal tersebut saat menerima para wartawan Indonesia dan Malaysia yang tergabung dalam Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia Indonesia Iswami, di Melaka belum lama satunya, ada makam Hang Tuah di jalan Hang Jebat 120 Tanjung Kling Melaka, Malaysia. Di situ terdapat sebuah makam yang dilengkapi dengan monumen dan relief yang menggambarkan sesosok manusia yang sedang mencabut keris dan bertuliskan “Tak kan Melayu Hilang Di Bumi”.Banyak wisatawan yang berkunjung ke makam Hang Tuah ini setiap tahunnya. Makam tersebut sampai sekarang terawat dengan baik. Banyak pengunjung berfoto dengan objek berlatarkan relief-relief jejak kisah kehidupan Hang Tuah. Namun sumber lain menyebutkan, Hang Tuah dimakamkan di Palembang dan memang ada makam yang disebut sebagai makam laksamana itu. Sedemikian penasarannya, sehingga Universitas Putra Malaysia pernah melakukan penelitian .Ditemukan jejak terakhir Hang Tuah berada di Temasik Singapura pada tahun 1511 yang saat itu berusia 80 tahun. Ada keluarga yang merasa keturunan ke 12 Hang Tuah, yang masih meninggalkan sepasang gelang yang dahulu konon di pakai Hang Tuah, serta manuskirp tua ditulis tangan. Menara, salah satu ikon pariwisata melaka Octo LampitoTerlepas dari anggapan tersebut, namun asal usul dan peninggalan Hang Tuah menjadi daya tarik Melaka. Wan Sohak mentargetkan dalam tahun 2019, berhasil mendatangkan 20 juta wisatawan. Tahun 2018 memasukkan 17 wisatawan. Paling Melaka mengincar 20 Miliyar Ringgit Malaysia. Wisatawan dari Indonesia urutan atas Tarik Melaka, telah membuahkan Badan dunia UNESCO menetapkan sebagai Kota Warisan Budaya Dunia atau Melaka World Heritage sejak 2008 lalu. Di titik nol kota tersebut, tampak bangunan bersejarah The Stadthuys. Bangunan kokoh bercat nerah bata ini, dahulu adalah rumah kediaman gubernur Belanda saat memerintah di Malaysia. Bangunan kuno inilah sekarang menjadi ikon Melaka karena banyak wisatawan yang berfoto di sana. Di Kawasan itu disebut sebagai zona merah, karena hampir seluruh bangunan warnanya sama merah jauh dari lokasi itu, ada sungai yang dahulu sebagai jalur perdagangan. Sekarang, menjadi jalur wisata yang menarik, karena sungai dijaga bersih sehingga nyaman dilayari. Paket wisata menyusuri Melaka River Cruise, biasanya dilakukan malam hari. Karena kita bisa menikmati kafe dengan menu unik di sepanjang sungai tersebut. Sementara becak yang bentuknya unik warna warni, lalu lalang dengan memutar musik-musik melayu atau India dalam volume cukup menikmati suasana di kawasan Red Square atau zona merah, wisatawan dianjurkan berjalan kaki di sepanjang pedestrian yang disediakan atau naik becak hias yang ditawarkan untuk turis. Di sepanjang pinggir sungai atau Melaka River terdapat kafe-kafe dengan aneka menu menarik. Kawasan ini ramai dkunjungi turis mulai sore hingga jalan kaki menikmati suasana sore, tak jauh dari sini ada bangunan berbentuk perahu kayu tingginya 34 meter, panjang 36 meter dengan lebar 8 meter. Bangunan untuk museum maritim menunjukkan bahwa peranan Melaka sebagai kota perdagangan di Asia, yang sangat padat. Disitulah sejarah kota Melaka tempo doloe tergambar. Diorama kesibukan pelabuhan dibuat menarik jauh dari lokasi tersebut, ada Menara Tamingsari. Menara yang tingginya 110 meter, bisa dimasuki kapasitas 60 orang. Dari Menara inilah, bisa disaksikan wajah Melaka dari atas. Apalagi kalua malah hari, sungguh disebut di atas, Tamingsari berasal dari nama keris sakti Hang Tuah yang konon didapat dari ksatria Mataram di Jawa. Dalam legenda itu, keris inilah yang kemudian dipakai dalam peperangan melawan sahabatnya Hang Jebat. Dalam legenda diceritakan, Hang Tuah sangat menyesali peperangan melawan Hang Jebat karena salah sangka. Melaka juga didukung wisata kesehatan, makin membuat kota tersebut banyak didatangi wisatawan. Ioc
Jarakhanya 11 km untuk sampai ke makam hang tuah. Makam ini terletak di tepi jalan raya. Anda harus meletakkan kereta anda di tepi jalan. Untuk kenal pasti lokasi makam, anda harus mencari simbol x di atas jalan . Pintu gerbang ini agak tersorok sedikit dan dikelilingi oleh pokok-pokok . Cara masuk sangat senang, cuma buka kunci pintu masuk.
