Kataاقرأ mengandung pesan perintah kepada Nabi Muhammad dan umatnya untuk membaca dan membaca apa saja yang ada di alam raya ini, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Kata ربك mengandung pesan bahwa Tuhan yang telah menciptakan manusia yang memerintahkan Nabi Muhammad dan umatnya untuk membaca dan Tuhan pula yang mengajarkan Nabi Muhammad adalah nabi terakhir yang memberikan tauladan terbaik kepada umatnya. Beliau banyak memberikan pesan-pesan penting untuk kehidupan manusia. Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda إِذَا قُمْتَ فِي صَلَاتِكَ فَصَلِّ صَلَاةَ مُوَدِّعٍ وَلَا تَكَلَّمْ بِكَلَامٍ تَعْتَذِرُ مِنْهُ غَدًا وَاجْمَعْ الْإِيَاسَ مِمَّا فِي يَدَيْ النَّاسِ baca juga Teladan Kemerdekaan dalam Kisah Pembebasan Kota Makkah Doa-doa yang Dibaca Nabi untuk Menyembuhkan Penyakit, Bisa Anda Amalkan! Pesan Cinta Tanah Air dalam Hadits Nabi Artinya “Jika kamu hendak melaksanakan shalat, shalatlah seperti shalat terakhir, jangan mengatakan sesuatu yang membuatmu minta maaf di kemudian hari dan kumpulkan keputus-asaan terhadap apa yang ada pada manusia”. Terdapat tiga pesan dalam hadis di atas, yaitu salat dengan khusyu, menjaga lisan, dan mengambil hikmah dalam setiap kejadian. Namun yang menjadi fokus dalam tulisan ini ialah pesan untuk menjaga lisan. Dalam hadis shahih lainnya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam juga berpesan إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُولُ اتَّقِ اللَّهَ فِينَا فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ فَإِنِ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا وَإِنِ اعْوَجَجْتَ اعْوَجَجْنَا Artinya “Jika waktu pagi tiba seluruh anggota badan menyatakan ketundukannya terhadap lisan dengan mengatakan, Bertakwalah kepada Allah terkait dengan kami. Karena kami hanyalah mengikutimu. Jika engkau baik maka kami pun baik. Sebaliknya jika kamu melenceng maka kami pun ikut melenceng” HR Tirmidzi no 2407 dan dinilai hasan oleh Al Albani. Pun terkait dengan menjaga lisan, nabi mengaitkan dengan kualitas keimanan seseorang. Beliau SAW bersabda مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِالله واليَوْمِ الآخِرِ؛ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت Artinya “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaknya berkata yang baik atau diam” HR. Bukhari dan Muslim. Semoga pesan-pesan nabi tentang keharusan menjaga lisan ini bermanfaat bagi kita semua. Sehingga kita dijadikan sebagai insan yang baik secara lisan maupun tindakan. Amin.[] Dalampersfektif syariat, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم telah mengingatkan umatnya agar menjauhi perkara zhalim. Rasulullah صلى الله عليه وسلم menyampaikan pesan khusus kepada para pejabat agar berlaku adil dan amanah. Dalam satu Hadis yang diriwayatkan Imam Muslim, beliau berdoa:

