1 Pengharapan datang dari iman yang sejati dan iman yang sejati datang dari firman. Jadi firman Tuhanlah dasar bagi iman kita, dan iman itulah yang membawa kita menaruh harap pada rencana Allah yang kekal. Ini adalah sirkulasi yang baik, sirkulasi yang indah. “DALAM TUHAN ADA PENGHARAPAN” Di sebuah kota kecil, ada sebuah keluarga Kristen yang sangat harmonis. Keluarga ini sangat taat pada Tuhan dan mereka rajin beribadah di Gereja. Ribka merupakan putri dari keluarga itu. Ayah Ribka, Pak Agus merupakan dosen ternama, sedang Ibu Ribka, Ibu Vivian hanyalah seorang Ibu rumah tangga biasa. Ribka juga mempunyai seorang kakak, Fandy yang sikapnya kadang-kadang cuek. Walau begitu Ribka sangat senang dan merasa cukup dengan keluarganya ini. Suatu hari, keluarga ini mendapat sebuah masalah. Masalah yang berawal dari perselingkuhan yang dilakukan oleh Pak Agus dengan seorang mahasiswi di universitas tempat ia bekerja. Dan ternyata mahasiswi tersebut adalah Tasya, teman sekelas Fandy, yang sering datang ke rumah mereka, yang akrab juga dengan Ribka dan Ibu Vivian. Pengenalan Tokoh 1. Ribka yang diperankan oleh Inggrid. Ribka merupakan seorang gadis baik, cerdas, cantik, serta rajin beribadah, hanya saja ia memiliki sikap yang keras. 2. Pak Agus yang diperankan oleh Yarmanto. Pak Agus merupakan Ayah Ribka, memiliki sifat tegas, tetapi cepat marah dan tidak bertanggungjawab. 3. Ibu Vivian yang diperankan oleh Peprianti. Ibu Vivian adalah Ibu Ribka, memiliki sikap yang agak keras dan emosional. 4. Fandy yang diperankan oleh Ferdinan. Fandy adalah Kakak Ribka, Sikapnya kadang-kadang cuek, walau padahal ia juga bisa perhatian dan dewasa. 5. Tasya yang diperankan oleh Ditha. Tasya adalah teman Fandy, ia bersekolah di universitas yang sama dengan Fandy. 6. Vika yang diperankan oleh Fitriana. Vika adalah salah seorang sahabat Ribka. 7. Nadya yang diperankan oleh Cindy. Nadya adalah sahabat dari Ribka dan Vika. 8. Enjel diperankan oleh Angela. Enjel adalah teman sekelas Ribka, yang ternyata adalah seorang pengguna narkoba. 9. Daniel yang diperankan oleh Dafli. Daniel adalah pacar Ramah, sikapnya baik, ramah, bijaksana. 10. Ibu Rut yang diperankan oleh Hesty. Wali kelas Ribka, Vika, Nadya, dan Enjel. 11. Kak Sarah yang diperankan oleh Susantri. Kak Sarah adalah kakak sepupu dari Nadya, ia juga merupakan seorang hamba TUHAN. *** Di pagi yang indah, sekitar pukul Pak Agus sekeluarga melaksanakan saat teduh bersama. Setelah itu Ibu Vivian dan Ribka menyiapkan sarapan dan membereskan rumah. Selesai itu barulah mereka sarapan bersama sebelum mereka menuju ke tempat kerja ataupun ke sekolah. Ribka Mama, sabantar mungkin sa pulang agak lat, soalnya sa ada les sampe sore. Ibu Vivian Yang penting kalo so selesai capat pulang. Fandy Beh, dia itu mama. Bilang les, padahal pigi itu. Ribka ibihh nga, nga kira macam ngana. Ibu Vivian Sudah..sudah.. kamu dua ini masih pagi-pagi so sama tetangga?? Ribka Kak Fandy ini ….. Pak Agus Ya sudah mo.. So te mau pigi sekolah?? Ribka Ada.. tunggu.. berlari Mama Ribka ka skolah dulu, slamat pagi! Ibu Vivian Slamat Pagi. Hati-hati!!! *** Di malam hari, seperti kebiasaan yang dilakukan keluarga ini adalah berkumpul dan bercerita. Mereka menceritakan pengalaman mereka sehari yang mereka sudah lewati. Ribka dengan semangatnya menceritakan apa saja yang ia alami di sekolah tadi, tapi sedari tadi Ribka bercerita panjang lebar, Ayahnya hanya sibuk mengotak-atik handphonenya membalas sms-sms yang masuk dengan raut muka senang, dan Ribka menyadari hal itu. Ribka Papa!!! Papa dengar io yang sa bilang daritadi??? Pak Agus Ioo ada.. berdiri, bermaksud untuk meninggalkan ruangan itu Eh, papa mo kaluar dulu penting ini, Ribka Yuww beh ini papa, sa ada ba carita dia malah pigi!!! Ibu Vivian Sudah,, biar saja, dia juga kan lagi ada urusan. Tanpa disadari oleh dirinya sendiri, Pak Agus meninggalkan handphonenya di kursi yang ia duduki tadi. Handphone itu berbunyi, menandakan adanya pesan masuk. Ribka yang melihat hal tersebut, langsung mengambil handphone itu dan segera membuka sms yang masuk itu. Ribka Astaga..mama.. Liat ini smsnya Ka Tasya di hape-nya papa. Oh.. pantasan papa capat-capat kaluar tadi ternyata ini?? Ibu Vivian Menarik hape dari tangan Ribka Mana? Oh Tuhan.. Apa ini? Kinapa dorang dua ini? Ribka Ebeh mama kinapa itu papa so bagitu?? Ibu Vivian Sudah Ribka, tunggu jo nga pe papa datang baru torang tanya. Saat bersama dengan Tasya, Pak Agus tiba-tiba menyadari bahwa handphone-nya tidak ada. Ia langsung pulang untuk mendapati hp-nya kembali. Ia takut istri dan anak-anaknya membaca sms-sms yang ada di kotak masuk hape-nya. Pak Agus Malam, Papa pe hape dimana? Dengan tergesa-gesa Ribka Ini.. memberikan hape ayahnya, ayahnya mengambil hape itu secepatnya.. tadi ada Ka Tasya pe sms.. Pak Agus oh… jawab singkat karena gugup Ribka Papa, apa papa pe hubungan dengan Ka Tasya?? Pak Agus Yu dia itu papa pe murid. Nga juga tau kan kalo papa ba dosen di universitas yang sama dengan tampat skolahnya Fandy deng Tasya. Ribka Baru kalo bagitu apa itu sms pe maksud?? Papa mo kase lekos sa? marah dan berusaha menahan air matanya Pak Agus Sms apa? Papa te pernah kase ba lekos akan nga. Ribka Beehh tau sa jengkel.. Berlari meninggalkan ayahnya Ibu Vivian Bagus..bagus.. So hebat bagimana? Sepandai-pandai tupai melompat akhirnya jatuh juga. Jangan talalo banyak nga. Nga kira torang te tau. Munafik memang!! Pak Agus Apa ini? Ini mama te tau apa-apa, kon maen marah-marah te jelas. Ibu Vivian Te tau apa lagi ini, kalo so di tau te usah mengelak. Papa te malu io sama anak-anak? Ibih so tua kon pe puber mati.. ishhh Pak Agus Emosi Iyo, jadi kinapa kalo butul, kamu mo bikin apa? kamu juga so tau jadi buat apa di sambunyi-sambunyi. Sa so te pusing lagi deng kamu, terserah apa yang kamu mo buat. Ibu Vivian Tak kalah emosi dengan Pak Agus oohh bagitu, io mama pe mau papa kaluar dari ini, rumah, baru urus jo torang pe perceraian!!! Pak Agus Cerai?? Ohh bagus itu, memang itu yang sa mau…. Pertengkaran mulut antara suami istri ini semakin memanas. Ibu Vivian menangis. Akhirnya keributan itu membangunkan Fandi yang sedang tertidur di kamarnya. Fandy Kinapa ini??? Ba ribut skali… Mama kinapa manangis?? Ibu Vivian Tauu nga pe papa itu, dia so te peduli deng torang baru dia mo minta cerai… Sambil menangis Fandy Yuuwh papa, kinapa papa ini?? Macam anak kecil skali!! Pak Agus Behhh pe sibuk deng kamu samua!! beranjak keluar, meninggalkan Ibu Vivian dan Fandy Hari semakin larut, Fandy masih berusaha menenangkan ibunya. Ibu Vivian hanya mengangguk dan segera pergi ke kamarnya. Fandy pun beranjak ke kamarnya setelah memastikan Ibunya telah masuk ke kamar. Fandy Mama, tidor saja eh,nanti besok baru torang bicarakan lagi. *** Esok harinya, Ibu Vivian sudah kelihatan tenang. Mungkin ia telah berpikir semalaman tentang apa yang harus ia lakukan. Fandy dan Ribka telah pergi ke sekolah. Tak lama beberapa menit kemudian, Pak Agus yang semalam tidak pulang ke rumah akhirnya datang. Ibu Vivian Papa, lebeh baek torang cerai saja, sa juga te tahan bagini, buat apa juga torang sama-sama kalo te rukun bagini. Pak Agus Ooh io dengan sinis sa somo urus buat torang pe perceraian. Mungkin satu minggu lagi selesai. Sementara itu di tempat lain, Fandy dan Ribka pergi menemui Tasya. Ribka Tasya!!!! Memang nga cewek te tau malu,, te tau diri skali,, so te laku nga sama cowo-cowo, sisa om-om yang nga mo gate. Fandy Biihh Tasya sa te sangka nga ini eh, sa kira nga taman yang baek, ternyata nga itu perusak rumah tangganya orang. Tasya Yuww sori Fandy, sa te bermaksud ba kase rusak nga pe keluarga. Baru Ribka, mohon maaf ee… nga pe papa sandiri itu yang mau sama sa. Ribka Iiiiiiiii…… Ribka bermaksud menampar Tasya tetapi di tahan oleh Fandy Fandy Sudah jo, te ada guna torang di sini, torang pigi jo!! Menarik tangan Ribka dan pergi meninggalkan Tasya *** Sesampainya mereka di rumah, kedua kakak-beradik ini dikagetkan oleh berita bahwa orang tua mereka sudah sepakat untuk bercerai. Hal ini membuat mereka sangat shock. Ribka sangat kecewa, ia tidak menyangka kalau keluarganya akan berakhir seperti ini. Sedangkan Fandy, sebagai kakak ia menyikapinya dengan tenang, ia tahu bahwa TUHAN akan membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh keluarganya, sehingga ia hanya menyerahkan masalah keluarganya itu pada TUHAN. Ibu Vivian Ribka, Fandy, mama deng papa so sepakat buat bercerai. Mama harap anak-anak mama bisa mangarti!! Pak Agus Iyoo, kamu kan so basar, pasti bisa mangarti akan. Ribka Sa te mangarti, deng te mo mangarti. Kinapa nanti cerai? Te ada jalan laen io? Ibu Vivian Ribka….. Ribka Beh tau, tau… terserah jo,, sa so te mo peduli lagi. Mo cerai kek mo apa kek, sa te mo pusing. Tapi jangan salahkan Ribka kalo Ribka so ba aneh-aneh.. Pergi masuk ke kamarnya Fandy Fandy kecewa skali sama mama deng papa. Kinapa harus cerai? Bukannya cerai itu te dikehendakinya TUHAN? Kinapa ini masalah tidak diserahkan sama TUHAN? Yakin TUHAN pasti menunjukkan jalan yang terbaik. Ibu Vivian Fandy, mama tauu itu, tapi apa torang harus pertahankan keluarga yang tidak harmonis lagi kayak ini? Biar apa yang Fandy mo bilang mama deng papa somo urus ini perceraian. Pak Agus Iyoo, torang cuma mo kase tau saja kamu,, yang penting Fandy deng RIbka so tau, torang akan secepatnya urus ini perceraian. Fandy hanya terus menerus diam, Ibu Vivian tahu persis kekecewaan yang Fandy rasakan, Fandy berbeda dengan Ribka, ia memang jarang menyuarakan kekecewaannya tetapi hal itu tergambar jelas di wajahnya. Sementara itu di kamar, Ribka tak henti-hentinya menangis, ia pun menelpon Daniel, pacarnya, untuk membicarakan masalah yang sedang di alami keluarganya. Selama ini, Daniel-lah yang menjadi tempat curhat Ribka, dan Ribka selalu mendapat solusi yang tepat dari Daniel. Ribka Hallo niel…. Daniel Halo Ribka, kinapa?? Macam ba laen nga pe suara? Nga manangis?? Ribka Biihh sa bingung ini.. Sa pe orang tua mo cerai,, sa so te tau mo bikin bagimana lagi supaya dorang baku baek lagi. Sa capek skali…. Daniel Iioo Ribka sa juga ikot sedih, tapi kalo boleh kase saran lebeh baek ini masalah nga serahkan sama TUHAN. Nga tau kan kalo TUHAN te pernah kase masalah yang torang sendriri te bisa selesaikan. Yakin