USD UAH BTC UAH 946,467 Gold UAH 72, Time now Jun 1, 1200 AM USD UAH BTC UAH 946,467 Gold UAH 72, Time now Jun 1, 1200 AM Forums GENERAL DISCUSSION General Chat Historical, Myth, Legend You are using an out of date browser. It may not display this or other websites should upgrade or use an alternative browser. Kisah Hang Tuah Yang Menpunyai Dua Kubur, Satu Di Malaysia Dan Satu Di Indonesia. Thread starter Yallah Start date Sep 30, 2022 1 Yallah Active+ Member Messages 3,005 Joined Jun 21, 2021 Messages 3,005 Reaction score 409 Points 41 Kubur Hang Tuah di Palembang?​Saini Salleh​MAKAM Hang Tuah terletak di Tanjung ******, Melaka, tetapi kunjungan saya ke Palembang baru-baru ini menimbulkan seribu pertanyaan dan diulit misteri. Ini kerana saya ditemukan dengan sebuah kubur purba di Kompleks Pemakaman Kerajaan Palembang Darussalam di Jalan Candi Welan, yang didakwa penduduk sebagai makam Laksamana Hang Tuah. Tiada tanda-tanda jelas termasuk ukiran nama pada nisan dan kubur yang terletak di kompleks pemakaman di belakang Pasar Cindy itu. Namun, keadaan kubur begitu usang dengan dua nisan kayu berwarna hitam tampak sudah dimamah usia. Dapur-dapur kubur yang diperbuat daripada simen pula kelihatannya masih utuh dan tanah permukaan diserabuti pohon-pohon renek, tanda tiada sesiapa yang menjaga atau peduli. Namun, kubur yang saiznya lebih besar daripada kubur-kubur yang agak baru di sekitarnya dan satu-satunya yang menggunakan nisan kayu, diyakini merupakan sebuah kubur purba. Jurukunci kompleks berusia lebih 300 tahun itu, Pak Ahmad, 60-an tahun, ketika ditemui menyatakan ramai penziarah dan pengkaji telah mengunjungi kubur yang dikatakan milik Hang Tuah sejak berita mengenainya tersebar dari mulut ke mulut beberapa tahun lalu. "Saya tak pasti siapa yang mula jumpa atau mendakwa kubur tersebut adalah makam Hang Tuah. Saya pernah dengar cerita ada orang yang mendapat mimpi kubur tersebut adalah kubur Hang Tuah. Saya tak tahu orang itu! "Tetapi, sebagai jurukunci, saya pernah lihat ramai orang datang termasuk kumpulan pengkaji dari Malaysia untuk menjalankan penyelidikan,'' tambah Pak Ahmad yang telah bertugas di situ sejak 15 tahun lalu. Seorang drebar teksi, Encik Hermizon, 54 tahun, menyatakan para penduduk rata-rata percaya "itulah kubur Hang Tuah" berdasarkan cerita yang disebarkan dari mulut ke mulut. Sehingga kini tiada sebarang pihak yang dapat mengesahkan kesahihan kubur pahlawan legenda Melayu itu. Namun, Pensyarah Kanan Fakulti Bahasa Moden dan Komunikasi, Universiti Putra Malaysia UPM, Profesor Emeritus Dr Hashim Musa, dipetik beberapa media Malaysia pada November 2015 sebagai menyatakan penyelidikan terbaru kumpulan pengkaji sejarah mengenai Hang Tuah mendapati jejak terakhir pahlawan Melayu itu berakhir di Temasek