loading...Rasulullah SAW memberi wasiat penting yang berkali-kali diucapkan beliau saat detik-detik kewafatannya. Foto ilustrasi/Ist Semua manusia akan mengalami sakaratul maut jelang kematiannya, tidak terkecuali Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Menjelang detik-detik wafat beliau menyampaikan pesan kepada diketahui, sakaratul maut adalah peristiwa berpisahnya ruh dari tubuh jasad. Peristiwa ini sangat menyakitkan sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW "Sakitnya sakaratul maut itu seperti tiga ratus kali sakitnya tusukan pedang". HR at-Tirmidzi, Ibnu Abu Dunya Baca Juga Ada dua pesan Baginda Nabi menjelang wafatnya. Wasiat ini menjadi ucapan terakhir Rasulullah SAW ketika Malaikat Maut datang menghampiri beliau. Simak pesan beliau berikut sebagaimana disampaikan oleh Habib Quraisy Baharun dalam Ali karamallahu wajhah berkataالصَّلَاةَ الصَّلَاةَ، اتَّقُوا اللَّهَ فِيمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ"Ucapan terakhir Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah " Kerjakanlah sholat, kerjakanlah sholat. Dan takutlah kalian kepada Allah atas hak-hak hamba sahaya kalian." HR Ahmad No 585, Abu Daud No 5156, dan Ibnu Majah No 2698Anas bin Malik berkataكَانَتْ عَامَّةُ وَصِيَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ حَضَرَتْهُ الْوَفَاةُ، وَهُوَ يُغَرْغِرُ بِنَفْسِهِ الصَّلَاةَ، وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ"Wasiat umum Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjelang wafat, ketika beliau Sakaratul Maut yaitu, ' Jagalah sholat serta peliharalah perhatikan hamba sahaya kalian." HR Ibnu Majah No 2697Ummu Salamah radhiyallahu 'ahuman mengatakan, "Sesungguhnya wasiat terakhir Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjelang wafat adalah, 'Jagalah sholat serta perhatikanlah hamba sahaya kalian.' Beliau terus-menerus mengulang perkataan itu dan lisan beliau tidak berhenti." HR Ahmad dan An-Nasai No 7060Hal ini menunjukkan betapa tingginya kedudukan sholat dalam Islam dan betapa besarnya perhatian Rasulullah terhadap berfirmanوَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan sholat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat yang baik itu adalah bagi orang yang bertakwa." QS Thaha 132Oleh karena itu, wajib bagi setiap orang tua memerintahkan anak-anak mereka dan mengawasinya dalam perkara sholat ini. Karena shalat adalah rukun terpenting setelah dua kalimat kalam Salafunas Sholeh rahimahullah kepada orang tua terkait perkara sholat ini. "Barangsiapa melalaikan pendidikan anak, tidak mengajarkan mereka hal-hal yang bermanfaat baginya serta dia membiarkan anaknya begitu saja, maka sungguh dia telah berlaku sangat buruk pada anaknya. Dan kerusakan pada anak terjadi karena sebab kelalain orang tua mereka dalam mengajarkan kepada mereka hal-hal yang wajib di dalam agama ini dan hal-hal yang sunnah. Mereka para orang tua-pent menyianyiakan anak-anak mereka tatkala mereka masih kecil hingga mereka tidak mampu memberi manfaat kepada diri mereka sendri, serta tidak akan pernah bisa memberi manfaat kepada orang tua mereka tatkala mereka dewasa."Allah memuji dengan pujian yang sangat harum kepada Nabi Ismail 'alaihissalam. Allah berfirmanوَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَكَانَ عِنْدَ رَبِّهِ مَرْضِيًّا

Nabimenjawab, "Bagi orang yang mengamalkannya dari umatku ." (HR. Bukhari, 4687) Ketiga, miliki akhlak mulia dalam setiap pergaulan. Manusia, tidak akan pernah bisa mengikat hati seseorang dengan hartanya, pangkat dan lain sebagainya. Kalau pun bisa, semua itu sifatnya hanya sementara saja (tidak langgeng).