Tuhan pasti kase jalan kluar. Baru nga bujuk-bujuk lagi nga pe orang tua supaya dorang baku baek ulang. Ribka sa mo coba… Makasi nga pe saran bagus skali. Daniel Sama-sama. Tapi nga harus percaya dan yakin kalo TUHAN pasti bantu ngana. Ribka Iyooo.. sudah dulu,e… so tengah malam ini, sa so mo tidor dulu. Daniel Iyoo.. tidor jo… jang lagi manangis..! Setelah bercerita dan mendengar nasihat dari Daniel, Ribka merasa terhibur. Ribka pun terketuk pintu hatinya untuk berdoa kepada TUHAN. Ribka “TUHAN YESUS yang baik, terima kasih atas segala berkat dan kasih-MU yang masih bisa Ribka rasakan hingga saat ini. TUHAN, saat ini dengan segala kerendahan hati, Ribka mohon TUHAN bantu menyelesaikan masalah yang sedang keluarga Ribka hadapi. Tuhan ketuk pintu hati kedua orang tua hamba, agar mereka tidak jadi berpisah. Dalam nama TUHAN YESUS, Ribka sudah berdoa, AMIN” Tak henti-hentinya Ribka berdoa memohon kepada TUHAN agar kedua orang tuanya batal untuk bercerai. Tetapi kenyataannya, masalah perceraian kedua orang tuanya sudah memasuki sidang. Ribka pun merasa putus asa, dia berpikir, TUHAN tidak pernah mau mengabulkan doanya. Ribka pun merasa terabaikan karena, Ibunya tidak lagi mempedulikannya sejak ia mengurus perceraiannya. Hal itu membuatnya terpengaruh pada Enjel. Enjel Ribka, kinapa nga? Macam sa liat-liat nga ini murung turus, ada masalah?? Ribka Te ada apa-apa… Enjel mungkin nga te mau cerita nga pe masalah sama sa. Tapi sa ada solusi yang tepat buat nga pe masalah itu. Deng sa jamin nga pe beban langsung hilang. Kalo nga mau, nanti ba bilang sama sa. Ribka Butul iio?? Apa depe solusi?? Enjel Mengambil sesuatu di dalam tasnya Ini.. menunjukkan beberapa butir obat Ribka Tapii..ini.. biihh sa takot… Enjel Te apa-apa ini nanti yang bikin nga bisa lupa nga pe masalah. Sa juga biasa ba minum ini kalo ad masalah. Nanti torang ba minum di sa pe rumah saja, tapi jangan bilang sama sapa-sapa. Ribka Ragu Oh..iyo.. Setelah bel pulang berbunyi, Ribka dan Enjel pulang bersama. Saat berjalan menuju gerbang sekolah, ia bertemu dengan teman-temannya, Vika dan Nadya. Vika Ribka, torang pulang sama-sama ntah! Nadya Iyoo intah.. Ribka Duluann jo kamu, sa masi ada urusan penting. Sesampainya di rumah Enjel, Ribka pun segera meminum obat pemberian Enjel. Dan benar seperti yang Enjel katakan, Ribka pun merasa melayang, melupakan segala masalah yang ia sedang hadapi. Ribka pun ketagihan dan menjadi ketergantungan pada obat itu. *** Ibu Rut, wali kelas Ribka, dan juga Vika dan Nadya menyadari perubahan Ribka, merekapun mendatangi rumah Ribka, untuk menceritakan masalah Ribka pada Ibunya. Ibu Rut Jadi begini, bu, anak ibu, Ribka sudah seminggu ini tidak masuk sekolah, kami juga tidak pernah menerima surat keterangan darinya apa dia sakit atau lainnya. Ibu Vivian Tidak masuk sekolah?? Ribka tiap hari ke sekolah. Vika Iyo butul itu tante, waktu pulang sekolah sa te sengaja liat dia kaluar dari rumahnya Enjel, kon sa ikot dia, ternyata dia nae taxi pigi kamari. Nadya Berarti setiap jam sekolah dia di rumahnya Enjel, pas jam pulang baru dia pulang juga ka rumah. Ibu Vivian Enjel?? Siapa Enjel? Ibu Rut Enjel itu murid sekolah kami, dan menurut siswa lainnya dia itu pengkonsumsi narkoba. Kami beranggapan bahwa Ribka telah dipengaruhi oleh Enjel. Ibu Vivian Jadi menurut kalian, Ribka sudah mengkonsumsi narkoba?? VIka Iyo tante. Baru tante ada yang sa mo bilang, tapi sa minta maaf dulu karena so ba kase tau ini. Jadi, bagini kamarin sa ada ba telpon sama Ribka, sa tanya kinapa dia so berubah? Dia bilang ini gara-gara depe ortu, depe ortu somo cerai, baru dia te mau dorang cerai, dia bilang dia mau depe keluarga kayak dulu lagi. Ibu Vivian Iya, tidak apa nak Vika. Ribka memang yang paling bersikeras agar tante dan om batal cerai. Tapi tante te sangka dia sampai senekat itu. Tante akui, tante dengan om so salah, kami berdua terlalu egois, hanya mementingkan urusan masing-masing tanpa mempedulikan Ribka dan Fandy. Nadya Eh,iyo tante, kalo tante mau, besok ato kapan bagitu, datang di rumahnya sa, ada itu kakak, dia itu hamba TUHAN, mungkin dia bisa bantu mendoakan masalah keluarganya tante. Ibu Vivian Makasih nak ya, tante pasti akan datang. Nadya Sama-sama tante. Ibu Rut Kalau begitu, kami semua permisi dulu. Ibu Vivian Iya, terima kasih banyak. Setelah Ibu Rut, Vika, dan Nadya pulang, Ibu Vivian segera menghubungi Pak Agus. Ibu Vivian menceritakan semua yang dikatakan oleh Ibu Rut, Vika, dan Nadya. Mereka pun sepakat untuk berbicara dengan Ribka. Ibu Vivian Ribka, sini dulu!!! Ribka Kinapa behh??? Pak Agus Ribka, papa deng mama mangaku so salah, selama ini papa deng mama so talalo egois, te pernah mau dengar pendapatnya Ribka deng Fandy, juga hanya sibuk dengan urusan perceraian. Papa minta maaf…. Ibu Vivian Mama juga minta maaf. Tapi kinapa dengan Ribka sekarang? Ribka so te masok-masok sekolah, so te pernah ibadah, baru bergaul dengan anak yang tidak baik. Ribka Tidak, sapa yang bilang? Susupo memang!! Ibu Vivian Yang bilang itu Ibu Rut, Vika, deng Nadya. Baru dibilang Ribka baku taman deng Enjel. Pak Agus Ribka, berteman itu tidak dilarang, tapi Ribka sendiri harus bisa memilih mana yang baik mana yang tidak. Jangan memilih teman yang akan menjerumuskan kita ke hal-hal yang tidak baik. Ribka ehhh, baru?? Urus saja papa deng mama pe urusan, ta usah urus sa pe urusan. Terserah saya noh ba taman deng sapa. Sama saja dengan papa deng mama yang seenaknya bilang mo cerai, kan papa deng mama pikir terserah papa deng mama kalo mo cerai ato mo nikah lagi,, sa juga so nyaman bagini…. Ibu Vivian Ribka!! Mama deng papa kan so minta maaf. O,iyo besok Ribka deng Fandy ikut mama deng papa eh, torang mo pigi di sama itu hamba Tuhan. Ribka Ya, ya, yah.. terserah.. sa ba ikot-ikot jo… Ribka pergi ke kamarnya Keesokan harinya, keluarga Pak Agus pergi ke rumah Nadya untuk bertemu seorang hamba Tuhan yang bernama Kak Sarah. Ibu Vivian Selamat sore.. Kak Sarah Selamat sore.. mari masuk!! Ibu Vivian Nadya-nya ada? Kak Sarah Ada, saya panggilkan dulu. Ibu Vivian Ya. Kak Sarah Nadya….. Nadya Ya.. Kak Sarah Ini ada tamu.. Beberapa menit kemudian Nadya datang bersama Vika dan Daniel. Vika berantusias datang karena ia tahu Ribka, sahabatnya juga datang. Sementara Daniel pacar Ribka, juga datang untuk Ribka. Mereka semua berharap Ribka bisa kembali seperti dulu lagi. Nadya Sore tante, om, Ribka, Kak Fandy. Vika Halo Ribka, macam so pe lama torang te ketemu. Daniel Hai Ribka.. Ribka Bingung dengan kehadiran teman-teman dan pacarnya kinapa kamu samua ada di sini? Kak Sarah Mengambil alih pembicaraan Ohh.. ini yang namanya Ribka. Nadya sudah banyak bercerita tentang Ribka sama Kakak. Daniel Iyo, kak.. Ribka ini anak yang baek skali.. cuma torang so bingung deng dia sekarang.. torang heran deng depe perubahan. Fandy Kakak, tolong sa pe ade ini, buka akan depe jalan pikiran itu… Ribka menyenggol tangan Fandy Apa kakak ini ee? Dengan setengah berbisik Ibu Vivian Jadi begini…. pembicaraannya terhenti karena langsung dipotong oleh kak Sarah Kak Sarah Sudah, Ibu tak perlu jelaskan lagi, Nadya sudah menceritakan semua sama saya. Saya sudah tahu permasalahannya. Jadi, boleh saya bicara berdua dengan Ribka? Ibu Vivian Iya.. Silahkan. Kak Sarah mengajak Ribka di sebuah ruangan. Di ruangan itu hanya ada mereka berdua. Kak Sarah pun mulai bercerita dengan Ribka. Kak Sarah Ribka, Kakak tahu apa yang sedang kau alami, tapi cara menyelesaikannya juga tidak harus seperti itu. Bukankah Ribka sendiri tahu, bahwa itu salah, bolos sekolah, sampai mengkonsumsi obat-obat terlarang. Apa Ribka lupa? Bukankah Ribka masih punya TUHAN YESUS, TUHAN yang sanggup untuk menyelesaikan apapun masalah yang kita hadapi. Tapi itu juga, Ribka harus mengimaninya, jangan meminta sesuatu tanpa percaya dan yakini itu akan benar-benar terjadi. Dan satu hal yang Ribka harus tahu di dalam TUHAN tidak ada satupun yang mustahil. Ribka Kak, sa so berdoa sama TUHAN siang deng malam, tapi kinapa TUHAN te mengabulkan sa pe doa? Dari situ sa so jadi putus asa mo berdoa sama TUHAN. Kak Sarah TUHAN bukannya tidak mengabulkan doamu. Ribka perlu bersabar, tidak seperti habis berdoa dan jadi seperti apa yang kita minta. Ribka tahu TUHAN sudah menyediakan rencana yang besar buat Ribka, dan rencana TUHAN itu tidak seperti rencana manusia, Ia punya cara sendiri yang tidak dapat terselami serta tidak disadari oleh Ribka sendiri. Oleh karena itu, Ribka harus selalu bersyukur kepada TUHAN. Ribka Tapi kenapa sampe sekarang sa pe orang tua tetap ba urus dorang pe surat cerai. Apa TUHAN mau dorang cerai?? Kak Sarah Ribka, rencana TUHAN itu indah pada waktunya. Saat menghadapi masalah percayalah di dalam TUHAN ada pengharapan. Ada pelangi sehabis hujan, bukan TUHAN yang menjanjikan itu? TUHAN tidak akan pernah melupakan janjinya. Jadi bersandarlah pada TUHAN, TUHAN menyediakan segala yang terbaik untukmu. Ribka O,iyo sa mengerti sekarang, mungkin inilah jawaban dari doa-doanya sa. TUHAN so jawab sa pe doa smua… ini solusi yang cari selama ini untuk masalahnya sa. Kak Sarah Ribka so mengerti kan? Mencari jalan keluar dari masalah hanya ada pada TUHAN. Sekarang kita berdoa Mari kita berdoa -amin. Sehabis berbicara dengan Ribka, Kak Sarah kini berbicara dengan kedua orang tua Ribka. Kak Sarah Sebelumnya saya mau minta maaf kalau saya sudah lancing berbicara seperti ini pada Pak Agus dan Ibu Vivian, tetapi TUHAN ingin pakai saya untuk berbicara dengan Pak Agus dan Ibu Vivian. Kalian adalah panutan bagi anak-anak kalian, lalu jika kalian sendiri seperti ini, bagaimana dengan anak-anak kalian? Bukankah TUHAN sendiri tidak menghendaki adanya perceraian. Bahwa apa yang telah dipersatukan oleh TUHAN tidak dapat dipisahkan oleh manusia. Jadi, jika kalian mendapat masalah seperti ini, coba bicarakanlah dengan TUHAN, TUHAN selalu terbuka untuk siapa saja. Ia tidak pernah meninggalkanmu. Ibu Vivian Iya, saya sadar selama ini sudah melakukan kesalahan, bahwa saya tidak pernah mengikutsertakan TUHAN untuk menyelesaikan masalah ini. Pak Agus Iya, saya juga sadar, kalau selama ini ternyata kesenangan dan kenikmatan sesaat yang saya rasakan, menutup mata saya sehingga saya sudah menyakiti hati keluarga saya, terutama hati TUHAN. Kak Sarah Jadi Pak Agus