kini Singapura pada tahun 1511 ketika berusia 80 tahun. Menurutnya, berdasarkan dakwaan yang disokong para penduduk dan keturunan Hang Tuah, pahlawan itu mungkin berpindah ke Riau sebelum mengakhiri riwayatnya di Palembang. Penemuan itu menimbulkan kemungkinan kubur Hang Tuah yang selama ini didakwa di Tanjung ******, Melaka, mungkin hanya makam peringatannya. Kubur tersebut dikatakan tempat seorang ulama Islam berasal dari Gujerat, India, diabadikan. Menurut sejarah, beberapa tahun sebelum kejatuhan Melaka di tangan Portugis pada tahun 1511, satria Melayu itu dikatakan membawa diri ke Palembang kerana merajuk dengan Sultan Mahmud dan menetap bersama saudaranya, Tun Alam, sehinggalah beliau meninggal dunia di sana. Dalam satu laporan media Malaysia pada April 2016, pasukan penyelidik UPM itu menyatakan mereka berminat untuk mengambil sampel ujian asid deksiribonukleik DNA di setiap kubur yang didakwa milik Hang Tuah untuk memperoleh bukti sahih kewujudan pahlawan Melayu itu. Namun, mereka belum memutuskan bila sampel ujian DNA itu akan diambil dan selagi itu kesahihan kubur Hang Tuah di Palembang itu kekal misteri. Last edited Sep 30, 2022 2 Yallah Active+ Member Messages 3,005 Joined Jun 21, 2021 Messages 3,005 Reaction score 409 Points 41 Ziarah Makam Hang Tuah – Yayasan Alam Melayu Sriwijaya​January 10, 2017 Ketua Yayasan Alam Melayu Sriwijaya MALAYA bersama sejumlah pengurus melakukan ziarah ke makam Hang Tuah yang terletak di Kompleks Pemakaman Raja Raja Palembang Cinde Walang Palembang pada tanggal 8 Januari 2017. Lokasi kompleks pemakaman ini terletak di belakang Pasar Cinde Palembang dan merupakan area kompleks pemakaman raja-raja Kesultanan Palembang Darussalam dan keturunannya. Kata Hang yang melekat di “Hang Tuah”, mirip dengan bahasa Melayu Ugan/Pasemah yang menyatakan Orang yaitu Ughang, disebutkan dengan menghilangkan / tidak terlalu terdengar pada huruf “U”, sehingga terdengar seperti “Hang” saja. Maka, bila mengacu pada bahasa itu, Hang Tuah itu merupakan gelar yang bermakna Orang Yang Beruntung. Menurut Pengerusi Persatuan Sejarah dan Warisan Melayu Duyong Pesawad, Khalid Hussin, dalam sebuah tulisan, Hang Tuah pada akhir zaman sebelum kejatuhan kerajaan kesultanan Melayu Melaka telah membawa diri ke Palembang, Indonesia kerana merajuk dengan Sultan Mahmud. “Oleh kerana itu, kita percaya bahawa makam Hang Tuah berada di Palembang. Menerusi apa yang ditulis oleh sepupu Hang Tuah, Tun Kola dalam manuskrip Hikayat Hang Tuah Duyong, laksamana Melayu terbilang itu terkesan dengan sikap dan perbuatan Sultan Mahmud yang banyak melakukan perkara tidak betul pada masa itu”. Lalu, beberapa tahun sebelum kejatuhan Melaka di tangan Portugis pada 1511, Hang Tuah membawa diri ke Palembang dan menetap bersama saudaranya, Tun