Nasihat-nasihat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam selalu menarik untuk disimak. Kandungan pesannya yang mendalam membuatnya tak lekang dimakan zaman. Tutur sapanya yang lembut membuat hati siapa pun yang dinasihati merasa terenyuh, tersentuh, dan tak merasa digurui, apalagi tersinggung. Demikian pula pesan dan nasihat beliau yang pernah disampaikan pada Muadz ibn Jabal radliyallahu anhu. اقْتَدِ بِنَبِيِّكِ يَا مُعَاذُ وَعَلَيْكَ الْيَقِينُ وَإِنْ كَانَ فِي عَمَلِكَ تَقْصِيرٌ، وَاقْطَعْ لِسَانَكَ عَنْ إِخْوَانِكَ، وَلْتَكُنْ ذُنُوبُكَ عَلَيْكَ، وَلَا تَحْمِلْهَا عَلَى إِخْوَانِكَ، وَلَا تُزَكِّ نَفْسَكَ بِتَذْمِيمِ إِخْوَانِكَ، وَلَا تَرْفَعْ نَفْسَكَ بِوَضْعِ إِخْوَانِكَ، وَلَا تُرَاءِ بِعَمَلِكَ النَّاسَ وَاللَّهُ الْمُوَفِّقُ Artinya, “Ikutilah nabimu, hai Muadz. Tetaplah berkeyakinan walau dalam amalmu terdapat kekurangan, hentikan lisanmu mencela saudara-saudaramu, cukuplah akibat dosamu untukmu sendiri, jangan bawa akibat dosa-dosa itu kepada saudara-saudaramu, jangan bersihkan diri dengan mencela saudara-saudaramu, jangan mengangkat diri dengan merendahkan saudara-saudaramu, jangan riya pada orang lain dengan amalmu, sebab Allah adalah Dzat Pemberi taufik” Syekh al-Samarqandi, Tanbih al-Ghafilin, [Surabaya Harisma], hal. 208. Dalam hadits di atas, setidaknya ada 6 pesan yang disampaikan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepada Muadz ibn Jabal. Walau ditujukan kepada Muadz, sejatinya pesan ini untuk kita semua sebagai umatnya. Pertama, ikuti tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, di mana sumbernya adalah Al-Qur’an dan sunnah. Siapa pun yang berpegang kepada keduanya, tidak akan tersesat. Demikian dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. “Aku tinggalkan dua perkara. Kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh kepada keduanya. Kedua perkara itu Kitabullah dan sunah nabi-Nya.” Namun seringkali kita terbatas dalam memahami keduanya. Karena itu, kita perlu penjelasan dan pendapat para ulama yang mumpuni di bidangnya. Jika tidak, kita bisa malah terjebak dalam pemahaman yang salah. Dan juga harus diingat, pendapat para ulama itu beragam dan tidak sama. Namun semuanya berdasarkan dalil dan hasil ijtihad masing-masing. Sehingga selayaknya kita tidak merasa memiliki pendapat paling benar dan selalu melihat pendapat orang lain salah. Lihatlah para ulama dahulu dalam bersilang pendapat. Imam Asy-Syafii misalnya. Beliau mengatakan, “Pendapatku ini benar, tetapi mungkin ada salahnya. Pendapat orang lain keliru, tetapi mungkin ada benarnya.” Kedua, perkuat keyakinan walau dalam amal kita terdapat kekurangan. Sebab, hanya keyakinan yang melandasi dan mendasari setiap amal perbuatan. Tetaplah beramal seraya memperbaiki titik-titik kekurangannya. Teguhkan tauhid, perkuat keimanan, dan perbanyak ilmu dengan banyak berguru kepada para ulama yang takut pada Allah, bukan ulama yang semata mengejar popularitas dunia, sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama,” QS Fathir 28. Ketiga, hentikan lisan dari mengumbar keburukan saudara-saudara kita. Jangan menyibukkan diri dengan mencari-cari atau menyebarluaskan aib orang lain, sementara dalam diri sendiri masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Alih-alih saling menjelekkan, kita justru harus saling menguatkan dan saling mendamaikan. Tatkala ada kekurangan, jangan lekas menghakimi, namun harus saling memperbaiki, sebagaimana pesan Al-Qur’an, “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh manusia memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberi pahala yang besar kepadanya,” QS Al-Nisa’ [4] 114. Keempat, cukuplah akibat dosa-dosa kita, kita sendiri yang menanggung. Jangan bawa akibat dosa-dosa itu kepada saudara-saudara kita. Secara tidak langsung, kita dituntut untuk tidak merugikan orang lain. Daripada banyak memberi kerugian, mestinya kita banyak memberi manfaat kepada orang banyak. “Sebaik-baiknya manusia adalah yang banyak memberi manfaat kepada sesama.” Demikian tutur pesan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam riwayat al-Thabrani. Demikian pula dalam pesannya, “Muslim yang baik adalah Muslim di mana orang-orang Muslim