dan Ibu Vivian sudah memahami, bahwa yang kalian lakukan itu adalah salah di mata TUHAN. Sekarang kita berdoa bersama dengan yang lainnya. Mari kita berdoa -amin Kini Pak Agus dan Ibu Vivian telah menyadari kesalahan yang mereka perbuat dan mereka berjanji pada TUHAN untuk tidak mengulanginya lagi. Ribka juga telah bertobat, dan kembali kepada TUHAN. Keesokan harinya Tasya datang ke rumah Ribka dan meminta maaf pada keluarganya Ribka. Tasya Tante, Ribka, deng Fandy, sa minta maaf, kalo selama ini sa so banyak salah sama keluarganya kamu. Sa harap kamu bisa kase maaf sa. Ibu Vivian Iyo, torang so kase maaf nga dari dulu, cuma sekarang lebih baik nga minta maaf sama TUHAN. Tasya Iyo, sa sadar, yang sa bikin selama ini so menyakiti hati TUHAN. Ribka Butul yang Kak Sarah bilang, kalo rencana TUHAN itu akan lebih dari apa yang kita bayangkan. Fandy O,iyo, besok kan paskah, bagimana kalo torang pigi ibadah sama-sama? Ribka Okeh,, tapi ada sa punya teman yang harus dibawa sama TUHAN. Ma,, Ribka ka rumahnya Enjel dulu,e… Ribka pun dengan senang hati dan penuh pengharapan pergi ke rumah Enjel. Dia percaya TUHAN pasti akan menolongnya untuk menyadarkan Enjel. Ribka Enjeell, besok kan paskah, nga mau tidak pigi ibadah deng sa?? Enjel Biii, Ribka tumben?? Memangnya nga so tobat, pe capat jooo… Ribka Iyo, sa so tobat ini, sa sadar kalo selama ini yang torang buat so salah, sekarang sa te mau sia-siakan pengorbananTUHAN di kayu salib. Jadi sa mo bikin perbuatan yang kase senang TUHAN pe hati. Kebangkitan TUHAN itu adalah kemenangan buat orang yang percaya. Jadi, karena sa so di kase kemenangannya TUHAN sa akan lebih menghargai sa pe hidup. Enjel Tapi, kalo mo di pikir-pikir juga butul juga e. TUHAN YESUS so rela mati di kayu salib cuma buat torang, kon torang sia-siakan TUHAN pe pengorbanan sama torang. Ribka Senang berarti besok nga mo pigi ibadah paskah dengan sa? Enjel Iyo, sa mau,, sa somo bertobat, sa mo terima TUHAN YESUS sebagai JURUS’LAMAT, yang ba kase kemenangan buat sa karena Dia so bangkit. Akhirnya keluarga Pak Agus dapat rukun kembali dan Tasya, Ribka, serta Enjel menyadari perbuatan mereka dan bertobat. Melalui drama ini kita dapat mengambil hikmah, yaitu bahwa apabila kita memiliki masalah, kita harus yakindan percaya bahwa TUHAN pasti telah sediakan jalan keluar dan dalam TUHAN YESUS pasti ada kemenangan dan pengharapan bagi orang yang percaya END Created by Cindy

DramaNatal Untuk Sekolah Minggu Matius 2:9b - 11 Bintang Kehidupan. DEAR PELANGI. Blog yang berbagi Spirit, Informasi dan Inspirasi melalui Firman Tuhan dan Suka Duka Kehidupan Adik - adik mempunyai pengharapan akan masa depan yang indah bila memberikan hati kepada Yesus. Pimpinan, terang, dan kehidupan adalah milik kita bila kita

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kondisi sekarang adalah kondisi yang begitu mengkuatirkan. Sudah lebih dari dua tahun seluruh dunia dilanda pandemi covid-19. Ada begitu banyak orang yang terinfeksi bahkan meninggal karena virus ini. Tak terkecuali kita, mungkin saja ada sanak keluarga, rekan kerja, tetangga kita yang juga akhirnya meninggal karena virus ini. Seolah-olah pandemi covid-19 ini tidak berujung, karena sekalipun sekarang sepertinya kondisi sudah semakin membaik dan terkendali, akan tetapi muncul lagi varian covid-19 yang lebih mematikan. Varian itu disebut varian omicron atau varian Afrika. Tentunya berita ini akan menjadi berita yang menggelisahkan dan mengkuatirkan kita. Di tengah-tengah kondisi seperti ini, kita sebagai murid Kristus kemudian memperoleh sebuah pengharapan baru. Oleh karena seluruh gereja di seluruh dunia sedang dalam masa penantian advent merayakan kelahiran Yesus Kristus, sang Juruselamat kita. Bahkan dengan iman, kita senantiasa menantikan kedatangan-Nya yang kedua di masa depan untuk menjemput kita yang selalu setia kepada-Nya. Sehingga Natal atau kelahiran Yesus dapat dianalogikan seperti oasis di tengah padang gurun, di mana kita yang sangat kehausan akan bersukacita dan bergairah ketika yang serupa pun dialami dan dirasakan oleh para gembala seperti yang kita baca dalam perikop ini. Mereka sangat bersukacita dan bergembira ketika berjumpa dengan bayi Yesus di palungan. Bahkan mereka mengekspresikan sukacita mereka dengan memuji dan memuliakan Tuhan, karena telah mendengar berita natal dan melihat langsung bayi gembala yang ada di dalam perikop ini kemungkinan besar adalah gembala upahan. Bagi masyarakat Yahudi waktu itu, menjadi gembala upahan orang yang menggembalakan ternak hewan milik orang lain sebenarnya adalah salah satu pekerjaan terendah. Artinya mereka tergolong ke dalam kelompok yang kurang terpandang, kurang diperhatikan dan bahkan selalu dipandang rendah dan hina. Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa mereka juga seringkali menerima perlakuan diskriminasi dari masyarakat yang tengah-tengah keadaan yang demikian, para gembala mendapat sebuah berita besar, kabar sukacita, kabar gembira, bahkan mereka memperoleh pengharapan yang besar melalui berita Natal bahkan menyaksikan langsung kelahiran Yesus Kristus, sang juruselamat mengapa Natal disebut sebuah pengharapan? Berdasarkan perikop Lukas 28-20 ada tiga hal yang menjadi alasan mengapa Natal disebut sebuah Natal adalah momen Tuhan menyatakan kasih kepada semua manusia, tanpa memandang status sosial, harta, dan latar belakang seseorang 1 2 3 4 Lihat Humaniora Selengkapnya
Karenaitu, kedatangan malaikat Tuhan yang menyampaikan kabar gembira ke­pada para gembala di padang pada malam hari bukan untuk menunjukkan akhir dari Natal, tetapi justru sebagai permulaan Natal. Jadi, malam Natal menurut tahun liturgi sebagai awal dari masa Natal dan berakhir pada hari Epifani (Allen Jr. 2007, 10). Minggu sesudah Epifani. Narator Menjalin kasih adalah menyatakan surga bagi kehidupan bersama karena setiap orang saling membutuhkan. Tanpa kehadiran orang lain, hidup akan terasa hampa dan tak dapat berkembang. Persaudaraan yang rukun adalah anugerah terindah seperti ketika mentari bersinar dan memancarkan cahayanya. Namun kadangkala mendung kebencian mengintip dan irih hati merongrong. Tergores antara suka dan duka saat ingin menjalin keakraban. Suatu hal yang pasti tak ada kasih yang lebih besar daripada mengorbankan harta benda untuk meraih persaudaraan itu. Dan ketika semuanya terbersit dalam “suara cangkir” seolah ia pun menyuarakan persaudaraan sejati. “Ketika Cangkir Bersuara”… Tokoh 1 Masuk Narator Ini cangkir tapi bukan cangkir biasa, ini cangkir kehidupan. Seperti cangkir, menampung manisnya suka dalam kehidupan dan kadang tertutup pahitnya sedih. Ada pegangan, pegangan pada raga yang lemah agar tak terjatuh ketika dosa menggoda. Hati – hati, mudah retak mudah pecah dan bisa melukaimu. Tokoh 2 masuk Narator Kita bersaudara, seperti cangkir. Saat tak berisi asa, dibuang layak tak tentu. Mengukir cerita lama yang sudah usang, kita tak pantas bersuara seperti ini. Seperti cangkir, mudah retak karena sudah tak mampu berbuat, pun muak tuk melanjutkannya. Tapi tak ada kisah itu buat kita kini Tokoh 3 masuk Narator Sebuah cangkir yang harganya mahal tetapi tak semahal persaudaraan dan kebersamaan persekutuan kita. Sebuah cangkir indah tapi tak seindah persaudaraan kita. Sebuah cangkir gampang pecah dan retak, persaudaraan jangan sampai retak apalagi pecah. Jagalah cangkir persaudaraan jangan diisi dengan irih hati, perseteruan atau dengki dan jangan diisi dengan minuman memabukan apalagi dosa. Tapi isilah cangkir dengan kasih yang menampung segala suka dan duka kehidupan dan cangkir persaudaraan yang telah dirajut oleh tangan-tangan pemenang kasih. tokoh 4 masuk Narator Kujadikan cangkir ini sebagai kisah kita. Tanda semuanya belum usai, ia masih ada diantara kita. Bagiku, cangkir ini adalah persahabatan kita. Ada kasih di cangkir itu!! Saat kidung Natal menjadi momen kelahiran Kristus, saat itu pula kehadiran persaudaraan hendaknya diluruskan kembali. Semangat persaudaraan menjadi tanda bahwa kita pun diutus untuk mewartakan tanda kasih Yesus kepada semua orang. Kado Natal tak selamanya harus yang mewah, hanya sebuah pengertian yang menghantar kasih Yesus untuk dihayati bersama. Semoga dengan pesta Natal, kita tetap memberi warna kasih dalam persaudaraan kita dengan sesama. Refleksi dari Pelayan Ibadah II Korintus 518-21 “PELAYANAN UNTUK PENDAMAIAN” Kita semua tahu Cangkir/Gelas. Kita menggunakannya untuk minum entah minum teeh, minum saat haus atau makan. “Cangkir yang bersuara” adalah judul refleksi dari fragmen yang dipertunjukan tadi. Pertanyaan kita adalah Apakah cangkir dapat bersuara seperti manusia? Tentu tidak, yang dimaksud cangkir atau gelas bersuara adalah bunyi khas ketika cangkir atau gelas saling bertemu atau beradu, juga bunyi cangkir yang jatuh atau pecah. Cangkir atau gelas adalah barang pecah belah. Gampang retak dan mudah pecah. Karena itu ketika kita membawa barang pecah belah sebagai bagasi maka di bagasi itu akan tertulis “Awas, barang pecah belah” atau “hati – hati gampang pecah”. Cangkir atau gelas akan dijaga dengan baik agar aman dalam perjalanan sampai tiba di tempat tujuan. Lalu apa hubungan cangkir bersuara dengan Natal yang kita rayakan saat ini? Memang cangkir bukan bagian dari aksesoris Natal seperti halnya Lilin, atau Pohon Nata atau Kandang dengan Palungan. Tetapi dari refleksi “Cangkir yang bersuara”, kita belajar tentang persahabatan, persaudaraan dan kebersamaan dalam keluarga yang rukun sebagai panggilan Allah bagi saya dan saudara. Inti dari bacaan Alkitab bagi kita dalam perayaan Natal ini adalah Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh karena Kristus. Yesus Kristus adalah karya pendamaian itu. Oleh karena dunia telah diperdamaikan dengan Allah melalui Kristus, maka kepada setiap orang percaya ada seruan “Berilah dirimu didamaikan dengan Allah”. Hakekat Natal adalah pendamaian Allah, pendamaian dunia, pendamaian di antara sesama manusia. Jadi merayakan Natal berarti kita mesti hidup saling berdamai satu dengan yang lainnya karena Allah sudah mendamaikan. Allah sudah merendahkan diriNya. Allah sudah menjadi manusia. Apabila kita tidak hidup dalam perdamaian dengan orang lain maka itu artinya kita menyangkal hakekat Natal. Hari ini ketika