Alam sehingga dia meninggal dunia di Palembang. Wallahu a’lam 3 Yallah Active+ Member Messages 3,005 Joined Jun 21, 2021 Messages 3,005 Reaction score 409 Points 41 Sebelum ini ramai yang tertipu dan ditipu kan? 4 Joined Mar 24, 2008 Messages 4,400 Reaction score 495 Points 51 Yang merajuk dengan Sultan Mahmud Shah I Melaka bukannya Hang Tuah tapi anak Hang Tuah nama Tun Biajid. Sebab masa Tun Biajid takder kat rumah, Sultan Mahmud Shah I Melaka pergi ke rumahnya bermain dengan bini Tun Biajid. Tun Biayid nyaris2 nak lempar lembing kat Sultan tapi akhirnya Tun Biajid memilih tak nak lagi berkhidmat dengan Sultan Mahmud Shah I Melaka. Sebab tu menantu Hang Tuah bernama Khoja Hasan dilantik menjadi Laksamana gantikan Hang Tuah. Dikatakan Tun Biajid berpindah ke Bentan dan kat sana ada kubur anak perempuan Hang Tuah. 5 Joined Mar 3, 2007 Messages 2,017 Reaction score 332 Points 41 Yang merajuk dengan Sultan Mahmud Shah I Melaka bukannya Hang Tuah tapi anak Hang Tuah nama Tun Biajid. Sebab masa Tun Biajid takder kat rumah, Sultan Mahmud Shah I Melaka pergi ke rumahnya bermain dengan bini Tun Biajid. Tun Biayid nyaris2 nak lempar lembing kat Sultan tapi akhirnya Tun Biajid memilih tak nak lagi berkhidmat dengan Sultan Mahmud Shah I Melaka. Sebab tu menantu Hang Tuah bernama Khoja Hasan dilantik menjadi Laksamana gantikan Hang Tuah. Dikatakan Tun Biajid berpindah ke Bentan dan kat sana ada kubur anak perempuan Hang Tuah. Sampai sekarang pon wujud elemen Gersang sangap di kalangan mereka ... Kikiki 6 Joined Oct 28, 2010 Messages 9,300 Reaction score 1,410 Points 151 Pengkaji datang nak selidik apa? Dapur baru. Lantai baru. Bukannya bawak mesin xray. 7 Yang merajuk dengan Sultan Mahmud Shah I Melaka bukannya Hang Tuah tapi anak Hang Tuah nama Tun Biajid. Sebab masa Tun Biajid takder kat rumah, Sultan Mahmud Shah I Melaka pergi ke rumahnya bermain dengan bini Tun Biajid. Tun Biayid nyaris2 nak lempar lembing kat Sultan tapi akhirnya Tun Biajid memilih tak nak lagi berkhidmat dengan Sultan Mahmud Shah I Melaka. Sebab tu menantu Hang Tuah bernama Khoja Hasan dilantik menjadi Laksamana gantikan Hang Tuah. Dikatakan Tun Biajid berpindah ke Bentan dan kat sana ada kubur anak perempuan Hang Tuah. raja taik burit semua popuan dia nak tak cukup dgn gundik2. haramjadah punya raja. elok la xda keturunan raja celaka ni. 8 Ada 1 channel you tube cakap makam hang tuah kt jasin Similar threads Forums GENERAL DISCUSSION General Chat Historical, Myth, Legend

SekiranyaIslam tiba pada zaman Hang Tuah, maka bahasanya lebih moden lagi. Mengikut ahli Sejarah, orang-orang Gujerat mengIslamkan Melayu. Jadi sepatutnya orang-orang Melayu mestilah fasih berbahasa Gujerat sebab yang Islam kan Orang-orang Melayu adalah pendakwah dari Gujerat India.