lainnya selamat dari kejahatan lisan dan tangannya,” HR. Abu Dawud. Kelima, jangan bersihkan diri dengan mencela orang lain, dan jangan tinggikan diri dengan merendahkan orang lain. Untuk menjadi orang yang baik dan menunjukkan diri sebagai orang baik tidak perlu harus mencela orang lain. Begitu pula untuk mengangkat diri sendiri tidak perlu merendahkan orang lain. Keenam, jangan pernah riya dalam beramal. Pada hakikatnya, amal yang kita lakukan semata karena taufik dan pertolongan Allah. Karena itu, tak ada yang pantas kita sombongkan dan kita bangga-banggakan. Sadarilah, dengan riya, amalan menjadi sia-sia. Pantaslah para ulama menyebut riya sebagai syirik yang samar. Kebalikan dari sifat ini ialah ikhlas. Artinya, beramal semata karena Allah, bukan karena ingin dilihat, didengar, dan dipuji oleh makhluk. Hadits serupa juga disebutkan oleh al-Mundziri dalam Targhib wat Tarhib. Hanya saja ada tambahan 5 pesan lainnya, yaitu 1 Jangan masukkan amalan dunia ke dalam amalan akhirat; 2 jangan takabur di dalam majelismu agar orang-orang waspada akan keburukan akhlakmu, 3 jangan panggil seseorang yang jauh sementara di sampingmu masih ada yang lain, 4 jangan merasa agung di hadapan manusia sebab engkau akan terputus dari kebaikan dunia dan akhirat; 5 jangan mencabik-cabik kehormatan orang lain, sebab engkau akan dicabik-cabik oleh anjing-anjing neraka pada hari Kiamat. Lihat al-Mundziri, at-Targhib wat Tarhib, [Beirut Darul Kutub], 1417 H, jilid 1, hal. 39. Wallahu a’lam. Penulis M. Tatam Wijaya Editor Mahbib
Baca Pesan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad. 3 ayat itu menjadi Surah pertama dalam Al-Quran yang tidak berubah sampai sekarang. Nabi Muhammad SAW berdakwah menggunakan dua metode yaitu metode terang-terangan dan metode sembunyi-sembunyi. Semoga kita sebagai umatnya bisa mengimaninya dan selalu merindukannya, karena sesungguhnya Nabi
Rasulullah SAW berwasiat kepada umat Islam menjelang wafat Rasulullah SAW ilustrasi JAKARTA – Rasulullah SAW meninggalkan wasiat menjelang wafat kepada umatnya. Ada beberapa wasiat yang disampaikan. Berikut ini lima wasiat Rasulullah SAW untuk umat Muslim sebagaimana dilansir dari laman Mawdoo 1. Wasiat sholat Rasulullah SAW menyampaikan wasiat tentang sholat menjelang wafatnya. Wasiat ini disampaikan melalui Ali bin Abi Thalib sebagaimana hadits riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah berikut ini كان آخر ُكلامِ رسولِ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ الصلاةَ الصلاةَ، اتقوا اللهَ فيما ملكت أيمانُكم "Kata-kata terakhir Rasulullah SAW, 'sholatlah, sholatlah. Dan takutlah kalian kepada Allah atas hak-hak hamba sahaya kalian'". Hal ini menunjukkan betapa pentingnya ketaatan dengan menunaikan sholat. Sebab menjelang wafat, Nabi SAW tetap memerintahkan untuk menunaikan sholat. 2. Menutup jendela Masjid Nabawi Tutup semua jendela di Masjid Nabawi, kecuali jendela Abu Bakar RA setelah dia naik ke mimbar. Wasiat ini disampaikan Rasulullah setelah penyakit yang menyebabkan dirinya wafat. Ini sebagaimana sabdanya سُدُّوا عَنِّي كُلَّ خَوْخَةٍ في هذا المَسْجِدِ، غيرَ خَوْخَةِ أبِي بَكْرٍ 3. Larangan baca Alquran saat rukuk dan sujud Dilarang membaca Alquran saat rukuk dan sujud. Rasulullah SAW bersabda ألَا وإنِّي نُهِيتُ أنْ أقْرَأَ القُرْآنَ رَاكِعًا، أوْ سَاجِدًا، فأمَّا الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فيه الرَّبَّ عزَّ وجلَّ، وأَمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا في الدُّعَاءِ، فَقَمِنٌ أنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ "Ketahuilah, aku dilarang membaca Alquran dalam keadaan ruku atau sujud. Adapun ruku maka agungkanlah Rabb Azza wa Jalla, sedangkan sujud, maka berusahalah bersungguh-sungguh dalam doa, sehingga layak dikabulkan untukmu." HR Muslim dari jalur Abdullah bin Abbas. BACA JUGA Vaksin China Disebut Sebabkan Penyakit Kulit di Zimbabwe, Cek Faktanya! Sebab Nabi Muhammad SAW pun menganjurkan umatnya untuk tidak mengabaikan kiprah-kiprah yang bisa dilakukan di dunia. Sebagai gambaran, banyak sahabat beliau yang kaya raya. Namun, kekayaan mereka tidak sampai membutakannya untuk selalu mengabdi sebagai hamba Allah serta berupaya taat dan takwa kepada-Nya.