kita merayakan Natal Yesus Kristus, marilah kita bertanya pada diri kita masing – masing “Apakah kita sudah saling berdamai antara suami/istri, orang tua/anak, kakak/adik, tetangga bertetangga dan dengan sesama kita yang lain? Marilah kita belajar dari Kisah Cangkir. Ketika beberapa sahabat berkumpul dan minum teeh bersama dan mengikat persahabatan maka mereka akan saling “tosh”. Gelas dan cangkir akan saling beradu seperti bunyi dalam refleksi tadi, maka minum teeh dan persahabatan akan terus berlanjut. Sebaliknya, jika terjadi benturan keras akibat cangkir dibanting maka cangkir akan pecah. Bila sudah pecah cangkit tidak dapat digunakan lagi, serpihannya akan dibuang. Hidup persaudaraan, hidup persekutuan dan hidup keluarga memang sering mengalami benturan tapi janganlah sampai pecah. Kemarahan, irih hati, kebencian dan egoisme yang seringkali menyebabkan persaudaraan dan persahabatan menjadi retak bahkan pecah, hendaknya kita tanggalkan. Melalui Natal, Yesus Kristus telah datang untuk menjadi jembatan yang menyatukan bukan membuat pecah. Rayakanlah Natal dengan sukacita dengan tetap menjaga kebersamaan, persekutuan dan persaudaraan jangan sampai pecah. Terimalah damai Natal dari Kristus. Alamilah kuasa Natal Yesus Kristus. Jadilah pembawa damai Natal dari Kristus. Jadikan hidup seperti cangkir atau bejana yang diisi oleh kasih Kristus , diisi oleh FirmanNya dan bukan oleh irih hati, dengki, amarah, kebencian juga roh kemabukan. Selamat Merayakan Natal Yesus Kristus. Keterangan Adegan para tokoh masuk dapat dikreasikan berupa gerakan pantomim dengan cangkir, tarian cangkir, atraksi cangkir dan lain sebagainya yang cocok dengan konteks masing – masing. Tuhan memberkati.
Jawaban(1 dari 2): Horas adalah salam yang digunakan oleh masyarakat Batak baik dari Toba, Simalungun dan Angkola/Mandailing digunakan untuk menyapa saat berjumpa, berpisah dan sebagai pengharapan kepada lawan bicara. Sedangkan Horas bah berdasarkan pengalaman hidup saya sebagai orang Batak, kat

Hai, sahabat DEAR PELANGI Kali ini saya masih membagikan naskah Drama/Fragmen Natal bagi Sekolah Minggu. Dalam naskah ini Para pemeran melakukan sedikit dialog dengan banyak adegan. Kekuatan cerita ada pada Narator dan Pengisi Suara. Untuk Pemeran Gepeto dan Pinokio hanya beradegan saja. Drama/Fragmen ini mengisahkan tentang kebersamaan sebagai keluarga Allah. Semoga nasakah ini menjadi berkat untuk semua. Tuhan memberkati. FRAGMEN NATAL “HIDUP BERSAMA SEBAGAI KELUARGA ALLAH” Para Pemeran Maria dan Yusuf Para Gembala Orang Majus Gepetto Pinokio Anak – anak Sekolah yang Nakal Gadis Penjual Korek Api Seluruh anak Sekolah Minggu Narator Kasih Allah sudah dinyatakan bagi dunia dengan mengutus Anak-Nya yang tunggal Yesus Kristus ke dalam dunia. Yesus datang untuk kita. Yesus lahir bagi kita. Ia dilahirkan oleh perawan Maria, di sebuah kota kecil di Betlehem. Wajah Maria cerah berseri, bayi yang Kudus dibuainya. Bayi kecil itu dibaringkan dalam palungan dan di bungkus dengan lampin. Bayi Yesus tidur dengan tenang, di malam yang hening, sunyi dan senyap. Maria dan Yusuf menjaga-Nya Adengan masuk Maria, Yusuf dan Bayi Yesus. Narator Malak Sorga bersukacita karena kelahiran-Nya, terdengar tembang Malaikat bergema di Efrata “Kemuliaan bagi Alah di tempat yang Maha Tinggi dan damai sejahtera di bumi, di antara manusia yang berkenan kepada-Nya. Para gembala segera meninggalkan padang gembalaan dan menjumpai bayi itu. Adegan gembala-gembala masuk Pemimpin Gembala Teman – teman Mari kita pergi ke Betlehem dan melihat apa yang terjadi di sana. Gembala lainnya Ayo kita pergi Narator Para gembala menerima kabar mulia dan menjadi saksi kelahiran-Nya, bukan para ahli kitab, bukan para nabi, bukan raja Yerusalem, bukan pula Kaisar dari Roma. Itulah kasih Tuhan yang besar, kasih tanpa pandang bulu. Lagu Slamat - Slamat Datang - Adegan para gembala keluar Narator Dari Timur tempat yang jauh, tak ketinggalan para Majus. Dengan mengikuti bintang yang menjadi penunjuk arah, mereka mencari Raja Sorga yang telah lahir. Mereka datang untuk menyembah-Nya dan mempersembahkan Emas, Kemenyan dan Mur. Adegan masuk para Majus Majus 1 Lihat itulah bintang-Nya. Majus 2 Wah,,Akhirnya kita sampai juga Majus 3 Ayo kita masuk dan memberi persembahan ini. Adegan para Majus memberi persembahan Narator Para Majus menyembah-Nya sebagai tanda kedatanganNya bagi segala bangsa. Itulah kasih Allah yang besar. Kasih bagi segala bangsa, kasih bagi semua orang. Lalu para Majuspun pulang mengikuti jalan yang lain. Para Majus Keluar Narator Itulah Natal pertama di Betlehem. Natal tanpa petasan, Natal tanpa SinterKlas, Natal tanpa pohon terang, Natal tanpa kelap – kelip lampu Natal. Tetapi Kasih Allah yang menjadi sukacita di hati Keluarga Maria dan Yusuf, di hati keluarga para Gembala dan keluarga. Yesus telah lahir supaya HIDUP BERSAMA SEBAGAI KELUARGA ALLAH dalam kasih. Lagu HAI DUNIA GEMBIRALAH Narator Gereja – gereja merayakan Natal di tahun ini dengan tema HIDUP BERSAMA SEBAGAI KELUARGA ALLAH. Kita semua hidup di tengah keluarga. Kita tidak bisa hidup sendiri. Kita membutuhkan orang lain untuk hidup bersama sebagai keluarga Allah. Namun adik – adik,,, ada sebuah tentang seorangyang hidup sendirian. Pada suatu masa, hiduplah seorang tukang kayu bernama Gepetto. Ia sudah tua dan amat kesepian tanpa memilikikeluarga ataupun sanak saudara yang hidup bersamanya. Suatu hari Gepetto membuat sebuah boneka kayu berbentuk seorang anak laki-laki. Gepetto hidup bersama boneka kayu itu namun Gepetto merasa sangat kesepian. Gepetto membutuhkan seorang teman, maka Gepetto pun berdoa agar boneka kayunya bisa hidup. Pengisi Suara Ya Tuhan, saya ingin sekali memiliki seorang anak laki-laki untuk menemaniku di masa tuaku. Tapi saya tahu Tuhan, mana mungkin itu bisa terjadi, karena saya sudah tua dan tidak mempunyai istri. Narator Gepetto selalu berdoa kepada Tuhan. Gepetto tidak pernah menyerah dan putus asa hingga suatu hari Tuhan menjawab doa Gepetto. Boneka kayu Gepetto akhirnya hidup dan menjadi seorang anak laki – laki. Adegan Gepetto masuk dengan Pinokio Pengisi Suara Trima kasih Tuhan,,, trima kasih Tuhan … boneka kayu akhirnya hidup. Heii siapa namamu ??? Tes … tes … tes … Saya pinokio ,,, saya pinokio… Pinokio … saya senang sekalii kamu hidup,,, Pinokio ,,, ingatlah … kamu harus menjadi anak yang baik. Setiap kali kamu Nakal dan berbohong maka hidungmu akan bertambah panjang. Baiklah,,, saya menjadi anak baik … tidak boleh nakal,,, tidak boleh berbohong. Gepetto dan Pinokio keluar Narator Demikianlah Gepetto sangat berbahagia karena Tuhan menjawab doanya. Boneka kayunya menjadi hidup sehingga Gepetto mempunyai teman. Gepeto hidup berbahagia dengan Pinokio. Gepetto ingin Pinokio mendidik Pinokio menjadi anak baik dan kemudian adik – adik, Pinokio menjadi besar dan bersekolah. Adegan Gepetto dan Pinokio masuk; Pinokio memakai baju sekolah Pengisi Suara Ingatlah Pinokio, kamu pergi ke sekolah, tidak boleh nakal dan tidak boleh berbohong. Setiap kali kamu nakal dan berbohong maka hidungmu akan bertambah panjang. Saya anak baik,,, tidak boleh nakal,,, tidak boleh berbohong … saya pergi ke sekolah untuk belajar. Daaaaggghhh Gepetto dan Pinikio keluar Narator Pinikio pergi ke sekolah dengan hati senang. Tetapi di tengah jalan Pinokio bertemua anak – anak sekolah yang nakal. Anak – anak itu mengajak Pinokio bolos sekolah. Pengisi Suara Haii kawan ,,, ayo bergabung dengan kami. Tidak usah pergi ke sekolah kita bolos saja. Bukan ko sendiri,,, kita semua bolos dari sekolah. Adegan anak – anak bolos bermain gambaran, mobil-mobilan, plays stasion dll Narator Pinokio terpengaruh oleh teman – teman yang nakal dan bolos sehingga tidak pergi ke sekolah. Anak – anak itu sangat menikmati permainan mereka dan mereka tidak mengingat bahwa sebagai anak – anak sekolah mereka harus rajin sekolah dan rajin belajar. Mereka tetap asyik bermain sampai lewat jam pulang sekolah dan Pinokiopun pulang kerumah. Adegan Pinokio Pulang Pengisi Suara Pinokio,,, apakah kamu pergi ke sekolah ??? Iya,, saya pergi ke sekolah Hidung tambah panjang Pinokio … kamu berbohong ??? Tidak … Hidung tambah panjang Pinokio … kamu sudah menjadi anak nakal Tidak,, saya anak baik hidung tambah panjang Narator Gepetto menjadi sedih karena Pinokio telah terpengaruh anak nakal. Begitu sedihnya Gepetto sehingga Gepettopun pergi dan pergi untuk selamanya. Pinokio menjadi sedih karena kepergian Gepetto. Pinokio menangis dengan sedihnya. Pengisi Suara Suara menangis …. Jangan pergi ,,, saya tidak punya siapa – siapa di dunia ini ,,, bapak Gepetto jangan pergi ,,,, sebentar lagi Natal … siapa yang akan bersama saya sebagai Keluarga. Adegan Gadis Penjual Korek Api Masuk Pengisi Suara Saya gadis penjual korek api,,, saya mau menjual korek api untuk membantu ibu saya yang sedang sakit. Adakah yang mau membeli korek api saya ??? Adakah yang mau membeli korek api saya ??? Harganya murah cuma seribu rupiah saja …. Hai teman,,, mengapa kamu menangis ??? Suara menangis saya sebenar hanya boneka kayu,,, saya tidak punya siapa – siapa dunia, saya hanya berteman dengan Gepeto tuan saya tetapi karena saya nakal Gepetto telah pergi dan tak kembali lagi … suara menangis Jangan menangis … kamu tidak sendirian, kami teman – teman sekolah Minggu Sion Mambui adalah teman dan keluarga untuk kamu. Ayoo teman – teman sekolah minggu kita berteman dan menjadi keluarga dari Pinokio, pinokio kamu harus bertobat menjadi anak baik karena Yesus sudah lahir untuk kita semua Semua anak sekolah minggu bergabung ke depan Pengisi Suara Saya gadis penjual korek api, dengan korek api yang saya jula, saya akan menyalakan lilin ini untuk menjadi tanda bahwa kita semua HIDUP BERSAMA SEBAGAI KELUARGA ALLAH dan kita menjadi lilin – lilin yang bercahaya terang bagi semua Orang. Narator Saudara – saudara, Tuhan Yesus meninggalkan segala kemuliaan-Nya di surga dan lahir di kandang hina….Dia memberikan hidup dan nyawa-Nya bagi kita. Maukah kita memberikan hidup kita untuk mengasihi semua orang. Dalam kasih Kristus marilah kita hidup bersama sebagai keluarga Allah. Menyanyi lagu Di Temaram Cahaya Demikian persembahan fragmen Natal HIDUP BERSAMA SEBAGAI KELUARGA ALLAH dari Sekolah Minggu Jemaat Sion Mambui.