Ketua Yayasan Alam Melayu Sriwijaya MALAYA bersama sejumlah pengurus melakukan ziarah ke makam Hang Tuah yang terletak di Kompleks Pemakaman Raja Raja Palembang Cinde Walang pada tanggal 8 Januari 2017. Lokasi kompleks pemakaman ini terletak di belakang Pasar Cinde Palembang dan merupakan area kompleks pemakaman raja-raja Kesultanan Palembang Darussalam dan keturunannya. Kata Hang yang melekat di “Hang Tuah”, mirip dengan bahasa Melayu Ugan/Pasemah yang menyatakan Orang yaitu Ughang, disebutkan dengan menghilangkan / tidak terlalu terdengar pada huruf “U”, sehingga terdengar seperti “Hang” saja. Maka, bila mengacu pada bahasa itu, Hang Tuah itu merupakan gelar yang bermakna Orang Yang Beruntung. Menurut Pengerusi Persatuan Sejarah dan Warisan Melayu Duyong Pesawad, Khalid Hussin, dalam sebuah tulisan, Hang Tuah pada akhir zaman sebelum kejatuhan kerajaan kesultanan Melayu Melaka telah membawa diri ke Palembang, Indonesia kerana merajuk dengan Sultan Mahmud. “Oleh kerana itu, kita percaya bahawa makam Hang Tuah berada di Palembang. Menerusi apa yang ditulis oleh sepupu Hang Tuah, Tun Kola dalam manuskrip Hikayat Hang Tuah Duyong, laksamana Melayu terbilang itu terkesan dengan sikap dan perbuatan Sultan Mahmud yang banyak melakukan perkara tidak betul pada masa itu”. Lalu, beberapa tahun sebelum kejatuhan Melaka di tangan Portugis pada 1511, Hang Tuah membawa diri ke Palembang dan menetap bersama saudaranya, Tun Alam sehingga dia meninggal dunia di Palembang. Wallahu a’lam Posted by in Kegiatan Tagged hang tuah, ziarah

SejarahPengadilan Negeri Tebing Tinggi . 1. Pengadilan Negeri Tebing Tinggi dibentuk berdasarkan Undang-Undang Darurat Tahun 1951. 2. Yang memimpin Kerapatan Kerajaan Padang yang berkedudukan di Tebing Tinggi pada masa itu oleh Tengku Hassim (alumni Rechtshoogeschool te Batavia - Sekolah Tinggi Hakim) yang juga seorang raja di daerah Padang. . Kerapatan ini khusus mengadili orang bum
“Saya juga mempunyai bukti Hang Tuah mati di Palembang kerana sakit tua. “Kubur Hang Tuah yang ada di Tanjung Kling sekarang bukannya kubur Hang Tuah tetapi milik seorang ulama Islam berasal dari Gujerat, India Edisi Nasional Cucu Hang Tuah Oleh Yusri Abdul Malek dan Mohd Yatim Latif am MELAKA Seorang lelaki, Ismail Mohamed Yaacob, 40, mendakwa sebagai generasi ke-12 keturunan Laksamana Hang Tuah yang terkenal kerana kesetiaan dan jasa kepada beberapa sultan Melaka sepanjang sejarah Kesultanan Melayu Melaka sebelum 1511. Ismail yang lahir dan menetap di Singapura mendakwa mempunyai bukti iaitu dua gelang tangan yang dikatakan dipakai Hang Tuah dan berusia lebih 500 tahun serta manuskrip tulisan tangan Hikayat Hang Tuah yang ditulis Tun Kulah atau Kola yang juga sepupu Hang Tuah. Gelang berkenaan yang didakwa bertatah batu petir dipercayai disimpan turun-temurun dan diwarisinya hingga kini. “Pendedahan mengenai keturunan Hang Tuah ini bukan mempunyai apa-apa kepentingan tetapi saya cuma mahu generasi hari ini tahu bahawa cerita Hang Tuah adalah benar dan bukan rekaan atau dongeng,” katanya ketika ditemui. Ismail