Dalam Sirah Nabawiyah terdapat satu riwayat yang sangat menyedihkan bagi seluruh umat Islam di seluruh dunia. Riwayat tentang wafatnya manusia mulia, Nabi Besar Muhammad Saw. Ada pesan-pesan yang telah dititipkan Rasulullah Saw kepada seluruh umatnya menjelang wafat, dan pesan itu harus diketahui seluruh umat Islam. Apabila umat muslim mengetahui kisah Rasulullah Saw saat menjelang wafat, sudah pasti akan merasakan kesedihan yang sangat mendalam. Para sahabat, umat Islam saat itu gempar mendengar kabar kematian Baginda Rasulullah Saw. Bahkan unta tunggangan Rasulullah Saw ikut merasakan kesedihan yang tiada tara, hingga sakit dan turut pergi meninggalkan dunia. Tak cuma penduduk Madinah yang gempar, para malaikat dan alam semesta juga berduka menyaksikan dan mendengar kabar wafatnya Nabi Muhammad Saw. Rasulullah Saw menghadap Ilahi Rabbi pada Senin, 12 Rabiul Awal Tahun 11 Hijriyah bertepatan 633 Masehi. Beliau wafat pada usia 63 tahun lebih empat hari Isyarat dekatnya ajal Rasulullah dimulai ketika beliau beriktikaf selama 20 hari di bulan Ramadhan tahun 10 Hijriyah. Sebelum ajal menjemput, beliau memang sakit sampai tidak bisa mengimami salat jamaah di masjid. Hingga pada suatu hari datanglah malaikat maut bertamu ke rumah beliau untuk mengambil ruh Rasulullah yang mulia. Kedatangan tamu itu sebenarnya ditolak putri tercinta Sayyidah Fatimah Az-Zahra radhiyallahu anha, tetapi setelah Rasulullah Saw menjelaskan bahwa yang datang adalah malaikat maut, akhirnya Fatimah merasakan gelisah dan hatinya sangat sedih. Kemudian dia mempersilakan masuk. Malaikat maut datang menghampiri, Rasulullah menanyakan kenapa Malaikat Jibril tidak ikut serta. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. Ketika Jibril datang ke hadapan Rasulullah , beliau berkata “Ya Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” tanya Rasululllah dengan suara yang lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para Malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril. Tapi itu ternyata jawaban itu tidak membuatkan Rasulullah lega, mata beliau masih penuh kecemasan. “Apakah Engkau tidak senang mendengar kabar ini?” tanya Jibril lagi. “Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” ucap Rasulullah . “Jangan khawatir wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril. Detik-detik semakin dekat, saatnya malaikat maut menjalankan tugasnya. Perlahan ruh Rasulullah Saw ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah Saw bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. “Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” ucap beliau. Perlahan Rasulullah Saw mengaduh, putri tercinta Fatimah pun hanya bisa terpejam, sementara Sayyidina Ali radhiallahu anhu yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan wajahnya. “Jijikkah engkau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” ujar Rasulullah pada malaikat pengantar wahyu itu. “Siapakah yang sanggup melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril . Sesaat kemudian terdengar Rasulullah mengaduh karena sakit yang tidak tertahankan lagi. “Ya Rabb, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku,” ucap Nabi. “Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibir beliau bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali mendekatkan telinganya. “Uushiikum bissholaati, wamaa malakat aimaanukum peliharalah salat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu,” ucap Nabi dengan suara yang amat lirih. Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, para sahabat saling berpelukan. Sayyidah Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah, “Ummatii, ummatii, ummatiii!”