29RANCANGAN KHOTBAH NATAL.pdf. HOSEA MULTIMEDIA, 2018. Agus Susanto. Download Download PDF. Full PDF Package Download Full PDF Package. This Paper. A short summary of this paper. 36 Full PDFs related to this paper. Read Paper. Download Download PDF. Download Full PDF Package.
- Kumpulan Khotbah KristenKumpulan khotbah Kristen biasanya bisa berisi banyak hal, namun kali ini kita akan khusus membahas khotbah yang berisi tentang khotbah Kristen tentang pengharapan dapat sangat besar artinya bagi para jemaat yang mungkin sedang menghadapi masalah dan putus asa. Kita pasti mengharapkan yang terbaik dalam hidup kita, bahagia, diberkati, panjang umur dan banyak harapan lain yang kita inginkan. Namun kenyataannya tidaklah selalu demikian, seringkali apa yang terjadi tidak seperti yang kita kehendaki, tidak seperti yang kita Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, perharapan berarti 1 sesuatu yang dapat diharapkan, 2 keinginan supaya menjadi kenyataan, 3 orang yang diharapkan atau dipercaya. Kumpulan Khotbah Kristen mengenai Pengharapan1. Siapa bilang hidup itu mudah? Hidup penuh kesulitan, dan itu seringkali menjadi sebab terampasnya kebahagiaan dari hidup seseorang. Mereka berubah menjadi pribadi-pribadi yang kaku, dingin dan muram karena tekanan pekerjaan yang mengubah mereka hidup seperti tanpa jiwa. Sebuah sikap hati yang baik untuk ditanamkan dalam melakukan aktivitas atau pekerjaan adalah bekerja atau berusaha dengan pengharapan. Sangatlah penting bagi kita untuk tetap memiliki pengharapan dalam bekerja, bukan hanya melakukannya tanpa jiwa, tanpa target, tanpa impian dan harapan. Mengapa hal ini penting? Karena tanpa pengharapan kita tak ubahnya seperti robot yang hanya berjalan sesuai program tanpa kerinduan apapun dalam hati kita. Tidak ada gunanya memandang dengan iman jauh ke depan jika kita tidak punya pengharapan suratnya kepada jemaat, Korintus Paulus menyampaikan sesuatu yang penting mengenai pengharapan ini. Pada saat itu ia mengutip sebuah tulisan mengenai hukum Musa dalam Ulangan 254. Kata Paulus “Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik!” 1 Korintus 99a. Lalu Paulus bertanya, “Lembukah yang Allah perhatikan?” ayat 9b. Lembukah, atau itu ditulis sebenarnya untuk kita? Perhatikan ayat selanjutnya “Atau kitakah yang Ia maksudkan? Ya, untuk kitalah hal ini ditulis, yaitu pembajak harus membajak dalam pengharapan dan pengirik harus mengirik dalam pengharapan untuk memperoleh bagiannya.” ayat 10. Paulus mengingatkan bahwa kita harus membajak atau mengirik, yang maksudnya adalah bekerja dalam pengharapan. Ini merupakan sebuah pesan penting yang akan mampu membuat kita terus memiliki tujuan dalam bekerja, bukan sekedar menyambung hidup dari ke hari tanpa harapan sama sekali dalam hati kita Kenapa banyak orang yang kecewa akan pengharapannya sendiri? Karena mereka meletakkan pengharapannya di depan proses yang lain. Saat seseorang meletakkan perngharapan terlebih dahulu, maka pengharapan tersebut dapat mengecewakan, ketika kesengsaraan datang dan belum tahan uji, pengharapan membuahkan kekecewaan. Pengharapan sejati yang tidak mengecewakan adalah pengharapan yang tahan uji bahkan terhadap kesengsaraan. Sehingga apapun yang terjadi, pengharapan kita tidak pernah 14711 “Tuhan senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setiaNya.” Ketika kita berharap pada manusia, kekayaan, kekuatan, jabatan, dan sebagainya pengharapan kita dapat mengecewakan. Bahkan terkadang orang yang begitu kita percayai sekalipun dapat mengecewakan kita. Satu-satunya pengharapan yang tidak pernah mengecewakan adalah pengharapan kepada Tuhan. Apa pun yang terjadi, rancangan Tuhan bagi kita adalah rancangan damai sejahtera. Tuhan kumpulan khotbah Kristen mengenai pengharapan, seperti yang tertulis pada buku Pengharapan Orang Kristen, Rev Norman Holmes, 2021, berharaplah selalu kepada Tuhan, tekun dan tahan uji maka pengharapan kita tidak akan mengecewakan. Semoga bisa menjadi berkat untuk kita semua. DNR
Sebutantersebut kini melekat erat pada anak-anak muda yang hidup di zaman sekarang. Berbicara mengenai 'zaman now' terkait hari natal yang sebentar lagi akan kita rayakan bersama, maka Terang Poci kembali flash back ke tahun 80-90an untuk mengingat kembali bagaimana acara natal dikemas pada waktu itu.
Genre Drama Musikal Natal Estimasi Waktu 90 menit Dipentaskan di GKI Karangsaru, tgl. 25 Desember 1998 RINGKASAN CERITA Kaisar Agustus telah mengeluarkan perintah untuk mendaftar semua penduduk yang ada di wilayah kekaisarannya, dan sesuai perintah tersebut, semua orangpun kembali ke negeri asal dan tanah kelahiran mereka. Bethelem, sebuah kota kecil yang biasanya sunyi sepi, tiba-tiba berubah menjadi penuh sesak dengan pendatang dan orang asing. Tentu saja ini merupakan panen besar bagi pemilik penginapan yang ada, termasuk Hamar. Tapi bagi Hamar, keadaan seperti ini juga men-datangkan ketakutan baginya. Kekuatirannya adanya orang jahat di antara orang-orang asing itu membuat dirinya selalu cemas dan curiga, bahkan membuat dirinya juga tidak percaya dan berharap lagi kepada Tuhan.. Di pihak lain, bagi kaum pendatang, ini juga menimbulkan masalah tersendiri. Banyak dari mereka yang tidak mendapatkan penginapan, termasuk keluarga Simeon.. Untunglah mereka masih dapat tempat berteduh di kandang penginapan Hamar. Bagi mereka, terutama kedua anak mereka, apa yang mereka alami saat itu merupakan kesusahan yang tidak ada duanya dan tidak ada lagi yang dapat mereka harapkan, kecuali tidur bersama kambing / keledai malam itu dan berkamar di kandang yang beraroma khas. Disitulah mereka bertemu dengan Yusuf dan Maria yang juga tidak mendapatkan penginapan. Kelahiran Yesus dan kesaksian para gembala-lah yang kemudian membuat mereka semua menemukan sumber Pengharapan yang baru. PEMERAN Hamar Pemilik penginapan, seorang yang serakah, sekaligus orang yang selalu gelisah dan hidupnya selalu dipenuhi dengan banyak kekuatiran. Yohana Istri dari Hamar, seorang wanita yang lembut dan tenang. Dialah yang selalu memberikan kekuatan kepada suaminya dengan mengingatkannya untuk berserah kepada Tuhan. Pelayan Pelayan di penginapan Hamar, seorang yang setia dan selalu menurut kepada tuannya, polos dan lugu. Simeon Ayah dari sebuah keluarga yang tidak mendapatkan penginapan, seorang yang agak kasar dan mudah terbakar emosi. Ribkah Istri Simeon, seorang istri dan ibu yang bijaksana dan tegas dalam pendirian. Rachel Putri Simeon, seorang anak yang bawel dan cerewet, dan menuntut yang gampang dan mudah dalam hidupnya. Ruben Putra Simeon. Seperti kakaknya, dia juga ingin memiliki jalan hidup yang mudah dan gampang. Walaupun hatinya memberontak, tetapi dia tetap memilih diam dan menurut kepada orang tuanya. Yusuf Tukang kayu dari Nazareth, seorang yang tulus hatinya dan mencintai kekasihnya, serta taat kepada Allah. Maria Tunangan / istri Yusuf, seorang wanita yang lembut hatinya dan tabah di dalam menghadapi segala persoalan hidupnya. Gembala 3 orang Orang-orang yang tidak punya pengharapan dan sering dipandang rendah dan curiga oleh masyarakat, tapi justru pertamakali mendengar berita sukacita dari para malaikat. Jika anda ingin mendapatkan naskah drama ini, silahkan kirimkan email anda ke TOKOH / PELAKU Hamar Pemilik penginapan, seorang yang serakah, sekaligus orang yang selalu gelisah dan hidupnya selalu dipenuhi dengan banyak kekuatiran. Yohana Istri dari Hamar, seorang wanita yang lembut dan tenang. Dialah yang selalu memberikan kekuatan kepada suaminya dengan mengingatkannya untuk berserah kepada Tuhan. Pelayan Pelayan di penginapan Hamar, seorang yang setia dan selalu menurut kepada tuannya, polos dan lugu. Simeon Ayah dari sebuah keluarga yang tidak mendapatkan penginapan, seorang yang agak kasar dan mudah terbakar emosi. Ribkah Istri Simeon, seorang istri dan ibu yang bijaksana dan tegas dalam pendirian. Rachel Putri Simeon, seorang anak yang bawel dan cerewet, dan menuntut yang gampang dan mudah dalam hidupnya. Ruben Putra Simeon. Seperti kakaknya, dia juga ingin memiliki jalan hidup yang mudah dan gampang. Walaupun hatinya memberontak, tetapi dia tetap memilih diam dan menurut kepada orang tuanya. Yusuf Tukang kayu dari Nazareth, seorang yang tulus hatinya dan mencintai kekasihnya, serta taat kepada Allah. Maria Tunangan / istri Yusuf, seorang wanita yang lembut hatinya dan tabah di dalam menghadapi segala persoalan hidupnya. Gembala 3 orang Orang-orang yang tidak punya pengharapan dan sering dipandang rendah dan curiga oleh masyarakat, tapi justru pertamakali mendengar berita sukacita dari para malaikat. Padatahun 2015 ia mengawali kiprahnya sebagai sutradara dengan lakon “Puisi Pengharapan” karya Iverdixon Tinungki. Tahun 2019 menjadi aktor di Pentas Produksi MTH dalam lakon “Museum” karya Iverdixon Tinungki yang disutradarai Richard Juandy Salensehe.