berkata, semua keturunannya tinggal di Kampung Sungai Duyong, di sini, sejak zaman-berzaman tetapi pada sekitar 1940-an, bapanya, Muhamad Yaacob Abdullah terpaksa melarikan diri ke Singapura selepas diburu komunis yang mengganas ketika itu. Menurutnya, disebabkan sayangkan generasinya, dia sendiri menjalankan kajian terperinci berhubung salasilah dan susur-galur Hang Tuah bagi membuktikan Hang Tuah benar-benar hidup ketika zaman kesultanan Melayu Melaka. “Saya akui terdapat 11 versi cerita Laksamana Hang Tuah yang berbeza disebabkan tiada pihak mahu mengkajinya secara mendalam. “Saya juga mempunyai bukti Hang Tuah mati di Palembang kerana sakit tua. “Kubur Hang Tuah yang ada di Tanjung Kling sekarang bukannya kubur Hang Tuah tetapi milik seorang ulama Islam berasal dari Gujerat, India. “Semua ini diceritakan dari generasi ke generasi dan ia fakta sejarah. Jika benar dalam Sejarah Melayu mengatakan Hang Tuah mati di Tanjung Kling, kenapa penduduk sekitar yang tinggal di situ menafikan fakta itu. “Penduduk yang tinggal di Tanjung Kling sejak turun-temurun sudah pasti tahu kubur siapa yang ada di kampung mereka berdasarkan cerita dari mulut ke mulut,” katanya. Ismail juga mendakwa mempunyai bukti bergambar bahawa makam Hang Tuah ada di Palembang. Begitu juga makam Hang Lekir, Lekiu dan Kasturi yang didakwa masih ada di Bintan, Kepulauan Riau. Menurutnya, dia sudah menjual manuskrip asal Hikayat Hang Tuah kepada Perpustakaan Negara sekitar 1990-an dengan harga RM20,000. “Naskhah itu diakui asli oleh Perpustakaan Negara dan kini sedang dipulihara,” katanya. Katanya, dia juga pernah berjumpa pihak Perbadanan Muzium Melaka Perzim berhubung dakwaan itu tetapi Perzim tidak mengambil langkah untuk meneliti atau menyiasatnya. “Saya berharap sejarah ini dikaji semula demi generasi akan datang dan saya sedia bekerjasama dengan Perzim,” katanya. About Sifuli Bicara tentang makan minum, tidur baring, dan beranak pinak yang membina adat resam untuk kehidupan rohani, jasmani, jiwa dan raga. Diantara weblog Sifuli yang popular adalah seperti berikut Dukun Asmara bicara tentang beranak pinak. Hipnotis Sifuli bicara tentang tidur baring. Jalan Akhirat bicara tentang adat resam agama Doa Ayat dan Zikir untuk rohani jasmani jiwa dan raga. Jika tak suka sekali pun janganlah tinggalkan komentar yang keterlaluan. Kerana segalanya adalah sekadar ilmu pengetahuan. Wasalam. This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.
PerigiHang Tuah yang terletak di Kampung Duyong dikatakan digali oleh Hang Tuah untuk kegunaannya sendiri semasa beliau membesar di kampung tersebut. Makam Hang Jebat bertempat di Kampung Pali, berdekatan Jalan Gelanggang di Bandar Melaka. Sejarah Melaka bermula apabila Parameswara putera raja dari Palembang telah terlibat dalam .
  • 91llzj7yr4.pages.dev/100
  • 91llzj7yr4.pages.dev/292
  • 91llzj7yr4.pages.dev/312
  • 91llzj7yr4.pages.dev/275
  • 91llzj7yr4.pages.dev/369
  • 91llzj7yr4.pages.dev/362
  • 91llzj7yr4.pages.dev/76
  • 91llzj7yr4.pages.dev/204
  • 91llzj7yr4.pages.dev/120
  • makam hang tuah di palembang