. Dan, berakhirlah hidup manusia paling mulia Rasulullah Muhammad Saw. Kalimat kecintaan beliau terhadap umatnya, hingga beliau menginginkan semua siksa maut umatnya ditimpakan kepada beliau. Bukan hanya itu, ketika ajal sudah di tenggorokan beliau masih memikirkan umatnya “Ummatii, ummatii, ummatiii”. Tinggalkan Dua Wasiat Ketika Rasulullah Saw menahan sakitnya sakaratul maut, beliau masih sempat berpesan sebagai tanda cintanya kepada umatnya. “Uushiikum bissholaati, wamaa malakat aimaanukum peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.” Dalam riwayat shahih, disebutkan عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رضي الله عنها, أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- حِينَ حُضِرَ جَعَلَ يَقُولُ الصَّلاَةَ الصَّلاَةَ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ». “Ummu Salamah radhiyallahu anha meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam ketika dalam keadaan sekarat bersabda “Jagalah salat, jagalah salat, dan orang-orang lemah di antaramu”. HR Ahmad Betapa sayangnya Rasulullah Saw kepada kita hingga beliau menekankan agar tidak meninggalkan dua perkara di atas. Dua perkara ini sama maknanya dengan ibadah vertikal hablumminallah dan ibadah sosial hablumminannas. Salat merupakan kewajiban yang diperintahkan Allah Ta’ala. Sedangkan menjaga orang-orang lemah’ adalah ibadah mulia agar tidak berlaku zalim kepada sesama. Adakah cinta kita sama besarnya seperti Rasulullah Saw mencintai kita sebagai umatnya? Apa yang telah kita perbuat untuk beliau yang setiap malam mendoakan umatnya? Bukankah beliau telah mengajarkan kita Tauhid dan kasih sayang Allah? Kalau bukan karena beliau, tentulah kita tidak mengenal Islam, tidak mengenal iman dan Al-Qur’an اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيِّدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى سيِّدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ “Ya Allah ya Tuhanku, muliakan oleh-Mu akan Nabi Muhammad dan akan keluarganya sebagaimana Engkau memuliakan keluarga Ibrahim dan berkahilah Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah memberkati keluarga Ibrahim, bahwasanya Engkau sangat terpuji lagi sangat mulia di seluruh alam.”
Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu (1) barang siapa yang Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, (2) apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allah.
Sejarah Thursday, 08 Jun 2023, 1605 WIB ilustrasi Nabi MuhammadNYANTRI-Rasululullah SAW wafat pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awal Tahun 11 Hijriah atau 8 Juni 632 Masehi di usia 63 tahun, di Madinah, Arab Saudi. Maka dari itu, hari ini, Kamis, 8 Juni 2023 hari berkabungnya umat Islam wafatnya Nabi berbagai sumber disebutkan, sebelum wafat, Nabi Muhammad mengalami beberapa kali sakit seperti demam yang sangat tinggi. Kendati demikian, meskipun dalam keadaan sakit, Nabi Muhammadi tidak melupakan kewajiban shalat. Ia bahkan beberapa kali berjamaah ke Das’ad Latif dalam sebuah ceremahnya yang diunggah oleh akun youtube DHS Official menceritakan bagaimana detik-detik meninggalnya Nabi Muhammad. Menurutnya, Nabi Muhammad sangat memikirkan umatnya sebelum nyawanya dicabut oleh malaikat. Itu ditunjukkan ketika Nabi Muhammad meminta kepada Malaikat Jibril sebelum nyawanya dicabut agar memohonkan kepada Allah tentang jaminan keselamatan umatnya di akhirat nanti. Sebab Nabi Muhammad tidak rela jika hanya dirinya yang selamat sementara umatnya tidak selamat. Scroll untuk membaca Scroll untuk membaca Jibril yang menemani malaikat pencabut nyawa pergi menemui Allah untuk menyampaikan permintaan Nabi Muhammad. Beberapa saat kemudian, malaikat Jibril kembali dan menyampaikan kabar baik kepada Nabi Muhammad. “Meskipun engkau tidak di tengah-tengah mereka umat