Babak IPertengkaran GembalaDi padang Efrata yang berumput hijau, terlihat ada banyak domba yang digembalakan. Layar Menampilkan kawanan domba yang sedang merumput. Terdengar suara domba-domba yang sebuah kisah di sebuah negeri Israel. Bangsa yang tinggal dan berdiam di negeri ini adalah umat pilihan Tuhan. Mereka telah menyaksikan mukjizat dan pertolongan Tuhan, ketika Tuhan membebaskan mereka dari perbudakan di tanah empat puluh tahun bangsa Israel mengembara di padang pasir menuju tanah perjanjian. Selama itu pula Tuhan mencukupi segala kebutuhan mereka. Meski Allah sudah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan dan memberikan tanah yang berlimpah susu dan madu, tapi mereka sering memberontak kepada Tuhan. Hukuman demi hukuman, peringatan demi peringatan, teguran demi teguran, tak juga membuat mereka jera. Kira-kira duaribu tahun yang lalu, Allah membiarkan Israel dijajah dan dikuasai kerajaan Romawi. Di bawah pemerintahan Romawi, kebebasan mereka dibatasi. Mereka harus membayar pajak yang tinggi. Kegiatan mereka dimata-matai. Mereka tak boleh menentukan nasib mereka tengah kesesakan, Israel kembali berpaling dan berseru kepada Tuhan. Mereka menantikan pembebasan yang dijanjikan. Datangnya Penyelamat yang datang dengan penuh keperkasaan. Yang memimpin mereka berperang melawan penindasan. Tapi, mengapa sang Pembebas tak kunjung menjelang? Kapankah Penyelamat akan datang? Kapankah kesesakan itu 'kan terhilang? FADE INZebulon masuk dari arah kiri panggung sambil menghardik domba-domba milik orang lain supaya menjauh. Tak lama kemudian Zakaria masuk dari arah kanan panggung dengan wajah marah. 1. Zakaria Hei, Zebulon . . . .!!! Apa yang kamu lakukan?!! Mengapa kamu menghalau domba-dombaku??!! 2. Zebulon Zakaria, kamu bisa menggembala, tidak sih?!! Lihat, tuh! Domba-dombamu masuk ke dalam wilayah penggembalaanku. Makanya kuhalau saja domba-dombamu. 3. Zakaria Lho, emangnya padang rumput ini milikmu saja??!! Setiap orang bebas menggembala di sini. Siapa yang lebih dulu menggembala ada di sini, dia berhak melepas domba-dombanya di situ. Kami sudah ada di sini lebih dulu daripada kalian. Jadi kamu dan teman-temanmu itu uang sebenarnya mengganggu tempat kami. 4. Zebulon Salah, Bung! Justru kami yang berhak atas padang rumput ini. Tahu, nggak . . . Majikan kami sudah mendapat ijin untuk menggembala di sini. 5. Zakaria Ijin? Ijin apaaan? Dari jaman nenek moyang kita sampai sekarang tidak ada ijin-ijinan untuk menggembala domba. 6. Zebulon Jaman sudah berubah Bung! Sekarang ada aturan-aturan yang harus ditaati. Sekarang ini ada aturan baru. Untuk menggembala di sini harus mendapat ijin. 7. Zakaria Siapa yang membuat peraturan itu? 8. Zebulon Ya, pemerintah Romawi. Kamu punya ijin, nggak? Kalau nggak punya, giringlah domba-domba kalian dari tempat ini! 9. Zakaria Sudah kubilang, kami tidak butuh ijin-ijinan 10. Zebulon Kalau tidak punya ijin, berarti kamu adalah gembala liar 11. Zakaria Apa katamu?!!! Jangan sembarangan menuduh kami gembala liar, ya! Tarik kembali ucapanmu itu, kalau tidak . . . 12. Zebulon Kalau tidak . . .mau apa?? 13. Zakaria Kamu menantang, ya??!!! Keduanya menyanyi bersahut-sahutan saling menantang. Lagu "Ada Gerakan Roh Allah di Sini"ZakariaHai kau pengganggu di siniPergilah dari siniKe Barat ke Timur, Utara atau SelatanTerserah kemana kau pergiZebulonHai kau gembala liarKau yang harusnya pergiKamilah yang punyaIjin di tempat iniPergilah dari siniMereka bersiap berkelahi. Simeon masuk untuk melerai. 14. Simeon Berhenti . . . berhenti . . . jangan bertengkar! Itu tidak baik! Kenapa sih bertengkar? Apa tidak dapat dibicarakan baik-baik? 15. Zebulon Hei, Simeon. . . nasihati tuh temanmu supaya tidak menyerobot tempat penggembalaan kami. 16. Zakaria Enak saja. Justru Zebulon ini yang menyerobot wilayah kita. Aku sudah ngomong baik-baik dengannya, tapi dia malah mengatakan aku gembala liar. Apa tidak keterlaluan tuh! 17. Zebulon Kalau orang yang tidak punya ijin itu disebut apa? Liar, 'kan? Lha kalau memang liar, harus dibilang apa lagi? Kalau liar, ya liar. . . liar . . . liar!!! 18. Zakaria Jaga mulutmu ya!! [mulai marah] 19. Simeon [meredakan suasana] Sudah . . . .sudah. Mari kita bicarakan baik-baik. Penggunaan kekerasan tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Kekerasan hanya akan menimbulkan dendam berkepanjangan. 20. Zakaria Kalau dia tidak bisa diomongi baik-baik, ya mau pakai cara apa lagi?!! 21. Simoen Hati boleh panas, tapi kepala harus tetap dingin. Mari kita bicarakan jalan keluarnya. . . . 22. Zebulon Lihatlah . . . padang rumput ini sangat terbatas. Tempat ini tidak cukup untuk memberi makan dua kawanan domba kita. Maka satu-satunya cara maka salah satu di antara kita harus meninggalkan tempat ini. 23. Zakaria [menyahut] Betul . . . Kamu yang harus pergi dari sini 24. Zebulon Enak saja. . . kamu yang pergi! 25. Zakaria Kamu! 26. Zebulon Kamu! 27. Zakaria Kamu! Simeon menyanyiLihat betapa baik dan indahnya Saudara yang rukun bersama. 2xDisatukan dalam persatuan, la la la la la la la 2XSimeon, Zakaria dan Zebulon menyanyi bersamaOh, betapa indahnya, dan betapa eloknyaBila saudara seiman, hidup dalam kesatuan 2XBak urapan di kepala HarunYang ke janggut dan jubahnya turunSeperti embun yang dari HermonMengalir ke bukit SionKe sana tlah diperintahkan TuhanAgar berkat-berkat dicurahkanKehidupan untuk selamanyaOh betapa indahnya 28. Simeon Dengarkanlah baik-baik. Kita ini 'kan hanya menggembalakan domba-domba milik majikan kita. Iya, to? Jadi biarlah majikan-majikan kita yang menyelesaikan masalah ini. Iya to? Sekarang begini saja. Mari kita melaporkan persoalan ini kepada majikan kita masing-masing. Biarlah mereka yang memutuskan apa yang harus dilakukan. Iya to? Untuk sementara, biarlah domba-domba kita merumput bersama di sini. Setuju, nggak? 29. Zebulon [berpikir sejenak] Hmmmm. . . . baiklah, aku setuju. 30. Zakaria Aku juga setuju 31. Simeon Kalau begitu, Zebulon, melaporlah kepada majikanmu. Dan kamu, Zakaria, jagalah kawanan domba kita dan kawanan domba Zebulon. Aku juga mau melapor kepada pak Yoas, majikan kita. Zebulon keluar melalui pintu kiri, Simeon keluar lewat pintu kananFADE OUTBabak IIPemerasan Tentara RomawiLayar Suasana perkotaan. Terlihat bangunan-bangunan khas Timur Tengah. Ada orang yang berlalu lalang ambil menuntun onta dan keledai. Tiba ada tentara Romawi yang mengejar dua anak kecil. Back Sound Suasana perkotaan. Lampu layar mati FADE INSarah masuk sambil membawa baju baru yang belum selesai dijahit. Dia mencari-cari sesuatu 1. Sarah [Bicara sendirian] Aduh.... aku lupa di mana menyimpan jarum! Aku letakkan di mana, ya? Kemarin sih rasanya aku selipkan di baju ini, tapi sekarang kok tidak ada? Meski kecil, tapi benda ini sangat berjasa membantuku mencari nafkah untuk keluargaku. Aku mendapat upah dengan menjahit baju-baju benda itu sampai hilang, wah bisa gawat, nih. Aku terpaksa membeli jarum lagi. Padahal semua harga sekarang mulai naik. Bahkan harga jarum pun ikut naik. Padahal aku tidak dapat menaikkan upah jahitku. Sekarang orang-orang yang menjahitkan baju semakin berkurang. Jangankan bikin baju baru, untuk makan saja sudah susah. Jaman memang serba susah. Meski jaman sedang susah, aku tidak boleh ikut-ikutan susah karena Allah selalu menyertaiku. Tuhan selalu menghiburku. [Sarah menyanyi] Tak usah ku takut Allah besertakuTak usah ku bimbang Tuhan pliharakuTak usah ku susah Dia s'lalu hiburkuTak usah ku cemas Dia memberkatikuEl Shaddai 2X Allah Maha KuasaDia besar 2Xx El Shaddai MuliaEl Shaddai 2X Allah Maha KuasaBerkatNya melimpah El Shaddai Tiba-tiba Naftali dan Dina menerobos masuk. Mereka kelihatan ketakutan sambil mencari-cari tempat bersembunyi. Sarah menjadi heran. Dia ingin bertanya kepada kedua anaknya, tetapi tidak sempat karena ada tentara Romawi yang menerobos masuk. Sikapnya terlihat sok kuasa. 2. Yunius [Suara tegas] Mana? Dimana kedua anak itu?!! 3. Sarah [Terkejut, tapi menjawab dengan sabar dan lembut] Mari, Pak. Silakan duduk, Pak. 4. Yunius [Tidak menghiraukan Sarah] Hei Bocah! Ayo keluar!!! Aku tahu kalian bersembunyi di rumah ini!! 5. Sarah Bapak . . . Ada perlu apa Bapak bertamu ke rumah kami? Bapak ini siapa? Yunius menyanyi [Lagu "Aku seorang Kapiten"]Aku tentara RomawiMempunyai tombak panjangKalau berjalan prok . . . prok . . .prokAku tentara Romawi 6. Yunius Namaku Yunius. Aku seorang tentara Romawi. Tugasku adalah menjaga ketertiban kota. Namamu siapa? 7. Sarah Nama saya Sarah, Pak. Saya pemilik rumah ini. 8. Yunius Aku ke sini untuk mencari dua anak yang masuk ke dalam rumah ini. 9. Sarah Oh, mereka anak-anak saya, Pak. Namanya Dina dan Naftali. Apa Bapak ada perlu dengan mereka? 10. Yunius Panggil mereka ke sini!! 11. Sarah Dina! Naftali! Ke marilah, Nak! Bapak Yunius ini mencari kalian. Dina dan Naftali keluar dari persembunyiannya dengan wajah takut-takut. Dina masih memegang alat musik dan Naftali memegang batok kelapa. 12. Yunius Aku akan menangkap kedua anak ini. 13. Sarah Apa salah mereka, Pak? 14. Yunius Mereka telah mengganggu ketertiban kota. 15. Sarah [Berpaling kepada Dina dan Naftali] Apa yang telah kalian lakukan? 16. Dina Aku dan adikku hanya menyanyi-nyanyi di pasar. Orang-orang yang senang dengan nyanyian kami lalu memberi uang kepada kami . . . 