nabi Muhammad, meskipun engkau sudah tidak berada di tengah umatmu, selama umatmu berpegang kepada Quran dan sunnah, mereka akan selamat dunia sampai di akhirat,” kata Ustaz Das’an Latif menceritakan tentang Malaikat jawaban Jibril, Nabi Muhammad tersenyum dan memerintahkan kepada malaikat pencabut nyawa agar melaksanakan tugasnya. Malaikat Jibril pun mundur untuk memberikan kesempatan kepada malaikat pencabut nyawa melaksanakan tugasnya. detik-detik wafatnya nabi muhammad wafatnya nabi muhammad kapan nabi muhammad wafat? di mana nabi muhammad wafat usia be Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini Jurnalis dan pernah nyantri
Ajaranyang paling utama disampaikan oleh Rosululloh SAW adalah tauhid, yaitu pengakuan bahwa tidak ada lagi Tuhan selain Alloh SWT, dan mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW itu sebagai Rosululloh. "Katakanlah, hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Alloh kepada kalian semua, yaitu Alloh yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, Tidak ada
Pesan Nabi setelah Ramadhan. Sumber hitungan hari, bulan Ramadhan telah berakhir. Hal inilah yang mendorong umat muslim untuk semakin giat dalam melaksanakan ibadah, baik itu saat bulan Ramadhan ataupun setelahnya. Bahkan Nabi Muhammad SAW juga telah memberikan pesan-pesan khusus pada umatnya. Lantas, apa pesan Nabi setelah Ramadhan?Simak penjelasan selengkapnya tentang pesan Nabi Muhammad SAW kepada umat muslim setelah Ramadhan dalam artikel Nabi Setelah Ramadhan kepada Umat MuslimPesan Nabi setelah Ramadhan. Sumber dari buku Ramadhan Bersama Nabi Tafsir dan Hadis Tematik di Bulan Suci karya Rosidin 202133, pesan Nabi setelah Ramadhan berakhir kepada umat muslim adalah agar tetap mempertahankan ibadahnya yang telah dilakukan selama satu bulan penuh ketika cuma itu saja, umat muslim juga diperintahkan untuk menyempurnakan dan menekuni amalan-amalan yang mereka kerjakan tanpa perlu merasa khawatir jika amalan tersebut ditolak. Hal tersebut bahkan sudah dikatakan langsung oleh Ali bin Abi Thalib yang berbunyi sebagai لِقَبُوْلِ اْلعَمَلِ أَشَدَّ اهْتِمَامًا مِنْكُمْ بِاْلعَمَلِ أَلَمْ تَسْمَعُوْا اللهَ عَزَّ وَ جَلَّ يَقُوْلُ إِنَّمَا يَتَقَبَلُ اللهُ مِنَ اْلمُتَّقِيْنَArtinya, ”Hendaklah kalian lebih memperhatikan bagaimana agar amalan kalian diterima daripada hanya sekedar beramal. Tidakkah kalian menyimak firman Allah ’azza wa jalla,[إِنَّمَا يَتَقَبَلُ اللهُ مِنَ اْلمُتَّقِيْنَArtinya, “Sesungguhnya Allah hanya menerima amalan dari orang-orang yang bertakwa.” Al Maaidah 27.” Lathaaiful Ma’arif 232.Jadi, meskipun bulan Ramadhan sudah berakhir, namun kita sebagai umat muslim yang taat tetap harus mempertahankan ibadah dan amalan-amalan yang telah dilakukan. Dengan begitu, maka kita bisa menunjukkan sikap istiqomah dan konsisten dengan amalan itu, setelah puasa Ramadhan berakhir, umat muslim juga tetap dapat melaksanakan puasa sepanjang tahun. Salah satunya adalah dengan melaksanakan puasa di bulan Syawal selama enam hari. Hal tersebut sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi sebagai صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِArtinya, ”Siapa yang mengerjakan puasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari puasa di bulan Syawal, maka itu adalah seperti puasa sepanjang tahun.” HR. Muslim nomor 1164Demikian penjelasan tentang pesan Nabi setelah Ramadhan yang perlu diperhatikan oleh setiap muslim. Anne
.
  • 91llzj7yr4.pages.dev/192
  • 91llzj7yr4.pages.dev/339
  • 91llzj7yr4.pages.dev/231
  • 91llzj7yr4.pages.dev/87
  • 91llzj7yr4.pages.dev/73
  • 91llzj7yr4.pages.dev/68
  • 91llzj7yr4.pages.dev/62
  • 91llzj7yr4.pages.dev/58
  • 91llzj7yr4.pages.dev/194
  • pesan nabi muhammad kepada umatnya