17. Naftali Tiba-tiba Bapak yang galak ini akan menangkap kami. 18. Yunius Yang kalian lakukan itu namanya mengamen. Pemerintah Romawi melarang pengamenan selain karena nyanyian kalian yang asal-asalan, juga mengganggu kenyamanan pembeli di pasar. 19. Dina Tapi kami tidak pernah memaksa mereka memberi uang, kok . . . 20. Naftali Kalau mereka tidak mau memberi uang juga tidak apa-apa 21. Yunius Pokoknya kamu telah melanggar peraturan! Titik! [membentak] Kamu mau melawan pemerintah, ya?!! 22. Dina [Tertunduk takut] Tidak, pak. 23. Sarah Maafkan kedua anak kami, Pak. 24. Yunius Kamu sebagai orangtua, kok ya membiarkan mereka mencari duit. Dimana suamimu? 25. Sarah Saya janda, Pak. Suami saya sudah meninggal. 26. Yunius Meninggal karena apa? 27. Sarah Suami saya seorang nelayan. Saat mencari ikan di danau Galilea, kapalnya hancur diterjang badai. Beliau meninggal tenggelam bersama kapalnya. Sekarang kami harus bekerja keras untuk mencari makan. Saya mendapat upah dengan menerima jahitan baju dari tetangga. Simeon, anak sulung saya, mendapat upah dengan menggembala domba milik pak Yoas. Tapi saya tidak tahu kalau Dina dan Naftali juga ikut-ikutan mencari uang. 28. Dina Saya kasihan pada Ibu karena akhir-akhir ini tidak banyak mendapat pesanan jahitan baju. Makanya saya mengajak Naftali untuk mencari uang. 29. Yunius Tapi caramu itu melanggar hukum. 30. Sarah Mereka 'kan masih kecil, Pak. Mereka belum paham soal hukum. 31. Yunius Alasan itu tidak diterima. Kalau melanggar hukum yang harus ditangkap dan dihukum. Sekarang akan membawa kedua anakmu ke markas kami. 32. Sarah Tunggu dulu. . . Apa tidak ada cara lain, Pak? 33. Yunius Hmmm . . . . Bagaimana ya? Aku sebenarnya hanya menjalankan tugas dari komandan. Kalau nanti aku kembali ke markas tanpa membawa kedua anak ini . . . wah, Komandanku bisa marah besar. Kecuali . . . . [berhenti bicara] 34. Sarah [Menyahut] Kecuali apa, Pak? 35. Yunius Kecuali kalau ada sesuatu yang meredakan kemarahannya . . . 36. Sarah & Dina Apa itu? 37. Yunius Komandanku suka sekali pada daging Kebab Domba. Kalau diberi bingkisan Kebab Domba, pastilah amarahnya akan reda kembali. 38. Sarah Tapi itu 'kan barang mahal. Kami tidak punya di sini . . . 39. Yunius Gampang . . . beli saja di pasar. Supaya tidak merepotkan Ibu, biar aku yang membelika di pasar, sekalian kembali ke markas nanti. Ibu cukup menitipkan uang sebanyak 500 shekel kepadaku. 40. Sarah [terkejut]Haaaa . . . 500 shekel?!! Itu uang yang banyak sekali! 41. Yunius Ya terserah kalianlah. Kalau begitu, aku terpaksa menangkap kedua anak ini. 42. Sarah Jangan . . . jangan . . . pak. Anak saya jangan ditangkap ya, pak. Kami punya tabungan, tapi hanya 300 shekel. 43. Yunius Itu masih jauh dari cukup . . . 44. Sarah Oh ini, ada tambahan 50 shekel. Ini sebenarnya untuk membeli gandum untuk sebulan. [menyerahkan uang] 45. Yunius Wah, bagaimana ya . . . . Sebenarnya masih kurang, sih. Tapi ngomong-ngomong, di samping rumah aku melihat ada seekor kambing terikat di pohon. Saya akan membawa kambing untuk menggenapi kekurangannya. 46. Dina Tapi . . . [keberatan] 47. Sarah Nggak apa-apa Dina. Biarlah Bapak membawa kambing itu. Yunius keluar. Dina duduk bersimpuh di kaki ibunya, diikuti oleh Naftali. Lampu meredup sejenak. Layar Yunius menuntun kambing. Kambingnya berontak. Yunius berusaha keras menarik, tapi malah diseruduk. Laampu layar dimatikan, lampu panggung hidup. 48. Dina Maafkan Dina, ya Bu. . . karena telah menyusahkan Ibu. 49. Sarah Tidak apa-apa Dina. Ibu senang dan terharu karena kamu dan adikmu juga ikut terbeban pada persoalan keluarga. 50. Dina Tuhan itu nggak adil, ya Bu! 51. Sarah [Heran] Lho kamu kok bisa berkata begitu? 52. Dina Bagaimana tidak, kita yang taat pada Tuhan, hidupnya susah melulu. Tapi lihat tuh pejabat-pejabat Romawi yang tidak mengenal Tuhan. Hidup mereka sungguh enak. Hampir setiap hari mereka mengadakan pesta. Sedangkan kita, untuk cari makan sehari saja, sulitnya bukan main. Apakah itu adil namanya. 53. Sarah Sabar, Nduk! Gusti Allah ora sare. Tuhan itu tidak tidur. Raja Daud pernah berkata "Sebab bukan untuk seterusnya orang miskin dilupakan, bukan untuk selamanya hilang harapan orang sengsara." 54. Dina Oh. . . begitu. Jadi kita tidak boleh kehilangan pengharapan, ya bu? 55. Sarah Benar, Nduk. Ibu jadi ingat sebuah lagu 56. Dina Oh, ya . . . lagu apa itu? 57. Sarah Begini lagunya Sarah menyanyiJangan kamu kuatir burung di udara Dia pliharaJangan kamu kuatir bunga di padang Dia hiasiJangan kamu kuatir apa yang kau makan, minum pakaiJangan kamu kuatir Allah di Surga memeliharaDina dan Naftali menyanyiAku tidak kuatir burung di udara Dia peliharaAku tidak kuatir bunga di padang Dia hiasiAku tidak kuatir apa yang kumakan, minum pakaiAku tidak kuatir Allah di Surga memelihara 58. Dina Dina sekarang mengerti, Bu. Allah selalu memelihara dan memenuhi kebutuhan kita. 59. Sarah Benar, Nduk. Tapi ngomong-ngomong, untuk makan besok Ibu tidak memiliki uang lagi. Seluruh uang kita sudah dibawa oleh pak tentara tadi. 60. Naftali Terus bagaimana dong, Bu? Apa besok kita harus puasa. 61. Sarah Coba deh kita tanya abangmu, Simeon. Mungkin dia masih punya sedikit uang untuk membeli makanan. Sekalian kita beritahukan tentang kambing itu, kepadanya. Ayo kita susul Abangmu ke padang Efrata. Sarah, Dina dan Naftali menyusul Simeon ke padangFADE OUT Babak IIIKeluhan MajikanFADE IN[Di rumah yang besar, Yoas duduk di belakang meja. Dia terlihat serius menghitung uang dan mencatat di buku. Simeon masuk] 1. Simeon Permisi, Pak Yoas. 2. Yoas Eh, Simeon. . . mari masuk! 3. Simeon Apakah saya mengganggu? 4. Yoas Nggak apa-apa. Saya cuma menghitung-hitung saja. Ada perlu apa kamu datang kemari? Siapa yang menjaga domba-dombaku? 5. Simeon Zakaria yang menjaga domba-domba. Hmmm . . . begini pak. Ada persoalan di padang Efrata. 6. Yoas Persoalan? Persoalan apa? Apakah ada binatang buas yang menerkam dombaku? 7. Simeon Bukan, itu pak. 8. Yoas Apa ada orang yang mencuri domba-dombaku? 9. Simeon Bukan itu juga. 10. Yoas Apa ada domba yang sakit? 11. Simeon Juga bukan itu. 12. Yoas [bingung] Lalu apa, dong? 13. Simeon Begini, pak. Kami, para gembala yang menggembalakan domba-domba Bapak berebut padang rumput dengan para gembala yang menggembalakan domba-domba milik tuan Hizkia. Tadi sore, kami malah diusir oleh gembala tuan Hizkia. Katanya kami tidak punya ijin. Padahal kami 'kan sudah lebih dulu menggembala di sana. Berarti kami yang lebih berhak menggembala di sana. Iya 'kan pak? 14. Yoas [Menghela napas panjang] 15. Simeon Benar, 'kan pak? Kami punya hak menggembala di sana? 16. Yoas [Berdiam sejenak] Gembala tuan Hizkia itu benar . . . 17. Simeon [Bingung] Maksud Bapak? 18. Yoas Mereka lebih berhak menggembala di padang Efrata . . . 19. Simeon [Semakin bingung] Lho, kok bisa begitu sih Pak? 20. Yoas Begini lho Simeon. Pemerintah sekarang menetapkan peraturan baru. Mereka mengambil alih semua padang rumput yang ada di Israel ini. Kalau ada orang yang mau menggembala di sana, maka dia harus punya ijin dari pemerintah. 21. Simeon Oooo jadi yang dikatakan oleh Zebulon itu benar. Jadi kita harus punya ijin penggembalaan. 22. Yoas Tepat sekali. 23. Simeon Lalu, kenapa Bapak tidak memintakan ijin untuk kami? 24. Yoas Karena untuk mendapatkan ijin, maka kita harus membayar pajak. 25. Simeon Kenapa Bapak tidak membayar pajak? Peternak yang lain membayar juga 'kan? 26. Yoas Itulah yang sedang bikin aku pusing saat ini. Uang yang harus dibayarkan itu sangat tinggi. Setelah aku hitung-hitung, ternyata tidak seimbang dengan pendapatan yang aku dapat dari hasil ternak domba ini. Yang membuat aku semakin pusing, harga domba juga sedang jatuh . . . 27. Simeon Lho, kok bisa jatuh, pak? 28. Yoas Soalnya pemerintah Romawi membuat kebijakan baru, yaitu mendatangkan domba-domba dari negeri seberang. Padahal persediaan domba di Israel saja melimpah. Apalagi ditambah masuknya domba dari negeri seberang. Akibatnya harga domba-domba semakin anjlok. Nah, kalau pendapatanku menurun, aku tidak bisa membayar pajak untuk mendapatkan ijin itu. 29. Simeon Kalau begitu, apakah kami berpindah ke padang rumput yang lain saja, Pak? 30. Yoas Percuma saja. Kamu mau pindah kemana lagi? Sekarang ini padang rumput semakin menyempit karena dipakai untuk mendirikan benteng-benteng pertahanan tentara Romawi dan untuk membangun pasar-pasar. Sedangkan semua padang rumput yang tersisa sudah diambil alih pemerintah Romawi. Semua penggunaannya harus memakai ijin. 31. Simeon Bagaimana kalau domba-domba itu dikandangkan saja. Kita tinggal memberi makan? 32. Yoas Itu juga sudah aku pikirkan. Tapi tahu, nggak. . . sejak ongkos angkutan naik, maka harga pakan ternak juga ikut naik. Setekah dihitung-hitung, cara seperti ini malah rugi. 33. Simeon Lalu, bagaimana, dong pak? 34. Yoas Aku juga tidak tahu harus bagaimana lagi. Sekarang ini aku sedang menimbang-nimbang sebuah keputusan yang pahit . . . 35. Simeon [Cemas] Apa itu pak? 36. Yoas Aku akan menutup usaha ini. Aku akan menjual semua domba-dombaku . . . 37. Simeon Terus, bagaimana dengan nasib kami, pak? Ketrampilan kami hanyalah menggembala domba. Kalau semua domba dijual, kami harus kerja apa lagi? Bagaimana dengan nanti dengan nasib Ibu dan adik-adik saya? 38. Yoas Itulah yang membuatku merasa sedih. Sebenarnya aku juga tidak tega melakukan ini. Tapi bagaimana lagi? Sekarang cobalah kamu ikut memikirkan jalan keluarnya. Begini saja, kalau kamu punya usulan yang bagus, aku berjanji akan memberikan sepersepuluh dari domba-dombaku. Tapi kalau dalam tujuh hari ini tidak ada usulan yang bagus, aku terpaksa menutup usaha ini. 39. Simeon Baiklah, pak. Saya akan berusaha ikut memikirkannya. Saya minta permisi dulu. Saya akan kembali ke padang Efrata untuk memberitahukan hal ini pada teman-teman. 40. Yoas Oh, ya. Ini ada sedikit rejeki buatmu. Terimalah [memberi uang kepada Simeon] [Simeon pergi dari rumah pak Yoas]FADE OUTBabak IVKedatangan MalaikatFADE IN[Zakaria dan Zebulon duduk mengelilingi api unggun. Sayup-sayup terdengar suara lolongan serigala] 1. Zebulon [Gemetar] Zakaria, apakah kau mendengar suara itu? 2. Zakaria Suara apa? 3. Zebulon Itu tuh. . . suara anjing hutan. 4. Zakaria Oh, itu . . . saya mendengar sih. Tapi mereka 'kan ada di kejauhan. 5. Zebulon Iya sih, tapi bagaimana kalau mereka datang mendekat pada saat kita sedang tertidur. Lalu mereka menerkam kita . . . hiiii . . . ngeri!!! 6. Zakaria Makanya, kita membuat api unggun. Selama api ini masih menyala, anjing-anjing hutan ini takut mendekat. 7. Zebulon Tapi bagaimana dengan singa? Bagaimana kalau dia mengendap-endap di sekeliling kita, lalu tiba-tiba menerkam kita? 8. Zakaria Zebulon, Zebulon . . . Hidup dan mati kita itu ada di tangan Tuhan. Percayalah, Tuhan akan menjaga kita. Tuhan itu menjadi Gembala kita. Sama seperti kita menjaga domba-domba kita, Allah juga menjaga domba-domba kita. 9. Zebulon Ah, kamu ini ada-ada saja. Tuhan kok menjadi gembala. Masa' Tuhan disamakan dengan kita. 10. Zakaria Eeeeee . . . kamu belum pernah mendengar nyanyian raja Daud, ya? Raja Daud pernah menyanyi seperti ini, nih [Zakaria menyanyi]Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku Ia membaringkan aku, di padang yang berumput hijau Ia membimbingku, ke air yang tenang Ia menyegarkan jiwaku Ia menuntunku ke jalan yang benar Oleh karna namaNya Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman[Sarah, Dina dan Naftali masuk ke dalam panggung] 11. Zakaria Eh . . . bu Sarah. Apa kabar? Tumben menyusul kemari . . . 12. Sarah Kabar baik, nak Zakaria. Lho, ini malah ada nak Zebulon di sini, juga. 13. Zebulon Iya, bu. Ini kami sedang menggembala bersama-sama. 14. Sarah Oh, begitu. Eh, dimana Simeon? Aku ingin bertemu dengannya! 15. Zakaria Dia sedang pergi ke rumah pak Yoas, bu. Tapi sebentar lagi juga datang. Tunggu saja. 16. Zebulon Ini kok datang ramai-ramai. Dina dan Naftali juga ikut . . . 17. Sarah Itulah, nak Zebulon. Saya tidak tega meninggalkan mereka berdua di rumah. Jadi saya ajak saja mereka di sini. [Simeon masuk dengan wajah murung] 18. Zakaria Nah itu, Simeon sudah datang! 19. Simeon Ada apa, Bu? Mengapa menyusul kemari? 20. Sarah Simeon, tadi siang Dian dan Naftali ini akan ditangkap tentara Romawi karena mengamen di pasar. Supaya tidak ditangkap, Ibu terpaksa memberi uang dan kambing peliharaan kita kepada tentara itu. Sekarang Ibu tak punya uang untuk membeli makan hari esok. Apakah kamu masih menyimpan uang? 21. Simeon Ada, bu. Kebetulan aku tadi diberi uang oleh pak Yoas. Tapi setelah ini, saya tidak tahu apa saya masih bisa punya uang lagi [sedih]. 22. Sarah [Heran] Memangnya kenapa? 23. Simeon Pak Yoas akan menjual seluruh domba-dombanya. 24. Sarah Lho memangnya kenapa? 25. Simeon Di bawah pemerintah Romawi, keadaan kita semakin sulit saja. Pemerintah Romawi membuat kebijakan-kebijakan yang membuat sengsara rakyat Israel. Tentara-tentara Romawi juga bertindak kejam pada kita. 26. Sarah Yah kita harus bersabar saja, Nak. 27. Simeon Bersabar? Kita sudah cukup lama bersabar. . . sampai kapan lagi kita harus bersabar? 28. Sarah Hingga Allah memenuhi janji-Nya. 29. Simeon Janji? Janji apa? Kita sudah kenyang dengan janji-janji manis, tapi tidak semanis kenyataannya. 30. Sarah Allah selalu menepati janji-Nya. Kamu masih ingat 'kan pengajaran yang Ibu berikan? Pada jaman dulu, Allah telah membebaskan bangsa kita dari perbudakan di tanah Mesir? 31. Naftali [bersemangat] Aku ingat, Bu. Waktu itu Tuhan menuntun bangsa Israel melewati padang gurun yang gersang. 32. Dina [bersemangat]Pada siang hari, Allah mengirimkan tiang awan supaya kita tidak kepanasan. Pada malam hari Allah mengirimkan tiang berapi untuk menerangi jalan dan supaya kita tidak kedinginan. 33. Naftali [bersemangat] Supaya kita tidak kelaparan, Allah mengirimkan roti dan manna setiap hari. 34. Dina [bersemangat] Pada saat kehausan, Allah pernah mengalirkan air dari dalam batu yang keras. 35. Sarah Nah, tuh . . . anak kecil saja tahu! 36. Simeon Ya, itu 'kan cerita jaman dulu. Cerita itu sudah kunoooo . . . Tidak ada artinya pada jaman sekarang. Nyatanya, lihat saja! Dimanakah pertolongan Allah dalam keadaan yang serba susah saat ini?!!! 37. Sarah Dengar, nak . . . Tuhan berjanji akan memberikan seorang penyelamat bagi kita. Nabi Yeremia telah bernubuat begini. Dengarkan baik-baik "Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya TUHAN-keadilan kita." Sarah, Dina dan Naftali menyanyi "O Datanglah Imanuel" KJ 81 38. Simeon Alaaaaa . . . Itu 'kan cerita lama Bu. Nyatanya apa? Sudah ratusan tahun sejak nubuatan itu diucapkan, tapi sampai sekarang belum juga digenapi. Mungkin Tuhan sudah lupa pada janjinya!!! 39. Sarah Tuhan pasti menepati janji-Nya tepat pada waktunya. Waktu Tuhan, bukan waktu kita. 40. Simeon Sudahlah . . . Ibu dan adik-adik pulang saja. Kepala saya sedang pusing, nih. Saya mau istirahat sebentar. 41. Sarah Ya, sudah . . . Jaga dirimu baik-baik ya. Ibu dan adik-adikmu akan pulang. Sarah, Dina dan Naftali pulang ke rumah. Simeon membaringkan diri untuk istirahat. Zebulon dan Zakaria masih Tiba-tiba datanglah malaikat yang disertai dengan sinar yang terang. Para gembala itu menjadi takut. Malaikat menyanyi "Hai Gembala Efrata" dari Kidung Pelengkap Jemaat no. 65 42. Malaikat Jangan takut! 43. Simeon Siapakah Tuan? 44. Malaikat Aku adalah malaikat. 45. Zakaria Mengapa Tuan datang kepada kami yang hina ini? 46. Malaikat Aku akan memberitakan kabar gembira untuk seluruh bangsa 47. Zebulon Kabar apa itu? 48. Malaikat Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. 49. Simeon Bagaimana kami dapat mengetahui Juruselamat itu? 50. Malaikat Carilah seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan. Sekarang pergilah! Malaikat pergi. Terdengar suara malaikat yang bernyanyi "Gita Sorga Bergema" KJ no. 99 51. Simeon Ayo kita segera pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana! 52. Zakaria Ayo . . . . 53. Zebulon Bagaimana dengan domba-domba kita? Siapa yang akan menjaga? 54. Simeon Kita tinggal saja. Kabar ini lebih penting daripada domba-domba kita. Ayo segera berangkat! Simeon, Zebulon dan Zakaria pergi ke Betlehem sambil bernyanyi "Hai Mari Berhimpun" KJ 109Layar di kandang Betlehem ada Yusuf,Maria dan bayi Yesus. Orang Majus menyembah bayi Yesus dan menyerahkan hadiah. Disusul para gembala menyembah bayi Lagu "Malam Kudus" KJ no. 92. Lampu layar OUTBabak VPengharapan BaruFADE INDi rumah, Sarah sedang menjahit baju. Dina dan Naftali sudah tertidur. Simeon menghambur masuk. Kedua adiknya terbangun. 1. Simeon Ibu. . Ibu . . aku punya kabar gembira!!! 2. Sarah Wah . . . heboh banget. Lihat, tuh . . . kamu membangunkan adik-adikmu. 3. Simeon [terengah-engah] Yang dikatakan Ibu tadi sore memang benar. 4. Sarah [Tak mengerti] Benar apanya? 5. Simeon Itu lho, tentang janji Tuhan bahwa akan memberikan soerang Penyelamat. Janji itu sudah ditepati. 6. Sarah Maksdmu itu apa, to? 7. Simeon Bu, tadi aku baru saja didatangi malaikat Tuhan. Aku diperintahkan pergi ke Betlehem. Aku pergi ke sana dan bertemu dengan Penyelamat itu, Bu. Namanya Yesus [girang] 8. Dina Benarkah itu? 9. Simeon Benar, dik. Juruselamat itu telah datang. 10. Sarah Terpujilah Allah, pembebas Israel. Sebentar lagi kita akan dibebaskan dari penjajahan tentara Romawi. 11. Simeon Masih ada satu lagi kabar gembira . . . 12. Naftali Apa itu? 13. Simeon Waktu di Betlehem tadi, aku berkenalan dengan orang Majus yang datang dari negeri Timur. Mereka memberitahu kalau ada padang rumput di sebelah Timur negeri kita. Katanya, di sana kita bebas menggembalakan domba. 14. Naftali Apakah Abang akan menggembala domba di sana? 15. Simeon Besok aku akan melihat tempat itu. Kalau informasi itu memang benar, maka kita dapat hidup lebih baik. 16. Dina Mengapa bisa begitu, Bang? 17. Simeon Kalau aku dapat menemukan padang rumput yang baru, maka pak Yoas akan memberikan sepersepuluh domba-domba kepada kita. 18. Naftali Berarti kita dapat memiliki domba-domba sendiri? 19. Simeon Ya, betul. Nanti aku menggembala domba-domba pak Yoas dan kamu, Naftali, boleh menggembala domba-domba milik kita. 20. Naftali Asyiiiik!!! 21. Sarah [bersyukur] Tuhan memang baik. Ayo, jangan lupa kita harus mengucap syukur kepada Tuhan!! Sarah, Simeon, Dina dan Naftali bergandengan tangan dan bersama-sama menyanyi lagu "Hai Dunia Gembiralah" KJ no. 119LAYAR DITUTUP TAMAT
.
  • 91llzj7yr4.pages.dev/10
  • 91llzj7yr4.pages.dev/291
  • 91llzj7yr4.pages.dev/102
  • 91llzj7yr4.pages.dev/20
  • 91llzj7yr4.pages.dev/164
  • 91llzj7yr4.pages.dev/17
  • 91llzj7yr4.pages.dev/217
  • 91llzj7yr4.pages.dev/132
  • 91llzj7yr4.pages.dev/375
  • drama natal tentang pengharapan